Widiani's Diary
Sujud Syukur and the Sarjana Baru
September 11, 2013
Assalamualaikum...
Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari apa yaa...? Lupa. Pokoknya di akhir bulan Agustus kemarin, adik laki-laki saya satu-satunya melaksanakan sidang skripsinya dan Alhamdulillah lulus dengan IPK yang yaa Alhamdulillah... memuaskan kok, hehehe... Pokoknya dia lulus, keluarga seneeeng banget... Finally, dia udah jadi Sarjana sekarang, tinggal disahkan saja dalam prosesi wisudaan nanti.
my cute brother |
Ingin sedikit berbagi cerita ketika dia memberi kabar via telepon ke ibu saya bahwa sidang skripsinya lancar dan dinyatakan lulus oleh dosen pengujinya. Saat itu menjelang sholat maghrib, kami (bapak, ibu, kakak, kakak ipar, keponakan, saya dan nenek saya) dirumah, selesai mengambil wudhu, ibu saya sudah memakai mukenanya. Masih ingat banget ketika ibu saya berbicara di telepon dengan adik saya :
Ibu saya : "Gimana, nak... sidangnya?"
Adik saya : "@#%^*($$@^*#%@..." (gak kedengeran ngomong apa karena ditelepon, jadi saya gak bisa denger :P)
Ibu saya : "Alhamdulillah...."
"Gimana...??" tanya bapak saya yang seperti sudah gak sabaran banget ingin tahu, "Alhamdulillah, Pak... lulus" jawab ibu saya. "Alhamdulillah..." kata bapak saya yang sudah berdiri di atas sajadah mau melaksanakan sholat Maghrib. Sambil menyimpan handphone nya diatas meja, ibuku berkata "ibu juga mau sholat dulu, sekalian mau bersujud syukur..."
Mendengar ibuku akan melaksanakan sujud syukur, gak tahu kenapa hati saya agak terenyuh... Dan hanya bisa berkata dalam hati, "Alhamdulillah... Terima kasih ya Allah". Iya karena dengan kabar kelulusan adik saya dalam sidang skripsinya, berarti sudah menghapus kekhawatiran kedua orang tua saya.
he is with his motor rover-nya |
Selama ini kedua orang tua saya nampak suka terlihat (meskipun tidak menampakkannya secara jelas) khawatir. Khawatir adik bungsu ku itu tidak lulus kuliah dan tidak menjadi sarjana, ckckckk...
Kenapa begitu? Karenaaa... di pertengahan kuliahnya, mungkin sekitar semestar 4 atau 5 gitu deh, dia lagi gila-gilaan banget menggeluti hobi balapan motor yang gak jelas (tapi kalau gila motornya sampai sekarang juga masih -_-, cowok emang kayak gitu kali yaa, kadang motornya dibagus-bagusian, kadang dibongkar-bongkar), terus di tahun-tahun akhir kuliah kemarin dia juga suka banget bilang pengen berhenti kuliah dan pengen pindah kampus, terutama tuh yaa saat dia putus sama pacarnya, yang udah dia pacarin mungkin sekitar tiga tahun lebih, ahahahaa... depresi banget tuh kayaknya dia, ckckk... sampe sigitunya sih diputusin doang... Tapi sekarang Alhamdulillah, tabiatnya udah membaik dan sholeh, hehe... We love you banget deh pokoknya :)
Kenapa begitu? Karenaaa... di pertengahan kuliahnya, mungkin sekitar semestar 4 atau 5 gitu deh, dia lagi gila-gilaan banget menggeluti hobi balapan motor yang gak jelas (tapi kalau gila motornya sampai sekarang juga masih -_-, cowok emang kayak gitu kali yaa, kadang motornya dibagus-bagusian, kadang dibongkar-bongkar), terus di tahun-tahun akhir kuliah kemarin dia juga suka banget bilang pengen berhenti kuliah dan pengen pindah kampus, terutama tuh yaa saat dia putus sama pacarnya, yang udah dia pacarin mungkin sekitar tiga tahun lebih, ahahahaa... depresi banget tuh kayaknya dia, ckckk... sampe sigitunya sih diputusin doang... Tapi sekarang Alhamdulillah, tabiatnya udah membaik dan sholeh, hehe... We love you banget deh pokoknya :)
Oh iya, ngomong-ngomong tentang sujud Syukur seperti yang dilakukan oleh ibuku itu, mungkin sebenarnya semua orang juga udah tahu ya... Sujud Syukur itu artinya sujud terima kasih kepada Allah SWT. Dilakukan saat kita mendapat kebahagiaan.
Sujud syukur dapat dilakukan dimana saja bahkan tanpa wudu' terlebih dahulu. Sujud syukur tidak disyaratkan menghadap kiblat, juga tidak
disyaratkan dalam keadaan suci karena sujud syukur bukanlah shalat.
Namun hal-hal tadi hanyalah disunnahkan saja dan bukan syarat. Demikian
pendapat yang dianut oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah yang menyelisihi pendapat ulama madzhab.
Adapun mengenai tata cara melaksanakan sujud Syukur adalah seperti sujud tilawah. Yaitu dengan sekali sujud.
Ketika akan sujud hendaklah dalam keadaan suci, menghadap kiblat, lalu
bertakbir, kemudian melakukan sekali sujud. Saat sujud, bacaan yang
dibaca adalah seperti bacaan ketika sujud dalam shalat. yaitu subhaana rabbiyal a’laaa ("Maha suci Tuhanku Yang Maha Tinggi" - HR. Tirmidzi)). Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah tentang Tata cara sujud syukur, baik gerakan maupun hukum, dan syaratnya sama seperti sujud tilawah.” (Al-Mughni, 2:372).
Beliau juga menjelaskan tentang sujud tilawah, “Bacaan sujud tilawah sama dengan bacaan sujud dalam shalat.” (Al-Mughni, 2:362). Kemudian setelah
itu bertakbir kembali dan mengangkat kepala. Setelah sujud tidak ada
salam dan tidak ada tasyahud.
Dalil disyari’atkannya sujud syukur adalah,
Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
yaitu ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan
berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud no. 2774. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Juga dari hadits Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang
diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di mana ketika diberitahu bahwa taubat
Ka’ab diterima, beliau pun tersungkur untuk bersujud (yaitu sujud
syukur).
Sedangkan mengenai hukumnya, Sujud syukur itu disunnahkan ketika ada sebabnya. Inilah pendapat ulama Syafi’iyah dan Hambali.
Jadi, ketika mendapatkan nikmat atau ketika selamat dari bencana, hendaklah kita melaksanakan sujud syukur. Karena dengan bersyukur, Insya Allah nikmat yang kita dapatpun akan bertambah. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)
Wassalamualaikum... Wr.Wb.
24 Comments