Book Review
Book Review : Winterflame by Fachrul R.U.N
January 18, 2015
Assalamualaikum...
Winterflame adalah judul novel terbaru dari Vandaria Saga. Lebih tepatnya adalah buku kesebelas dari sepuluh yang telah terbit sebelumnya. Pada tahun 2015 ini, Winterflame juga akan hadir dalam bentuk mobile game dan yang mengasyikkan dari Vandaria Saga adalah untuk membaca novel atau memainkan game Winterflame, kita tidak harus membaca dulu buku-buku Vandaria yang lain. Ini adalah one-shot story, kisah satu jilid tamat.
Sinopsis dari Jilid Bagian Belakang Winterflame
Rhys empat tahun lalu melarikan diri sebelum ibu kota Ortheva diserang pasukan Pandora, negeri kaum penyihir bermata dwiwarna di utara. Pengkhianatan dan kehilangan hampir menghancurkannya di tengah jalan. Untunglah sebelum Rhys mati kedinginan di luar kota Porzar, takdir mempertemukannya dengan Algisarra, kemudian Sasha.
Algisarra, gadis bisu berkatana, sanggup menjatuhkan delapan orang bersenjata seorang diri. Sayang kekaguman Rhys kepada Algisarra dibayangi oleh satu kekhawatiran: Algisarra tampak menyimpan rahasia masa lalu yang lebih kelam daripada Rhys.
Sasha memanfaatkan kecantikannya untuk mendapatkan informasi. Dengan cerdik dia memimpin Rhys dan Algisarra menjadi trio pencuri, demi bertahan hidup di kota Porzar yang keji. Tak terduga informasi yang didapat Sasha musim dingin ini malah menjerumuskan mereka ke petualangan berbahaya. Tahu-tahu mereka terjepit dalam konflik berdarah antara Ortheva dan Pandora, juga pencarian senjata legendaris Winterflame.
Review Cerita
Sesuai janji saya sebelumnya, untuk menulis review dari Winterflame. Huaa... iyaa lama banget yaa, sebenarnya kalau digabungkan, waktu yang saya habiskan untuk membaca novel ini sampai dengan selesai hanya 4 hari saja, tapi karena ada banyak kendala tak terduga, hehe... jadinya ada banyak jeda yang panjang saat membacanya. Dan reviewnya pun baru sempat ditulis hari ini.
Baiklah, kita mulai... Awal cerita dimulai dengan aksi tiga sahabat, Rhys, Sasha dan Algisarra yang tengah melakukan pencurian di gudang Gen Lonji, salah satu geng penjahat terkenal dan terbesar di kawasan Porzar.
Motif pencurian bagi tiga orang sahabat itu pun berbeda-beda. Bagi Rhys, hasil yang akan ia dapatkan dari mencuri nanti akan ia bagi-bagikan kepada orang-orang miskin dan kesulitan. Bagi Sasha, tujuan aksi mencurinya kali ini adalah untuk persediaan memenuhi kebutuhan hidup selama musim dingin dan untuk membeli keperluan-keperluan lainnya sebagai perempuan, seperti pakaian dan perhiasan. Sedangkan bagi Algisarra, ia hanya ingin membantu kelancaran aksi dua sahabatnya itu.
Dalam aksi pencurian itu, mereka bertiga mempunyai tugas masing-masing. Rhys bertugas mencuri harta benda berharga di salah satu bangsal yang ada di gudang tersebut. Sasha yang cantik dan juga licik, bertugas menggoda para penjaga gudang untuk mengalihkan perhatian mereka. Sementara Algisarra bertugas untuk membantu kelancaran aksi kedua sahabatnya.
