3 TOKOH ISLAM PENGHAPAL AL-QURAN SEMENJAK KECIL

Assalamualaikum.. . Untuk seorang muslim, tidak dipungkiri lagi bahwa Al-Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Dan tidak pul...

Assalamualaikum...

Untuk seorang muslim, tidak dipungkiri lagi bahwa Al-Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Dan tidak pula diragukan manusia terbaik adalah yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya. Sedangkan ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan menghafal. Bahkan menghafal adalah syarat bagi ilmu. Maka, Al Qur’an harus dihafal sebagaimana ilmu-ilmu lainnya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menuliskan kembali kisah 3 tokoh Islam penghapal Al-Qur'an semenjak mereka kecil.

Berikut kisahnya, semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita semua...

Yang pertama adalah kisah dari :


1. IBNU MAS'UD
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil al-Hudzali. Nama julukannya "Abu Abdirahman". Ia sahabat ke-6 yang paling dahulu masuk Islam (As-sabiqunal Awwalun). Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. Dan dialah pula yang berhasil membunuh Abu Jahal di perang Badar. 

Kisah masuk Islamnya Abdullah bin Mas'ud ini diceritakan dirinya bahwa suatu ketika ia tengah menggembala kambing kepunyaan 'Uqba bin Mu'ith, kemudian Rasulullah SAW, dan Abu Bakar lewat dan berkata, 
"Wahai anak kecil! Apakah ada susu di kambing ini!" 

Ibnu Mas'ud menjawab, " Ada, tetapi ini adalah amanat (bukan kepunyaannya). 

Kemudian Rasulullah SAW kembali bertanya, 
"Apakah diantara kambing yang mandul tidak dapat memberikan anak?" 

"Ya...", jawab Ibnu Mas'ud. 

Kemudian dia memberikan kambing yang tidak bisa menghasilkan susu, kemudian Rasulullah SAW mengusap-usap perutnya dengan tangannya yang mulia dan membacakan beberapa kalimat, maka mengalirlah susu atas izin Allah Dari hewan tersebut, lalu Rasulullah SAW menampung susu tersebut dengan kedua tangannya dan meminumnya, baru kemudian diberikan kepada Abu Bakar untuk diminum. 

Ibnu Mas'ud lantas berkata, 
"Ajarkan kepada saya kalimat yang anda baca tadi...!" 

Lalu Rasulullah SAW memandangnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, dan mengusap kepalanya dan dadanya, lalu berkata : 
"Sesunnguhnya engkau adalah anak kecil yang berpendidikan", lalu beliau pergi meninggalkannya. (HR Ahmad). 

Abdullah bin Mas'Ud Sang Pemberani 
dalam suatu hadis yang panjang, pada suatu hari saat para sahabat berkumpul bersama Rasulullah SAW, mereka berkata: 
"Demi Allah, orang Quraisy nampaknya belum pernah sama sekali mendengar ayat-ayat Al-Quran diabacakan dengan terang-terangan (keras), adakah seseorang yang ingin melakukannya?" 

Maka Abdullah bin Mas'Ud pun langsung berdiri dan berkata : 
"Saya... Biarkanlah saya melakukannya karena Allah yang akan melindungiku." 

Kemudian dia pergi ke Ka'bah yaitu waktu Dhuha, lalu duduk dan mengangkat suaranya dengan lantang, dan membaca Al-Qur'an dengan lancar dan fasih. 

Orang-orang Quraisy yang mendengarnya sangat terheran dan takjub, siapakah yang berani melakukan hal demikian di sekitar kita? 
Merekapun mencari tahu dan ternyata yang melakukannya adalah Abdullah bin Mas'Ud. Apa gerangan yang dilakukan anak Ummu Abd.? 
Lalu mereka menarik Abdullah bin Mas'Ud dan memukulnya dengan pukulan yang sangat kera, namun tetap melanjutkan bacaannya hingga tambah keras pula lah pukulannya, dan beliau pun akhirnya menderita sakit yang sangat parah, hingga berhenti dari bacaannya, penduduk Mekah pun akhirnya meninggalkannya.



Lalu yang kedua adalah...



2. IBNU TAIMIYYAH 
Abul Abbas Taqiyuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah, lahir pada tanggal 22 Januari 1263 atau yang bertepatan juga dengan tangga 10 Rabiul Awwal 661 H. Beliau wafat pada tahun 1328 atau pada tanggal 20 Dzulhijjah 728 H. 
Ibnu Taimiyyah adalah seorang pemikir dan ulama Islam dari Harran, Turki. 

