[Jangan Lewatkan] Puncak Hujan Meteor Orionids

S e belumnya, yakni pada tang g al 8 Oktober 2012 la lu , terjadi puncak hujan meteor Draconids yang berasal dari sisa-sisa debu komet G...

Sebelumnya, yakni pada tanggal 8 Oktober 2012 lalu, terjadi puncak hujan meteor Draconids yang berasal dari sisa-sisa debu komet Giacobini-Zinner dan nanti malam, jangan sampai lupa yaa untuk menyaksikan fenomena hujan meteor yang berasal dari komet paling tenar sejagad, yaitu komet Halley, yang mengorbit matahari setiap 76 tahun sekali, yaitu...


Hujan Meteor Orionid


Puncak hujan meteor Orionids ini akan terjadi pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 dini hari nanti.
Saat itu akan terlihat meteor-meteor bergerak sangat cepat dari satu titik dalam rasi bintang Waluku (Orion) dengan kuantitas hingga 25 buah meteor per jam. 


Rasi Orion.
Untuk menyaksikan fenomena hujan meteor Orionids ini
Bisa dengan melihat arah rasi Orion,
yaitu dari timur sampai atas kepala kita.
Dari Indonesia khususnya pulau Jawa, rasi Orion akan terbit sekitar pukul 21:00 WIB dan terbenam sekitar jam 09:00 WIB. 
Sementara Matahari terbit (yang secara otomatis mengakhiri penampakan meteor Orionids) akan terjadi sekitar jam 05:00 WIB. Karena itu selang waktu terbaik guna menyaksikan hujan meteor ini adalah antara pukul 01:00 s/d 04:00 WIB, saat posisi rasi Waluku cukup tinggi.


Meteor-meteor Orionids berasal dari remah-remah komet fenomenal, komet Halley.
Tiap kali bergerak melintasi perihelionnya, komet ini menghamburkan debu dan kerikil dalam jumlah cukup besar dan lebar di sepanjang orbitnya. Meski orbit komet Halley tidak berpotongan dengan orbit Bumi, dengan dimensi sebaran remah-remahnya yang cukup lebar dan oleh pengaruh gravitasi Bumi menyebabkan remah-remah tersebut termodifikasi dan tertarik ke Bumi menjadi meteor. 

Pemandangan hujan meteor Orionids ini dapat terlihat seperti bintang jatuh  dan hanya berlangsung secara sekilas.
Meteor Orionids bergerak dengan kecepatan yang amat tinggi, yakni 66 km/detik (237.600 km/jam) sehingga saat memasuki atmosfer Bumi memiliki kecepatan hingga 70 km/detik (252.000 km/jam).
Namun tak ada yang perlu dikhawatirkan, dengan ukuran hanya sebesar debu atau kerikil, meteor Orionids bakal lenyap sepenuhnya akibat sublimasi brutal saat menembus atmosfer di ketinggian 70 s/d 90 km dari permukaan laut.

Gambar langit saat terjadi hujan meteor Orionids
di langit McCloud, Calif dekat gunung Shastapada tahun 2011 silam.
Credit : Brad Goldpaint
Meski demikian, menarik untuk mencermati bagaimana meteor (khususnya yang berukuran besar yakni berdiameter lebih dari 10 meter) jatuh menumbuk Bumi dan turut membentuk sejarah peradaban manusia.
Salah satu kejadian yang paling dicatat adalah peristiwa Shaanxi (Cina) pada Maret s/d April 1490. Yakni tatkala serangkaian tumbukan meteor menghancurkan wilayah Ching-yang, Shaanxi (Cina) hingga menelan korban jiwa tak kurang dari 10.000 orang.

Sedikit Mengenai Komet Halley
Komet Halley
Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun. Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama Edmund Halley

Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet berperiode panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah satu-satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang, dan karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti kembali dalam rentang umur manusia.

Kemunculannya sepanjang sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17. Dan sejumlah bukti baru menunjukkan bahwa peristiwa langit yang telah disaksikan orang Yunani kuno, kemungkinan merupakan penampakan awal komet Halley. 
Dijelaskan, sebuah meteor raksasa telah menghantam Yunani antara 466 SM dan 467 SM. Komet Halley terlihat selama hampir 80 hari pada 466 SM, para peneliti menulisnya dalam jurnal kosmologi. Menurut laporan New Scientist, hingga kini, awal terlihatnya komet tersebut adalah saat mengorbit pada 240 SM, sebuah peristiwa yang dicatat oleh para astronom Tiongkok kuno

Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan akan muncul kembali pada pertengahan 2061.



Special Thank To Bapak Ma'rufin Sudibyo

You Might Also Like

21 Comments