Namun, didalam gudang tersebut, bukan harta benda berharga yang Rhys temukan. Ia malah menemukan tahanan terkurung disana. Ternyata tahanan itu adalah mereka yang akan dijual dan dijadikan budak kepada para framless, kaum penyihir dari Vandaria, sang mata dwiwarna yang datang dari Pandora, makhluk berakal yang paling dibenci di benua Acro. Pandora lah yang selama ini menjajah Ortheva, terlebih setelah Bryssor Dymitrios, sang penguasa terakhir Ortheva, tewas ditangan anaknya sendiri, Pangeran Vassily, yang tak lain sang pewaris tahta melarikan diri.
Para tahanan itu akan dikirim ke Alarus. Alarus adalah lembah beracun, tidak ada tumbuhan yang bisa hidup disana, hewan-hewan menjadi ganas, manusia yang tinggal terlalu lama di sana akan menjadi cacat, dan tidak akan pernah bisa keluar lagi dari kawasan itu dalam keadaan selamat.
Sesaat setelah Rhys berhasil membebaskan para tahanan itu, Lonji pun tidak tinggal diam, terlebih karena dia telah memiliki perjanjian dengan para framless, jika dia gagal mengirimkan budak maka dia yang akan celaka. Lonji pun berhasil menangkap Sasha. Mengetahui Tertangkapnya Sasha, Rhys dan Algisarra menyerah, dan sebagai ganti budak yang mereka bebaskan, Lonji mengirim mereka bertiga ke Alarus.
Sesampainya di Alarus, mereka disambut oleh Saxmor, para makhluk bungkuk yang bekerja sebagai penggali emas disana. Disana trio sahabat inipun bertemu dengan para budak dari Suku Hyomon, dua diantaranya adalah Dev dan Kiv. Dan dari para Saxmor lah, Rhys mengetahui tentang keberadaan Winterflame.
Winterflame adalah sebuah senjata berupa tombak yang terbuat dari tulang belulang Brythorn Arxellias, seekor naga terkuat dijamannya. Hanya orang terpilihlah yang bisa memegang Winterflame. Winterflame disinyalir senjata terhebat, karena kekuatannya yang membahayakan senjata tersebut disegel di lembah Alarus.
Rhys pun kemudian merencanakan untuk melarikan diri bersama dengan dua sahabatnya dari Lembah Alarus dan berniat untuk mencari dan mencuri Winterflame.
Berhasilkah Rhys mendapatkan dan mengusai Winterflame?
Lalu dibalik ketampanan dan kebaikan hatinya, siapakah Rhys sebenarnya? rahasia apa yang ia tutup rapat selama ini bahkan dari dua sahabatnya, Sasha dan Algisarra? Dan Sasha, siapakah si cantik dan periang ini? Siapa pula Algisarra, si perempuan jangkung yang tangguh yang selalu menunjukkan sikap dingin dan kejam itu? Bagaimana awal ia menjadi bisu? Apakah bawaan lahir, ataukah karena disebabkan oleh suatu peristiwa yang ia rahasiakan juga dari Rhys dan Sasha?
Dan siapakah sebenarnya yang telah membunuh Bryssor Dymitrios, sang penguasa terakhir Ortheva itu? Apakah benar Pangeran Vassily, putranya sendiri?
Penasaran...? Ayoo, tunggu apalagi, baca Winterflame!
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
1. Saya ingin semua orang, tidak hanya mereka yang menyukai cerita fantasi saja, untuk membaca Winterflame. Kenapa? Karena saya ingin semua orang mengalami sensasi awesomeness, kekaguman yang luar biasa terhadap ide cerita dan plot yang ditulis terasa sangat detail. Hingga membuat saya merasa tidak sedang membaca sebuah buku tapi berada disana, melihat langsung setiap kejadian bahkan kadang saya merasa berada disana ikut serta bertualang mendampingi Rhys. ^_^
2. Novel ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang keren pada beberapa halamannya. Berikut tiga diantaranya,
Dengan adanya ilustrasi-ilustrasi tersebut, ini memberikan kepuasan membaca yang lengkap dan mengasyikkan.
