Book Review : Serial Pakar Islam - Jabir Ibnu Hayyan, Pakar Kimia by Sulaiman Fayyadh

E. J. Holmyard, salah seorang tokoh ilmuwan kimia Eropa, : "Aku belum pernah melihat buku-buku yang lebih populer di abad pertengah...

E. J. Holmyard, salah seorang tokoh ilmuwan kimia Eropa, :
"Aku belum pernah melihat buku-buku yang lebih populer di abad pertengahan, seperti buku-buku Jabir"

Sejarah telah menjadi saksi, bahwa Islam pernah mengalami masa keemasan yang gemilang. Zaman kejayaan tersebut, salah satunya ditandai  dengan menyuburnya berbagai kajian ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga pada masa itu, dari kalangan umat Islam banyak lahir para pakar, cerdik cendikia yang ahli dalam beragam ilmu pengetahuan. 

Salah satunya adalah Jabir Ibnu Hayyan. Ia seorang ahli kimia. Dan ia juga yang menjadi peletak dasar dari berbagai teori ilmu kimia yang kini berkembang.


Identitas Buku
Judul : Serial Pakar Islam - Jabir Ibnu Hayyan, Pakar Kimia
Judul Asli : Jabir Ibnu Hayyan, Abul Kimiyaa
Penulis : Sulaiman Fayyadh
Bahasa : Indonesia
Penerjemah : Mustafa Mahdamy
Dimensi Buku : 100 Halaman, 12,5 x 19 cm
Penerbit : CV. Pustaka Mantiq
Paperback, Pertama kali terbit di Indonesia Mei 1992
Rate : 5/5

Ilmu Islam telah membimbing dunia berabad-abaad lamanya sebelum bangsa Barat mencuatkannya secara gemeerlap. Dapat dikatakan bahwa Islam adalah pelahir dan perintis ilmu pengetahuan modern. Inspirasi yang membuat umat Islam begitu getol mempelajari gejala-gejala alam adalah karena pernyataan-pernyataan Al-Qur'an, kitab suci agama Islam. Banyak diungkap didalamnya tentang fenomena alam, rahasia dan misterinya, juga perintah-perintahnya kepada umat manusia untuk mempelajari dan memanfaatkan semua potensi alam tersebut.

Hal itu pulalah yang membuat Jabir menjadi penasaran, sehingga ia memburu terus mencari jawab atas misteri-misteri yang dilontarkan alam. Ia memikirkan tambang, batu-batuan, unsur-unsur kimia, zat-zat dan semua yang terkait dengan semua itu. Kemudian didirikanlah laboratorium pribadi untuk mengadakan percobaan-percobaan. Dialah perintis tentang ilmu penguapan (evaporation), penyaringan (filtration), pencarian (melting), pengkristalan (crystalitation) dan penghalusan. Dia pulalah yang memberikan bahasa-bahasa Kimia pada seluruh ilmu Eropa dengan bahasa Latin.

Lima abad setelah Jabir meninggal dunia, bangsa Eropa mulai menerjemahkan karya-karya Jabir ke dalam bahasa Latin. Beberapa buku karyanya yang terkenal, antara lain : Al Khalish (Murni), Al-Istitmaam (Kelengkapan), Al-Istiifaa (Pengobatan), dan Al-Takliis (Pengapuran)

Kemudian dari bahasa Latin dan bahasa Arab, buku-buku Jabir diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa lainnya, dan menjadi peletak dasar perkembangan ilmu kimia di Eropa. Perkembangan ini berlangsung sampai akhir abad ke-18 Masehi. Pendapat-pendapat dan teori Jabir, banyak mempengaruhi kurikulum dan teori pendidikan kimia di Eropa. Buah pemikiran yang dituliskan Jabir ke dalam buku-bukunya itupun, banyak diakui dan diibaratkan sebagai benih bagi siapa saja yang hendak menanamnya atau juga siapa saja yang ingin memakan buahnya. dengan demikian benih yang ditaburkan jabir tersebut menyebar keseluruh dunia.

Jabir banyak mendapat pengakuan dari para ahli kimia generasi berikutnya. Banyak juga para ahli yang kemudian menuliskan buku tentangnya. Menurut Paul Krauss dan Holmyard, Jabir telah berhasil merangkum warisan ilmu kimia dari Timur dan Yunani dalam eksperimen-eksperimen yang sistematis.

Kecemelangan otak Jabir telah menuntunnya untuk lebih mengutamakan percobaan-percobaan di laboraorium, daripada sekedar  berimajinasi tentang ilmu. Dengan demikian, teori-teori ilmu kimia yang dihasilkan Jabir lebih konkret (nyata) dan bisa dibuktikan. Dari hasil percobaan-percobaan dan penelitian-penelitiannya itu, wajarlah apabila Jabir menddapatkan julukan kehormatan sebagai "Pendiri Ilmu Kimia yang Paling Utama", mengingat bahwa semua hasil karya Jabir yang cemerlang itu, bisa dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan akal sehat. Namun sayang, nama Jabir Ibnu Hayyan kini nyaris redup dan hampir tidak lagi menjadi kebanggaan Umat Islam.

You Might Also Like

0 Comments