Apakah Luar Angkasa Itu Kosong? Ini Penjelasannya...

Assalamualaikum... Luar Angkasa... yuphh, pasti sudah sering banget ya mendengar istilah dari dua kata itu. Luar angkasa atau angk...

Assalamualaikum...


Luar Angkasa... yuphh, pasti sudah sering banget ya mendengar istilah dari dua kata itu.

Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial".

Seperti yang tertulis diatas, bahwa Luar Angkasa merupakan istilah yang merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya. Itu berarti, yang disebut dengan Luar Angkasa tidaklah benar-benar kosong seperti yang sering diduga dan dinyatakan kebanyakan orang. Lalu apa atau siapakah yang mengisi bagian Luar Angkasa tersebut?

Yukk kita bahas sama-sama...

Luar angkasa adalah ruang hampa udara atau vakum. Namun, ini tidak berarti bahwa luar angkasa benar-benar kosong. Para peneliti sejak berpuluh-puluh tahun lalu telah menemukan adanya berbagai macam hal yang memenuhi luar angkasa, seperti partikel dan gelombang yang disebut gelombang elektromagnet.


Gelombang dan partikel ini berasal dari matahari dan dari luar tata surya kita. Sinar kosmik galaksi adalah nama dari gelombang yang berasal dari luar tata surya. Sedangkan radiasi dan partikel yang dihasilkan oleh matahari dinamakan sebagai "angin surya".


Sayangnya sebagian partikel dan energi ini berbahaya bagi manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya. Atmosfer dan medan magnet bumi melindungi bumi dari partikel dan gelombang yang berbahaya ini.

Nah, sekarang jadi tahu kan...
Bahwa yang disebut dengan Luar Angkasa itu tidaklah kosong, tetapi ada yang mengisinya yaitu berupa partikel dan gelombang yang disebut gelombang elektromagnet.

Oh iya... informasi tambahan nih, Atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas lho, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa.
Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.

Batasan Menuju Angkasa
  • 4,6 km (15.000 kaki) — Dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
  • 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
  • 16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
  • 18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
  • 20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
  • 24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
  • 32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
  • 45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
  • 50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
  • 80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
  • 100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).

Angkasa Tidak Sama Dengan Orbit
Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.

Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.

Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi ke bawah pesawat.

Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.

Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.

Semoga bermanfaat,
Wassalamualaikum... Wr, Wb.



Sumber dan Referensi :

You Might Also Like

24 Comments