Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak  semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang...

Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Sumber gambar : lapan.go.id
Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Sebuah Gerhana Matahari dikatakan sebagai Gerhana Matahari Total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

Animasi Gerhana Matahari Total 29 Maret 2006
Sumber/Credit : Astro Surf/Pedro Re
Peta Lintasan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Pada gambar dibawah ini, ditampilkan Peta Lintasan Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016.

Peta lintasan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di dunia
Sumber gambar : lapan.go.id
 

Sebagaimana terlihat pada peta diatas, GMT 9 Maret 2016 dapat diamati di Asia bagian Selatan, Asia bagian Timur, Asia bagian Tenggara, Australia bagian Utara, Samudra Pasifik, dan sedikit daerah Amerika bagian Utara. Daerah yang akan terlewati jalur totalitas, yang ditandai dengan dua buah garis merah yang berdekatan, adalah Indonesia dan Samudra Pasifik.

Sedangkan untuk jalur totalitas GMT 9 Maret 2016 yang melewati Indonesia dapat lebih jelas dilihat pada gambar berikut :

Peta lintasan Gerhana Matahari 9 Maret 2016 di Indonesia
Sumber gambar : lapan.go.id
Gambar peta diatas merupakan bentuk peta magnitudo gerhana, yaitu perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai oleh Bulan dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. Jika magnitudo gerhananya 1 atau lebih dari 1, Matahari tergerhanai total. Namun, jika magnitudonya kurang dari 1, Matahari tergerhanai sebagian. Titik sentral gerhana yang menandakan segarisnya titik pusat Matahari, Bulan dan Bumi ditandai dengan garis berwarna biru.

Sebagaimana terlihat pada gambar peta diatas, jalur totalitas gerhana ini akan melewati 12 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Jambi bagian Selatan, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Adapun daerah lainnya akan mengamati GMT 9 Maret 2016 berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana tertentu, sebagaimana dapat dilihat pada gambar diatas.

Ilustrasi proses Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 
Pada gambar dibawah ini, ditampilkan ilustrasi proses GMT 9 Maret 2016 di daerah yang mengalami totalitas.

Ilustrasi proses terjadinya GMT 9 Maret 2016
sumber gambar : lapan.go.id
Gerhana dimulai saat Kontak Pertama terjadi, yaitu ketika piringan Bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran putih dengan garis putus-putus, mulai menutupi piringan Matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning. Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya Bulan mulai menutupi seluruh piringan Matahari. Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut Kontak Kedua dan akan berakhir saat Bulan terakhir kali menutupi seluruh piringan Matahari, yaitu saat Kontak Ketiga. 

Waktu dari Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga tersebut disebut sebagai Durasi Totalitas atau Fase Totalitas, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Sebagai contoh lama durasi totalitas terlama pada GMT 9 Maret 2016 ini di Indonesia adalah di Maba, Maluku Utara, yaitu 3 menit 19,5 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 1,019. Adapun lama fase totalitas dan magnitudo gerhana di kota-kota lainnya kurang dari waktu tersebut.

Pada saat fase totalitas tersebut, kecerlangan langit di lokasi-lokasi yang terlewati jalur totalitas tersebut akan meredup, hingga seperti saat fajar atau senja. Puncak keredupannya adalah saat terjadinya Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase totalitas ini. Pada saat puncak gerhana terjadi, akan tampak cahaya redup di sekitar Matahari, yang disebut sebagai korona atau mahkota Matahari.

Setelah Kontak Ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Keempat. Lama waktu dari Kontak Pertama hingga Kontak Keempat disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Jayapura, Papua, yaitu selama 2 jam 55 menit 3,0 detik.

Ilustrasi proses gerhana matahari yang teramati dari kota-kota yang tidak mengalami fase totalitas ditampilkan pada gambar berikut :

Ilustrasi Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian. Bagian kiri untuk daerah di sebelah Utara jalur totalitas. Bagian kanan untuk daerah di sebelah Selatan jalur totalitas.
Sumber gambar : lapan.go.id
Sebagaimana terlihat, Kontak kedua dan kontak ketiga tidak akan ada pada gerhana yang teramati di kota-kota tersebut, mengingat gerhana yang teramati bukanlah Gerhana Matahari Total, namun berupa Gerhana Matahari Sebagian.

