Buku "Dibawah Bendera Revolusi" Jilid Kedua Karya Ir. Soekarno

Assalamualaikum... Kaget , Senang dan Terharu . Itu yang saya rasakan saat saya tahu, bahwa salah satu buku yang saya koleksi terma...

Assalamualaikum...

Kaget, Senang dan Terharu.
Itu yang saya rasakan saat saya tahu, bahwa salah satu buku yang saya koleksi termasuk buku langka. Dan bahkan katanya (info dari salah seorang teman dan searching di Google) bernilai puluhan hingga ratusan juta!!!

Waww, Subhanalah...!!!
Kaget, karena saya sama sekali tidak menyangka kalau buku pemberian dari Almarhum Kakek saya itu termasuk buku langka yang di tangan para kolektor buku antik/langka saat ini, buku tersebut dihargai dengan harga jual mulai dari Rp. 5 juta hingga diatas Rp. 100 juta bahkan lebih (sesuai dengan kondisi buku dan tahun terbit). Senang, pastinya karena meskipun saya juga sangat suka dengan yang namanya buku (berbagai genre) dan meskipun saat ini saya sedang mulai berburu buku-buku langka juga, tapi... kalau harus mengeluarkan uang lebih dari Rp. 5 juta untuk membeli sebuah buku, rasanya saya belum bisa. Jadi sangat senang dan bersyukur sekali bisa memiliki buku tersebut tanpa harus membelinya. Terharu, tentu saja... karena saya menjadi salah satu pemilik buku langka tersebut. Dimana saat ini, buku tersebut juga sedang dicari-cari oleh mereka para pecinta dan kolektor buku langka. Sekali lagi, saya sangat bersyukur bisa memiliki buku itu tanpa harus bersusah payah untuk mendapatkannya seperti para kolektor buku langka diluar sana, Alhamdulillah... ^_^

Buku yang saya maksud adalah buku yang berjudul :

"Dibawah Bendera Revolusi" 
jilid kedua cetakan kedua karya sang proklamator kita, Ir. Soekarno. 




Bukunya udah tanpa kotak dan cover selimut, karena saat buku itu diberikan kepada saya, kondisi kotak dan cover selimutnya terlihat sangat memprihatinkan, hingga terpaksa kotak dan cover selimutnya itu dibuang aja... nyesel sih sekarang, hihi... 

Secara keseluruhan, buku "Di Bawah Bendera Revolusi" ini menghimpun tulisan-tulisan Bung Karno di masa penjajahan Belanda. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1959.

Menurut informasi yang saya dapat, sampai akhir tahun 1965, buku "Dibawah Bendera Revolusi" yang sudah beredar luas terdiri dari dua jilid. Nah, berhubung saya tahunya tentang jilid kedua saja dan gak tahu menahu tentang jilid kesatunya, jadi saya akan ceritakan sedikit tentang isi dari jilid keduanya saja ya...

Buku "Dibawah Bendera Revolusi" jilid kedua yang juga merupakan cetakan kedua penerbit Panitya tahun 1965 ini, terdiri dari 598 halaman, memuat 20 pidato kenegaraan Bung Karno setiap tahun dalam rangka memperingati 17 Agustus sejak tahun 1945 sampai 1964.


Ke-20 pidato Bung Karno tersebut adalah :
  1. 17 Agoestoes 1945
  2. Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!
  3. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung!
  4. Seluruh Nusantara Berdjiwa Republik!
  5. Tetaplah bersemangat Elang Radjawali!
  6. Dari Sabang sampai Merauke!
  7. Tjapailah tata-tentram, kerta rahardja
  8. Harapan dan Kenjataan
  9. Djadilah alat sedjarah!
  10. Berirama dengan kodrat
  11. Tetap terbanglah Radjawali!
  12. Berilah isi kepada hidupmu!
  13. Satu tahun ketentuan (A year of Decision)
  14. Tahun tantangan (A year of Challenge)
  15. Penemuan kembali Revolusi kita (The Rediscovery of our Revolution)
  16. "Laksana Malaekat jang menjerbu dari langit", djalannya revolusi kita!
  17. Re-So-Pim : Revolusi - Sosialisme Indonesia - Pimpinan Nasional
  18. Tahun Kemenangan
  19. Genta Suara Republik Indonesia
  20. Tahun "Vivere Pericoloso"
Dalam kata pendahuluan buku jilid kedua yang diterbitkan pada tanggal 20 Agustus 1964, ketua Panitia Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, H. Mualliff Nasution (pembantu terdekat Bung Karno), menulis antara lain sebagai berikut :

