Astronomy
NASA Ciptakan Menu Makanan Untuk Rencana Misi ke Mars Pada 2030-an
July 23, 2012
Tersembunyi di labirin lorong, jauh di dalam sebuah bangunan era 1960-an
yang sudah menjadi tempat penelitian sejak tahun-tahun awal perjalanan
ruang angkasa AS, sekelompok ilmuwan berjubah putih mengaduk, mencampur,
mengukur, menyikat dan yang paling penting, mencicipi hasil masakan
mereka.
Misi mereka: Menciptakan menu untuk perjalanan yang direncanakan ke Mars pada 2030-an.
Menu
ini harus menyediakan cukup makanan untuk sekelompok astronot yang
terdiri dari enam sampai delapan orang, memenuhi standar kesehatan,
serta menawarkan keragaman makanan saat berada di luar angkasa.
Itu
bukan hal sederhana mengingat bahwa mungkin akan butuh enam bulan untuk
sampai ke Mars. Astronot harus tinggal di sana 18 bulan dan kemudian
akan menghabiskan enam bulan lagi untuk kembali ke Bumi. Bayangkan harus
berbelanja pasokan buat satu keluarga sekaligus untuk makan cukup
selama jangka waktu tersebut.
"Mars berbeda karena begitu jauh,"
kata Maya Cooper, ilmuwan senior Lockheed Martin yang memimpin upaya
untuk menciptakan menu tersebut. "Kita tidak bisa mengirim kendaraan
setiap enam bulan dan mengirim pasokan makanan seperti yang kita lakukan
untuk Stasiun Antariksa Internasional."
Astronot
yang melakukan perjalanan ke stasiun ruang angkasa disediakan berbagai
macam makanan, sekitar 100 atau lebih pilihan berbeda. Tapi itu semua
telah disiapkan sebelumnya dan dibekukan untuk bertahan minimal dua
tahun.
Para astronot ini membentuk sebuah panel untuk mencicipi
makanan dan menyetujuinya sebelum berangkat, namun kurangnya gravitasi
berakibat pada indera bau dan perasa yang terganggu. Jadi makanan pun
terasa hambar.
Meski begitu, di Mars ada sedikit gravitasi,
sehingga NASA mempertimbangkan perubahan signifikan terhadap menu luar
angkasa saat ini. Di situlah tim Cooper diperbantukan. Perjalanan ke
Mars membuka kemungkinan bahwa astronot bisa melakukan hal seperti
memotong sayuran dan memasak sendiri. Meskipun tingkat tekanan berbeda
dengan Bumi, para ilmuwan menganggap mereka mungkin akan bisa merebus
air dengan pemanas.
Salah satu pilihan yang dipertimbangkan
Cooper dan stafnya di Johnson Space Center di Houston adalah agar
astronot memiliki "rumah kaca." Mereka akan disediakan berbagai
buah-buahan dan sayuran - dari wortel sampai paprika - dalam larutan
hidroponik, yang berarti buah dan sayur tersebut akan ditanam di air
yang mengikat mineral dan bukan tanah.
Para astronot akan
merawat kebun mereka dan kemudian menggunakan bahan-bahan tersebut,
dikombinasikan dengan bahan lainnya, seperti kacang-kacangan dan
rempah-rempah yang dibawa dari Bumi, untuk mengolah makanan.
"Menu
itu menguntungkan karena memungkinkan para astronot untuk benar-benar
memiliki tanaman hidup yang tumbuh, Anda mendapatkan nutrisi optimal
dengan buah-buahan dan sayuran segar. Pilihan ini benar-benar
memungkinkan mereka untuk memiliki kebebasan memilih saat memasak menu
karena tidak dalam bentuk menu instan, "kata Cooper.
Prioritas
utama adalah untuk memastikan bahwa para astronot mendapatkan nutrisi,
kalori dan mineral dalam jumlah yang tepat untuk menjaga kesehatan fisik
dan mendukung kinerja mereka untuk misi ini, ujar Cooper.
Menu
juga harus menjamin kesehatan psikologis para astronot, Cooper
menjelaskan. Ia mencatat penelitian yang telah menunjukkan bahwa dengan
makan makanan tertentu - seperti roti daging dan kentang tumbuk atau
kalkun pada perayaan Thanksgiving - akan meningkatkan suasana hati orang
dan memberi mereka kepuasan.