Di daerah sebelah Utara jalur totalitas, Matahari yang tergerhanai adalah pada bagian sebelah kanan dari arah pandang pengamat. Sementara di daerah sebelah Selatan jalur totalitas, Matahari yang tergerhanai adalah bagian sebelah kiri dari arah pandang pengamat. Pada saat puncak gerhana, besaran piringan Matahari yang tergerhanai bergantung pada magnitudo gerhana. Ilustrasi ini ditampilkan pada gambar berikut.

Ilustrasi magnitudo gerhana dan piringan Matahari yang tergerhanai saat puncak gerhana.
Sumber gambar : lapan.go.id
Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas adalah untuk wilayah di sebelah Utara jalur totalitas. Adapun untuk wilayah di sebelah Selatan jalur Totalitas, ilustrasinya adalah pencerminan diatas, sebagaimana ilustrasi puncak gerhana yang ditampilkan pada gambar ilustrasi sebelumnya. 

Waktu Kejadian Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Waktu-waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Peta waktu kontak awal atau Kontak Pertama GMT 9 Maret 2016 di Indonesia ditampilkan pada gambar berikut :

Waktu kontak awal saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia
Sumber gambar : lapan.go.id
Secara umum, GMT 9 Maret 2016 akan dimulai pada pukul 06:19:18 WIB di sebelah Selatan Bengkulu. Sementara di Indonesia waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Kotaagung, Lampung, yaitu terjadi pada pukul 06:19:41,0 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Waris, Papua yang terjadi pada pukul 08:53:44,1 WIT. 

Demikian juga waktu saat Puncak Gerhana yang akan berbeda-beda di setiap daerah. Seperti yang ditampilkan pada gambar berikut :

Waktu puncak gerhana saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia
Sumber gambar : lapan.go.id
Di Indonesia, daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah kota Bengkulu, yang terjadi pada pukul 07:19:49,7 WIB. Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Jayapura pada pukul 10:17:40,8 WIT. 

Sementara itu, waktu kontak terakhir atau Kontak Keempat paling awal akan terjadi di Sinabang, Aceh yang terjadi pada pukul 08:24:46,1 WIB. Adapun waktu kontak terakhir paling akhir akan terjadi di Jayapura, Papua pada pukul 11:48:46,6 WIT. Peta waktu kontak terakhir ini ditampilkan pada gambar berikut ini :

Waktu kontak akhir saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia
Sumber gambar : lapan.go.id
Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros tertentu.

Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMT 9 Maret 2016 adalah anggota ke 52 dari 73 anggota pada Siklus Saros ke 130.

Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 ini adalah GMT yang terjadi pada 26 Ferbruari 1998. Adapun Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 tersebut adalah GMT yang terjadi pada 20 Maret 2034.

Meskipun peristiwa GMT di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu. GMT sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melewati Jawa, Sulawesi, dan Papua juga GMT pada 18 Maret 1988 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.

Adapun GMT yang akan kembali dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 20 April 2023 yang jalur totalitasnya melewati Papua dan GMT pada 20 April 2042 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.

Ketampakan Gerhana Matahari 9 Maret 2016
Berikut adalah skema gambar ketampakan gerhana matahari 9 Maret 2016. Baris atas untuk wilayah di sebelah Utara jalur GMT (Gerhana Matahari Total), seperti Medan, Pontianak, dan Manado. Baris tengah untuk wilayah jalur GMT, seperti Palembang, Palangkaraya, Palu, dan Ternate. Baris bawah untuk wilayah di sebelah Selatan jalur GMT, seperti Lampung, Jakarta, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, dan Jayapura.


Gerhana akan tampak di langit Timur. Saat matahari mulai meninggi, bulan mulai menutup bagian atas matahari. Semakin matahari meninggi, bulan semakin turun menutup piringan matahari. Pada saat puncak gerhana, untuk jalur GMT akan tampak korona matahari, sedangkan untuk wilayah lain Indonesia akan tampak "matahari sabit" tegak. Kemudian, seiring meningginya matahari bulan makin turun. Akhirnya bulan akan meninggalkan matahari dari sisi bawah piringan matahari.

Demikian informasi terkait peristiwa Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016. Semoga bermanfaat. Informasi lengkap mengenai keteramatan GMT 9 Maret 2016 di berbagai wilayah di Indonesia bisa diunduh langsung dari situs LAPAN.

You Might Also Like

0 Comments