"Seiring dengan tekad bangsa Indonesia untuk mengganyang terus proyek Neo-Kolonialis "Malaysia", khusus untuk jilid kedua ini dihimpun 20 buah pidato 17 Agustus dari Presiden Soekarno, dengan maksud bukan sekadar untuk memudahkan penelitian dan peninjauan kembali jalannya Revolusi Indonesia serta bahan perbandingan kemajuan antara babak yang satu dengan lainnya, tetapi dengan maksud utama, adalah agar himpunan 20 pidato 17 Agustus ini, tetap memberi api baru - memberi dorongan dan kekuatan baru - bahkan menjadi pusaka keramat untuk menjadi bimbingan yang menyeluruh ke arah tujuan Revolusi Indonesia, yaitu terbentuknya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Himpunan 20 buah pidato 17 Agustus ini, bukan hanya sekadar untuk penghias lemari-buku dan memperkaya khasanah perpustakaan dengan sebuah buku yang bernilai dokumenter yang menjadi sumber bagi penulisan sejarah Revolusi Indonesia, tetapi adalah agar menjadi pegangan hidup yang senantiasa segar - menjadi sumber ilham yang tiada kering-keringnya - baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang, demikian pula agar menjadi bahan penelitian ilmiah bagi ahli politik, ahli sosiologi, ahli hukum dan lain sebagainya.

Karena itu, persembahan himpunan 20 buah pidato 17 Agustus ini kepada rakyat Indonesia, adalah dengan maksud agar kita semua mempunyai pegangan yang sama menggerakkan Revolusi Indonesia menuju kemenangan"

Dalam merenungkan pengalaman selama Orde Baru, bagi banyak orang pada masa itu, terasa sekali terjadi kekosongan kepemimpinan moral yang berbobot dan kekosongan guru bangsa yang bisa menjadi sumber ilham perjuangan. Dengan tetap menghormati sejumlah tokoh di berbagai bidang yang berhak untuk mendapat penghargaan dan penghormatan, maka patutlah diakui bersama bahwa Bung Karno, bagaimana pun juga, adalah pemimpin bangsa yang terbesar selama dan hingga saat ini. Ia besar bukan hanya berkat pandai berpidato atau mengobarkan semangat banyak orang, melainkan (dan, bahkan, terutama sekali) berkat kebesaran ajaran-ajarannya. Dan sebagian besar dari ajaran-ajarannya yang penting itu terhimpun dalam buku "Dibawah Bendera Revolusi".

Nah, adakah diantara yang sedang membaca tulisan ini, yang juga mempunyai buku tersebut?, kalau boleh saya sarankan... simpan baik-baik ya bukunya, karena apapun itu, termasuk buku-buku kuno/lama/antik/langka itu, apalagi yang mengandung nilai sejarah tidak bisa dihargai dengan nilai Rupiah tertentu.

Oh iya, saya lagi berusaha banget nabung buat beli buku jilid kesatunya lho... Udah ada inceran, kondisinya terlihat masih sangat mulus lho... tapi harganya agak lumayan sih... mudah-mudahan aja bisa kebeli, tapi kalau ada yang mau ngasih gratis, boleh bangeeett, hehehe...

Wassalamualaikum... Wr.Wb.

You Might Also Like

54 Comments