Widiani's Diary
Untuk Ayah dan Ibuku
May 17, 2013
Untuk Ayah dan Ibuku,
Jangan risaukan kekurangan dan kelemahanku. Tapi tolong... lihatlah lebih banyak kelebihan yang ada padaku.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Aku memang berbeda, aku memang tidak sempurna, aku tidak seperti kakak dan adik yang selalu mampu membuat kalian tersenyum bangga. Tapi lihatlah aku, aku bisa bernyanyi dan aku selalu tersenyum ceria.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Jangan keluhkan keadaanku. Tapi lihatlah energiku, percayalah... aku bisa melewati semua ini.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Tolong, jangan pernah bandingkan aku dengan anak-anakmu yang lain... jangan pernah bandingkan aku dengan anak-anak teman kalian. Karena aku pun tidak pernah dan tidak akan pernah membandingkan kalian dengan orang tua yang lain.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Tahukah kalian.... Aku merasa sangat bersyukur, bangga dan senang bisa menjadi anak kalian.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Tahukah kalian.... Aku merasa sangat bersyukur, bangga dan senang bisa menjadi anak kalian.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Tolong jangan ucapkan lagi ancaman-ancaman seolah aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi padaku. Ayah, aku paham... aku paham betul dengan apa yang telah dan sedang terjadi padaku. Aku juga takut, Bu.... Hanya saja, terkadang aku tidak bisa menerima semua ini.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Maaf, sudah semakin sering aku membangkang. Tapi, aku selalu mendoakan kalian, aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian
Untuk Ayah dan Ibuku,
Maaf, sudah semakin sering juga aku menolak untuk bersama-sama kalian. Aku hanya ingin sendiri. Aku hanya sedang memberikan kalian ruang supaya nanti kalian terbiasa.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Jangan pernah bertanya, "Nak... apa kamu baik-baik saja?"
Mana mungkin aku baik-baik saja. Jelas keadaanku tidak baik. Tapi maaf, seringnya aku berbohong dengan mengatakan semua baik-baik saja... Maaf aku tidak bermaksud seperti itu.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Jangan paksa aku untuk selalu bercerita tentang perasaanku. Kalian tidak perlu tahu semua yang aku rasakan. Yang harus kalian tahu, aku sangat mencintai kalian berdua, sampai kapanpun.
Untuk Ayah dan Ibuku,
Jangan pernah lelah merawatku, karena aku benar-benar sangat membutuhkan kalian. Aku butuh doa, cinta, kasih sayang dan dukungan kalian untuk bertahan, untuk melawan dan melewati semua ini.
Rabu, 19 Februari 2014
Menjelang Ashar
(a notes from someone who loved hot chocolate milk)
0 Comments