Fisikawan Periksa Kembali Eksperimen Neutrino

Deteksi pertama dari neutrino Banyak ahli fisika eksperimental yang masih penasaran dengan temuan materi neutrino yang bergerak lebi...


Deteksi pertama dari neutrino


Banyak ahli fisika eksperimental yang masih penasaran dengan temuan materi neutrino yang bergerak lebih cepat daripada cahaya. Mereka ragu akan akurasi pengukuran dan perhitungan yang dilakukan kelompok peneliti pada Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA), September 2011 lalu.

Pekan lalu, peneliti OPERA mengajak seluruh fisikawan memeriksa ulang eksperimen yang menemukan partikel superluminal ini. Presiden Institut Fisika Nuklir Italia (INFN) Fernando Ferroni dalam pernyataan pers mengatakan peneliti OPERA sangat paham terhadap eksperimen yang berdampak besar pada fisika ini.

Karena itu, ujar Ferroni, seluruh alat pengukuran dan perhitungan dibuat sangat teliti. "Pancaran neutrino yang dikeluarkan CERN sangat konsisten sehingga kami yakin dengan hasil penelitian ini," katanya.

Meski berkeyakinan tinggi, INFN tetap menunggu fisikawan dari belahan dunia lain untuk mengulang seluruh kegiatan eksperimen ini. Dalam penjelasan ilmiahnya, INFN menguraikan proses eksperimen ini dalam perspektif berbeda.

Partikel neutrino yang ditembakkan dari perbatasan Prancis dan Swiss dilepaskan dalam jendela waktu 3 nanodetik (satu per miliar detik). Pelepasan neutrino ini diulang setiap 524 nanodetik, sehingga pengukuran kecepatan bisa dilakukan berulang-ulang dan lebih akurat.

Selama percobaan ini, OPERA merekam setidaknya 20 letupan neutrino. "Harapan kami, eksperimen tahun depan bisa mendeteksi lebih banyak letupan," sebut INFN dalam penjelasan ilmiahnya.

Direktur Institut Nuklir Nasional Prancis (CNRS) Jacques Martino menjelaskan, pencarian kesalahan eksperimen belum sampai pada kata usai. Ia mengingatkan masih terjadinya diskusi mendalam mengenai kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan alat pengukuran.

Salah satu kemungkinan kesalahan yang paling disoroti adalah kesalahan penyelarasan referensi waktu menggunakan satelit GPS antara CERN dan lokasi akhir di Gran Sasso, Italia. Kesalahan lain yang dikemukakan fisikawan adalah belum dimasukkannya efek relativistik yang dialami satelit GPS.

You Might Also Like

0 Comments