Book Review : Serial Pakar Islam - Ibnu Al-Haitsam, Pakar Optik by Sulaiman Fayyadh

"Telah kutemukan, telah kutemukan, wahai Archimedes..." Terungkaplah kemudian hukum ilmu cahaya dan optik. Orang-orang ...

"Telah kutemukan, telah kutemukan, wahai Archimedes..."

Terungkaplah kemudian hukum ilmu cahaya dan optik. Orang-orang mengira Al-Haitsam gila atas kegagalannya membuat danau buatan. Mereka belum paham apa yang sedang terjadi.


Identitas Buku
Judul : Serial Pakar Islam - Ibnu Al-Haitsam, Pakar Optik
Judul Asli : Ibnu Al-Haitsam 'Aalimu Al-Bashoriyaat
Penulis : Sulaiman Fayyadh
Penerjemah : Mustafa Mahdany
Kategori : Nonfiksi, Sains, Fisika, Matematika, Klasik
Dimensi Buku : 88 halaman, 12.5x19 cm
Penerbit : CV. Pustaka Mantiq
Paperback, Cetakan Kedua, Desember 1992
Rate : 5/5

Review
Pada salah satu buku dari serial pakar Islam yang disajikan buku ini adalah tokoh Ibnu Al-Haitsam. Ia seorang pakar Islam terkenal di bidang optik, walau semula ia dikenal sebagai arsitek. Penemuannya di bidang optik bermula ketika ia dipenjara disebuah ruang gelap yang salah satu dindingnya dilubangi guna pengawasan para penjaga. justru dari peristiwa itu ia sudah mendapat inspirasi tentang hukum ilmu cahaya.

Karena ketidakberhasilannya mewujudkan proyek danau buatan saat itu, singkat cerita, kemudian ia dianggap gila lalu ia dipenjarakan di sebuah kamar gelap.

Suatu ketika saat ia berada di dalam kamar gelapnya itu, tiba-tiba otaknya terbuka. Lubang dikamar gelap sebagai tempat mengintip dirinya itu menimbulkan suatu inspirasi dan penemuan hukum ilmu pengetahuan yang gemilang. Ia menemukan dasar-dasar ilmu cahaya dan optik. Cahaya  siang itu masuk ke lubang kamar yang gelap, membentuk berkas sinar bersama molekul debu yang mengambang. Sinar itu berbentuk kerucut yang tembus dari lubang kecil memantul ke tembok. kemudian sinar itu semakin meluas hingga membentuk bulatan lingkaran di tembok tersebut. Pada peristiwa lainnya, lubang yang merupakan jalan sinar kerucut itu memindahkan semua yang lewat menjadi terbalik. Al-Haitsam teriak kegirangan.

Setelah otaknya terbuka terhadap fenomena ilmu pengetahuan baru itu, Abu Ali mencatat seluruh gejala dengan cermat. Secara teliti kejadian itu diamatinya. Dengan berbekal ilmu matematika yang telah sangat ia kuasai, ia catat segala sesuatunya. Maka terungkaplah kamar gelap yang menjadi dasar utama fotografi, khususnya masalah optik. Ia adalah pakar yang muncul dari abad ke-11 dan penemuannya kemudian menjadi dasar ilmu [engetahuan optik yang sekarang berkembang secara pesat.

Ketika itu, Abu Ali telah mencapai usia 60 tahun lebih. usia yang demikian menggerogoti kekuatan fisiknya ini membuatnya tidak lagi mampu berbuat banyak.

Kabar sakitnya Abu Ali terengar oleh Bisyr bin Fatih, sang murid yang dulu mendapat kuliah privat darinya. Kepada Bisyr lah Al-Haitsam menunjukkan buku "Al-munadzir" atau "Ilmu Optik", yang kemudian setelah kematian Abu Ali, buku tersebut diterjemahkan bahasa Latin pada 500 tahun yang lalu. Selanjutnya, para ilmuwan barat mempelajari naskah terjemahan tersebut dan mengembangkannya lebi lanjut atas teori ilmu cahaya.

Al-Haitsam, meninggal pada tahun 350 H bertepatan dengan tahun 965 Masehi. Namun nama dan temuan-temuannya abadi hingga kini.

You Might Also Like

0 Comments