3. Ada banyak pesan tentang kehidupan yang bisa dipetik, diantaranya adalah tentang pentingnya menjaga persahabatan, pada akhirnya kejahatan serapat apapun ditutup-tutupi akan terbongkar dan dapat dikalahkan oleh kebaikan, jangan pernah lari dari suatu kesalahan yang pernah kamu perbuat tapi hadapi dan selesaikanlah.
Kekurangan :
Saya kurang menyukai adanya percakapan-percakapan yang menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak baku, contohnya seperti penggunaan kata : "nggak", "bebasin", "jagain", "tolongin".
Kutipan Favorit
"Kalau kamu sedemikian merasa bersalah, jangan melarikan diri seperti pengecut. Tetap hidup dan cari cara untuk memperbaiki kesalahanmu" (Halaman 152)
"Bukti harus ditelusuri sebelum apapun bisa diyakini kebenarannya". (Halaman 500)
Oh iya, setelah membaca Winterflame sampai selesai, ada sesuatu yang mengganjal di hati saya, sedikit saja, yaitu... ihh... kok Rhys digosipkan sama Sarra (nama panggilan Algisarra), malah beredar kabar kalau mereka akan menikah. Kan mereka sahabatan... Kalaupun harus ada cinta dalam persahabatan mereka, aku maunya Rhys sama Sasha, iyaa... aku mau Rhys jadian sama Sasha dan mereka menikah. Kok aku maksa banget yaa, hehehe....
Meskipun menurut saya ada sedikit kekurangan pada buku ini, seperti yang saya tuliskan diatas, tapi secara keseluruhan, i love this book. Saya persembahkan 5 dari 5 bintang untuk Winterflame.
Sukses terus yaa untuk Tim Vandaria Saga Indonesia, ditunggu karya-karya berikutnya.
Wassalamualaikum... Wr. Wb.
Sinopsis dari Jilid Bagian Belakang Winterflame
Rhys empat tahun lalu melarikan diri sebelum ibu kota Ortheva diserang pasukan Pandora, negeri kaum penyihir bermata dwiwarna di utara. Pengkhianatan dan kehilangan hampir menghancurkannya di tengah jalan. Untunglah sebelum Rhys mati kedinginan di luar kota Porzar, takdir mempertemukannya dengan Algisarra, kemudian Sasha.
Algisarra, gadis bisu berkatana, sanggup menjatuhkan delapan orang bersenjata seorang diri. Sayang kekaguman Rhys kepada Algisarra dibayangi oleh satu kekhawatiran: Algisarra tampak menyimpan rahasia masa lalu yang lebih kelam daripada Rhys.
Sasha memanfaatkan kecantikannya untuk mendapatkan informasi. Dengan cerdik dia memimpin Rhys dan Algisarra menjadi trio pencuri, demi bertahan hidup di kota Porzar yang keji. Tak terduga informasi yang didapat Sasha musim dingin ini malah menjerumuskan mereka ke petualangan berbahaya. Tahu-tahu mereka terjepit dalam konflik berdarah antara Ortheva dan Pandora, juga pencarian senjata legendaris Winterflame.
Identitas Buku
Judul : Vandaria Saga: Winterflame
Penulis : Fachrul R.U.N.
Pengembang Cerita : Fachrul R.U.N. dan Tim Vandaria Saga
Ilustrator : Tim Ilustrator Vandaria Saga
Penerbit : PT Artoncode Indonesia
ISBN : 9786027108905
Jumlah Halaman : 528 halaman
Pertama Kali Terbit : Desember 2014
Harga : Rp. 95.000,-
(Tapi kalau aku gak beli, aku kan pemenang Winterflame Blog Tour ^_^ )
Trailer : Winterflame Full Trailer
Sesuai janji saya sebelumnya, untuk menulis review dari Winterflame. Huaa... iyaa lama banget yaa, sebenarnya kalau digabungkan, waktu yang saya habiskan untuk membaca novel ini sampai dengan selesai hanya 4 hari saja, tapi karena ada banyak kendala tak terduga, hehe... jadinya ada banyak jeda yang panjang saat membacanya. Dan reviewnya pun baru sempat ditulis hari ini.
