KETIKA DOA BELUM TERKABUL

Dalam realitas kehidupan kebanyakan manusia saat ini, selalu menggerutu saat permintaannya tidak kunjung terkabulkan,bahkan tidak sedikit ...

Dalam realitas kehidupan kebanyakan manusia saat ini, selalu menggerutu saat permintaannya tidak kunjung terkabulkan,bahkan tidak sedikit pula bermunculan anggapan-anggapan yang bermuara pada perasangka yang negatif. Demikian juga dalam doa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,terlebih disaat ditimpa penderitaan dan kesulitan hidup yang beragam.

Namun demikian sebagai muslim yang punya kualitas keimanan yang teguh dan kokoh selalu berbaik sangka dengan apa yang dialami disetiap kesulitan dan terpaan musibah,selalu optimis penuh sabar bahwa apa yang dialaminya karena semata-mata telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila doa belum terkabul setidaknya ada dua penghalang, yaitu:
Pertama “karena terburu-buru mengharapkan perkenan-Nya’. (H.R Muttafag Alaih). Di dunia ini selalu berlangsung proses causa prima yaitu tidak ada akibat tanpa sebab (syarat),tidak ada hasil tanpa kerja keras dan tidak ada pahala tanpa amal shaleh. Demikian juga ketika doa belum terkabul karena ada persyaratan yang belum memenuhi syarat.

Ibnu Al Qayim Al-Jauziyyah mengatakan, bahwa syarat-syarat terkabulnya doa tebagi pada dua kategori berdasarkan kriteria dan waktu berdoa (awqat al ijabah), ada tiga golongan yang dijamin Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan diperkenankan doanya yaitu :

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Tiga permohonan (Doa) yang pasti diperkenankan ALLAH tanpa ditunda “Doa orang yang di dzalimi,Doa Seseorang dalam perjalanan dan Doa orang tua kepada anaknya.” (H.R. Abu Dawud).

Adapun waktu doa yang pasti di ijabah Ibnu Al Qayim Al-Jauziyyah menyebutkan enam waktu yaitu :

“Sepertiga malam, saat adzan, antara adzan dan iqamat, selesai shalat wajib, saat imam naik mimbar pada hari jumat hingga selesai, dan saat akhir waktu Asar,” (Ad Da’u Wa ad Dawa ‘ : Hal ,14).

Kedua, doa tidak terkabul karena sering berbuat maksiat, karena salah satu syarat untuk dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala,adalah harus memiliki hati yang suci bersih, karena seseorang yang berbuat maksiat pastilah hatinya terkotori sehingga sulit dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Bersabda :

“Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan satu noktah berwarna hitam. Jika dia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, hatinya akan kembali jernih. Jika dosanya itu bertambah-tambah, noktah hitam itupun turut bertambah hingga menutupi hatinya. Maka itulah karat yang disebut Allah dalam Al-Quran. “(HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Baihaqi).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menganjurkan agar umatnya banyak beristighfar memohon Ampunan Kepada-Nya. Dalam riwayat, Rasulullah beristighfar setiap hari tidak kurang daripada 70 kali,100 kali sehari, Istighfar bukan saja membersihkan dosa dan memohon Ampunan, tetapi jalan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan beristighfar kita akan merasakan diri senantiasa diperhatikan Allah dan tiada peluang melakukan sesuatu yang dilarang-Nya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Bersabda :

“Barangsiapa memperbanyak Istighfar, niscaya ALLAH menjadikan untuknya setiap kesusahan itu ada jalan keluar dan dia diberi rezeki yang datangnya tanpa diduganya”. (HR. Ahmad).

Jadi jelaslah bahwa setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan menjadi satu titik hitam di dalam hati. Jika tidak dibersihkan segera, titik hitam itu lama kelamaan menjadi bertumpuk hitam dan seterusnya akan menutup pintu hati daripada menerima cahaya kebenaran dan dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala.Berfirman :

“Kepada-Nya naik perkataan-perkataan yang baik dan amal shaleh dinaikkan-Nya.”(Q.S Fathir : 10 ).

Sebagai muslim yang punya kualiatas keimanan yang teguh, Tidak sepatutnya kita berburuk sangka’kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, justru introspeksi diri dan merenungi dengan tetap meyakini, Kemurahan dan Rahmat-Nya akan datang cepat atau lambat. Karena suka duka didalam kehidupan ini adalah ujian untuk menguji kwalitas keimanan,mengingatkan kealpaan dan akan memperoleh ganjaran pahala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala.Berfirman :

“Katakanlah “Wahai hamba-hamba-KU yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya DIA-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (Q.S. Az Zumar : 53).

Sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang selalu mengharap keridhan-Nya, janganlah berhenti berharap, karena Kemurahan-Nya membuka kita kepada harapan untuk bangkit membangun masa depan,baik di dunia terlebih mengharap kehidupan lebih baik yang kekal di akhirat.Doa merupakan simbol kerendahan dan ketidakberdayaan sebagai Hamba di hadapan-Nya,dengan demikian hatipun selalu diwarnai rasa tentram.

Para ulama mengarisbawahi bahwa syarat terkabulnya doa yaitu : Tidak terburu-buru mengharapkan perkenan-Nya,dan Yakin bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam Hadist Qudsi Allah Subhanahu wa Ta’ala.Berfirman :

“AKU bergantung prasangka seorang hamba,”(H.R.Bukhari).

Dan syarat terkabulnya doa dilakukan dengan rendah hati,dan doa tidak akan terwujud bila tanpa ikhtiar, usaha kerja keras dalam mengharapkan apa yang ada dalam doa tersebut.

Mudah-mudahan manfaat buat kita semua.Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.
Semoga Allah SWT senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Amiin...

You Might Also Like

0 Comments