Book Review - Raphael karya Yuki Rustam

Assalamualaikum... Semenjak suka banget membaca, aku punya kategori tak tertulis untuk buku-buku yang pernah aku baca.  Kategori 1 :...

Assalamualaikum...

Semenjak suka banget membaca, aku punya kategori tak tertulis untuk buku-buku yang pernah aku baca. 
Kategori 1 : buku biasa-biasa saja,
kategori 2 : buku bagus,
kategori 3 : buku benar-benar bagus.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa gak ada kategori : "buku jelek". Oh no!!, Aku gak tega menyebut "jelek" pada sebuah buku. Karena menulis sebuah buku itu menurut saya yaa... susah. Dan percayalah, ketika tulisan/naskah kamu tidak diterima oleh sebuah penerbit itu rasanya, sakit. Eh kok jadi curhat sih ya... ahh jadi ingat beberapa tahun yang lalu deh... Ahh sudahlah, lupakan.

Balik lagi ke tentang kategori. Nah, novel berjudul Raphael karya Yuki Rustam ini berhasil masuk kategori ke-3 lho... Iya, buku ini berhasil mendapatkan label dari saya sebagai : "Buku Benar-Benar Bagus"

Silahkan diintip tentang buku yang satu ini,

Identitas Buku
Judul : Raphael
Penulis : Yuki Rustam
Bahasa : Indonesia
Genre : Motivasi, Religi
Desain dan ilustrasi sampul : eMTe
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-2289-11-4
Diterbitkan pertama kali : November 2012
Jumlah Halaman : 336
Jenis Cover : Soft cover
Ukuran buku : 20 x 13,5 cm
Harga : Rp. 50.000,- 

Review Cerita
Buku ini bercerita tentang  seseorang, bernama Leo. Kalau berdasarkan buku psikologi kepribadian yang pernah saya baca, Leo ini mungkin memiliki semacam gangguan kepribadian yang disebut Avoidant. Avoidant adalah istilah untuk menyebut perasaan tidak percaya diri dan sangat sensitif terhadap hal-hal yang negatif, takut dinilai, dikritik dan dipermalukan. Pokoknya Leo itu selalu berpikir pesimis dan menganggap dirinya tidak mampu menjadi seseorang yang lebih baik. Selalu minder hingga akhirnya dia selalu menghindari dari teman-teman dan keluarganya

Hingga pada suatu hari dia bertemu dengan seseorang bernama Raphael. Singkat cerita setelah bercakap-cakap basa-basi, Raphael meminta untuk ikut dan tinggal bersama Leo. Raphael mengaku sebagai malaikat pelindung Leo, utusan langsung dari Tuhan untuk membimbing dan menjaga Leo.

Tentu saja, awal-awalnya Leo tidak mempercayai perkataan Raphael yang mengaku sebagai utusan langsung dari Tuhan untuk menjaganya. Tapi kemudian Leo mempersilahkan Raphael ikut pulang dan tinggal dirumahnya. Saat itu, Leo menganggap Raphael terkena gangguan jiwa. dan Leo berniat akan mencarikan keluarganya. Jadi untuk sementara Leo memperbolehkan Raphael tinggal di rumahnya.

Namun, lama-lama Leo jadi percaya kalau Raphael adalah benar seorang malaikat. Karena selama tinggal bersama Raphael, Raphael telah mengajarkan banyak hal kepada dirinya. Leo merasa bahwa dirinya telah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Ibadah, karier di kantor dan hubungan bersama teman-teman dan keluarganya pun membaik. Kehidupan Leo nyaris menjadi sebuah kehidupan yang sempurna.

Lalu Leo berpikir dan merasa tidak perlu lagi Raphael. Tidak lagi memerlukan nasehat dan bantuan dari Raphael. Dan pada saat-saat itu pula muncul seseorang yang mengaku sebagai ahli kejiwaan, dan memberitahu Leo bahwa Raphael adalah pasiennya. Seseorang itu menyuruh Leo untuk tidak lagi mempercayai kata-kata Raphael.

Akhirnya Leo menyuruh Raphael untuk pergi dari rumahnya, dia mengatakan tidak bisa terus-terusan tinggal dengan seseorang yang mengidap gangguan jiwa. Namun, ternyata Raphael juga mengetahui tentang seseorang yang menemui Leo, dan kemudian Raphael menjelaskan bahwa seseorang yang mengaku sebagai ahli kejiwaan itu bukanlah seorang manusia. Dia adalah Iblis yang menyamar. Iblis memang sangat tidak menyukai kaum suci (malaikat) yang membantu umat manusia secara langsung, seperti yang dilakukan oleh Raphael terhadap Leo.

Leo tidak percaya dan sangat marah. Setelah Raphael pergi dan kemudian Leo menyesali perbuatannya terhadap Raphael, Leo pun berusaha mencari Raphael kemana-kemana. Kesetiap tempat yang pernah mereka kunjungi dan tempat-tempat yang menurut Leo mungkin Raphael berada di sana. Raphael tidak ada dimanapun.

Namun saat Leo merasa kesulitan, dia selalu merasa ada "sesuatu" yang selalu menyemangatinya, termasuk saat dia mengabaikan ibadah, Leo merasa Raphael selalu ada untuk mengingatkannya supaya selalu taat beribadah. Hingga akhirnya Leo kembali percaya bahwa Raphael adalah benar-benar seorang malaikat pelindungnya. dan Leo yakin, bahwa Raphael akan selalu ada disisinya... berada di dekatnya, hanya saja Raphael tidak lagi menunjukkan wujudnya secara nyata. 

Kutipan Terfavorit
"Kau tahu, bagimu, yang sejak lahir mengenal orangtuamu sudah dalam sosok dewasa, mereka tak terlihat banyak berubah. Tapi bagi orangtuamu, sosokmu berubah terlalu pesat. Pada suatu saat, kau masih bayi. Tak lama kemudian, kau merangkak, lalu berjalan. Tahu-tahu, kau puber dan mulai bertingkah. Kau yang tadinya selalu mengandalkan mereka dalam berbagai hal mulai menolak untuk dibantu. Dan tanpa disadari, kau sudah jadi lebih tinggi daripada mereka. Tak heran ibumu kewalahan. Di matanya, kau masih bayi mungil yang didekapnya saat pertama kali melihatmu. Walau kau sudah tua dan berkumis, dia tetap akan melihatmu sebagai bayi mungil tersebut. Tak ada yang salah dari itu... Janganlah marah pada orangtua, apa pun yang terjadi. Ketahuilah, tak ada orang di dunia ini yang lebih menyayangimu daripada mereka..." (halaman 216)

Selain ada banyak pelajaran kehidupan didalamnya dengan kata-kata yang "luar biasa", menurut saya, buku ini juga telah mengingatkan tentang betapa wajibnya seseorang untuk selalu menghormati kedua orangtuanya. Seperti yang tertulis pada kutipan diatas, bahwa : sesungguhnya, tidak ada orang di dunia ini yang lebih menyayangi kita daripada mereka (orangtua kita). Oh iya, satu hal lagi... buku ini juga memuat beberapa tips kesehatan yang saya yakin, sering diabaikan oleh kebanyakan orang, diantaranya yaitu tentang pentingnya sarapan dan menggosok gigi sebelum tidur.

Overall, 4/5 bintang untuk buku ini :)

Wassalamualaikum... Wr. Wb.

You Might Also Like

4 Comments