Ketika berusia enam tahun (pada tahun 1268), Ibnu Taimiyyah dibawa ayahnya ke Damaskus disebabkan serbuan tentara Mongol atas Irak. Di Damaskus ia belajar pada banyak guru, dan memperoleh berbagai macam ilmu. Diantaranya ilmu hitung (matematika), khat (ilmu tulis menulis Arab), nahwu, dan ushul fiqih. Ia dikaruniai kemampuan mudah hafal dan sukar lupa. Hingga dalam usia muda, ia telah hafal Al-Qur'an. Kemampuannya dalam menuntut ilmu mulai terlihat pada usia 17 tahun. Dan usia 19, ia telah memberi fatwa dalam masalah-masalah keagamaan. 

Ada satu kisah menarik ketika Ibnu Taimiyyah masih kecil, pernah ada seorang ulama besar dari Aleppo, Suriah yang sengaja datang ke Damaskus khusus untuk melihat Ibnu Taimiyyah yang kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia memberikan tes dengan cara menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu Taimiyyah mampu menghapalkannya secara cepat dan tepat. Sehingga ulama tersebut berkata : 
"Jika anak ini hidup, niscaya ia memiliki kedudukan besar, sebab belum paernah ada bocah sepertinya".


Penghapal Al-Qur'an yang Menjadi Jenderal

Sangat luar biasa, tidak hanya di lapangan ahli ilmu pengetahuan saja ia terkenal, ia juga pernah memimpin sebuah pasukan untuk melawan pasukan Mongol di Syakhab, dekat kota Damaskus. Pada thaun 1299 Masehi dan beliau mendapat kemenangan yang gemilang. Pada Februari 1313, beliau juga bertempur di kota Jerussalem dan mendapat kemenangan.



Dan yang terakhir yaitu,



3. IMAM ASY-SYAFI'I 
Abu Abdullah Muhammad bin Idris al-Shafi'i atau yang akraba dipanggil Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, 150 H/767 M, ia adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Mththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhamma SAW. 

Masa Belajar Syafi'i Kecil 
Setelah ayah Imam Syafi'i meninggal, di umur 2 tahun sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyangnya. Ia tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafi'i cepa menghapal syair, pandai bahasa Arab dan Sastra. 

Di Mekah ini, sang ibu mengirminya belajar kepada seorang guru. Sebenarnya ibunya tidak mapu untuk membiayainya, tetapi sang guru ternyata rela tidak dibayar setelah melihat kecerdasan dan kecepatannya dalam menghapal. Imam Syafi'i sendiri bercerita, "Di Alkuttab (sekolah tempat menghapal Al-Qur'an), saya melihat guru yang mengajar di situ membacakan murid-muridnya ayat Al-Qur'an, maka aku ikut menghapalnya. Sampai ketika saya menghapal semua yang dia dikte kan, dia berkata kepadaku, "Tidak halal bagiku mengambil upah sedikitpun darimu". Sehingga Syafi'i kecilpun berhasil mengahapal Al-Qur'an di usia 7 tahun. 

Di Mekah, Imam Syafi'i berguru fiqh kapada mufti di sana, Muslim bin Kahlid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberi fatwa ketika masih berusia 15 tahun. Pada umur 12 tahun beliau mampu mengahapal Muwatha' Imam Malik hanya dalam 9 malam. Perjalanan ilmunya dilanjutkan ke Yaman, Irak, dan pindah ke Mesir tahun 200 H, di sana beliau wafat sebagaia Syuhadaul Ilm di akhir bulan Rajab 204 H.




Allah SWT telah menjanjikan kelebihan kepada mereka para Hafiz dan Hafizah atau mereka para penghapal Al-Qur'an, salah satu janji-Nya adalah Allah SWT akan menempatkan mereka di Surga yang paling tinggi.


Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
"Daripada Abdullah Bin Amr Bin Al Ash ra dari nabi s.a.w, baginda bersabda; Diakhirat nanti para ahli Al Quran di perintahkan, "Bacalah dan naiklah kesyurga. Dan bacalah Al Quran dengan tartil seperti engkau membacanya dengan tartil pada waktu di dunia. Tempat tinggal mu di syurga berdasarkan ayat paling akhir yang engkau baca."

Demikian, semoga bermanfaat...

Wassalamualaikum. Wr.Wb...



Ditulis kembali dari buku:
Ensiklopedia Tokoh Islam Profil Tokoh-Tokoh Muslim Dunia.
(Herry Scipto. 2006. Hikmah, Jakarta)

Pemikiran Modern dan Post Modern Islam : Biografi Intelektual 17 Tokoh.
(Dr. Didin Saefudin. 2003. PT. Grasindo, Jakarta)

You Might Also Like

21 Comments