Bahwa "makanan yang mengingatkan
pada rumah" akan menjadi kunci bagi astronot pada misi Mars, dan saat
ini terdapat dua studi akademik untuk mencari lebih lanjut hubungan
antara suasana hati dan makanan. Kekurangan vitamin atau mineral
tertentu juga dapat membahayakan otak, katanya.
Jerry
Linenger, seorang pensiunan astronot yang menghabiskan 132 hari di
stasiun ruang angkasa Mir Rusia pada 1997, mengatakan makanan penting
bagi semangat juang dan makan makanan yang sama selama berhari-hari
sangatlah tidak enak.
"Anda hanya ingin sesuatu yang berbeda.
Saya tidak peduli apakah itu sesuatu yang saya tidak mau makan sama
sekali ketika di Bumi. Jika itu berbeda, saya akan memakannya," kata
Linenger, mengingat sambil tertawa bagaimana dia bahkan akan minum
sebuah ramuan susu asam Rusia untuk sarapan atau minum borscht karena
cuma itu makanan berbeda yang ada.
Tim Cooper telah menghasilkam
sekitar 100 resep, semuanya menu vegetarian karena para astronot tidak
akan disediakan produk daging atau susu. Tidak mungkin untuk mengawetkan
produk tersebut cukup lama hingga sampai ke Mars.
Untuk
memastikan diet vegetarian menyediakan jumlah protein yang tepat, para
peneliti sedang merancang berbagai hidangan, antara lain tahu dan
kacang-kacangan, termasuk pizza Thailand yang tidak menggunakan keju
namun hanya dengan topping wortel, paprika merah, jamur, daun bawang,
kacang tanah dan saus buatan sendiri yang cukup pedas.
Untuk
menjaga menu ini, dan mempergunakan sebaik-baiknya hasil penelitian
tentang ketahanan pangan di Mars, Cooper mengatakan NASA mungkin akan
memilih satu astronot yang semata-mata didedikasikan untuk menyiapkan
makanan.
Namun, karena masih belum jelas berapa banyak waktu yang
akan dihabiskan perencana misi tentang persiapan makanan, Cooper juga
menciptakan menu alternatif siap makan, mirip dengan apa yang dilakukan
untuk kru yang melakukan tugas selama enam bulan di Stasiun Luar Angkasa
Internasional.
Untuk opsi ini, makanan harus memiliki lemari
penyimpanan selama lima tahun dibandingkan dengan yang sudah tersedia
sekarang, yaitu dua tahun. NASA, Departemen Pertahanan dan berbagai
instansi lain meneliti cara untuk memungkinkan hal tersebut, kata
Cooper.
Yang ideal adalah dengan menggabungkan kedua pilihan tersebut.
"Sehingga mereka akan mendapatkan tanaman segar dan beberapa makanan yang akan kita kirim dari Bumi," kata Cooper.
Salah
satu kendala terbesar, pada saat ini, mungkin adalah keterbatasan
anggaran. Proposal anggaran Presiden Barack Obama pada Februari
membatalkan misi robot bersama AS-Eropa ke Mars pada 2016, dan sisa dari
anggaran NASA lainnya juga telah dipotong.
Pada saat ini,
Michele Perchonok, ilmuwan proyek teknologi makanan di NASA, mengatakan
sekitar 1 juta dolar Amerika rata-rata dihabiskan setiap tahun untuk
meneliti dan menciptakan menu Mars. Anggaran keseluruhan NASA pada 2012
lebih dari 17 miliar dolar Amerika.
Dia berharap dengan semakin
mendekatnya misi - sekitar 10 sampai 15 tahun sebelum peluncuran -
anggaran akan meningkat, memungkinkan untuk penelitian yang lebih
mendalam dan konklusif.
Misi ini penting karena akan memberikan
para ilmuwan kesempatan untuk melakukan penelitian unik apapun, mulai
dari mencari bentuk kehidupan lain dan asal-usul kehidupan di Bumi
hingga efek gravitasi parsial pada pengeroposan tulang. Ini juga akan
memungkinkan para ilmuwan makanan memeriksa pertanyaan berkesinambungan.
"Bagaimana kita mendukung para kru, 100 persen mendaur ulang segala
sesuatu dalam dua setengah tahun?" ujar Perchonok.
Tapi hal pertama yang harus diatasi: Semua ini tidak akan terwujud tanpa makanan.
0 Comments