Baiklah, kita mulai... Awal cerita dimulai dengan aksi tiga sahabat, Rhys, Sasha dan Algisarra yang tengah melakukan pencurian di gudang Gen Lonji, salah satu geng penjahat terkenal dan terbesar di kawasan Porzar.
Motif pencurian bagi tiga orang sahabat itu pun berbeda-beda. Bagi Rhys, hasil yang akan ia dapatkan dari mencuri nanti akan ia bagi-bagikan kepada orang-orang miskin dan kesulitan. Bagi Sasha, tujuan aksi mencurinya kali ini adalah untuk persediaan memenuhi kebutuhan hidup selama musim dingin dan untuk membeli keperluan-keperluan lainnya sebagai perempuan, seperti pakaian dan perhiasan. Sedangkan bagi Algisarra, ia hanya ingin membantu kelancaran aksi dua sahabatnya itu.
Dalam aksi pencurian itu, mereka bertiga mempunyai tugas masing-masing. Rhys bertugas mencuri harta benda berharga di salah satu bangsal yang ada di gudang tersebut. Sasha yang cantik dan juga licik, bertugas menggoda para penjaga gudang untuk mengalihkan perhatian mereka. Sementara Algisarra bertugas untuk membantu kelancaran aksi kedua sahabatnya.
Namun, didalam gudang tersebut, bukan harta benda berharga yang Rhys temukan. Ia malah menemukan tahanan terkurung disana. Ternyata tahanan itu adalah mereka yang akan dijual dan dijadikan budak kepada para framless, kaum penyihir dari Vandaria, sang mata dwiwarna yang datang dari Pandora, makhluk berakal yang paling dibenci di benua Acro. Pandora lah yang selama ini menjajah Ortheva, terlebih setelah Bryssor Dymitrios, sang penguasa terakhir Ortheva, tewas ditangan anaknya sendiri, Pangeran Vassily, yang tak lain sang pewaris tahta melarikan diri.
Para tahanan itu akan dikirim ke Alarus. Alarus adalah lembah beracun, tidak ada tumbuhan yang bisa hidup disana, hewan-hewan menjadi ganas, manusia yang tinggal terlalu lama di sana akan menjadi cacat, dan tidak akan pernah bisa keluar lagi dari kawasan itu dalam keadaan selamat.
Sesaat setelah Rhys berhasil membebaskan para tahanan itu, Lonji pun tidak tinggal diam, terlebih karena dia telah memiliki perjanjian dengan para framless, jika dia gagal mengirimkan budak maka dia yang akan celaka. Lonji pun berhasil menangkap Sasha. Mengetahui Tertangkapnya Sasha, Rhys dan Algisarra menyerah, dan sebagai ganti budak yang mereka bebaskan, Lonji mengirim mereka bertiga ke Alarus.
Sesampainya di Alarus, mereka disambut oleh Saxmor, para makhluk bungkuk yang bekerja sebagai penggali emas disana. Disana trio sahabat inipun bertemu dengan para budak dari Suku Hyomon, dua diantaranya adalah Dev dan Kiv. Dan dari para Saxmor lah, Rhys mengetahui tentang keberadaan Winterflame.
Winterflame adalah sebuah senjata berupa tombak yang terbuat dari tulang belulang Brythorn Arxellias, seekor naga terkuat dijamannya. Hanya orang terpilihlah yang bisa memegang Winterflame. Winterflame disinyalir senjata terhebat, karena kekuatannya yang membahayakan senjata tersebut disegel di lembah Alarus.
Rhys pun kemudian merencanakan untuk melarikan diri bersama dengan dua sahabatnya dari Lembah Alarus dan berniat untuk mencari dan mencuri Winterflame.
Berhasilkah Rhys mendapatkan dan mengusai Winterflame?
Lalu dibalik ketampanan dan kebaikan hatinya, siapakah Rhys sebenarnya? rahasia apa yang ia tutup rapat selama ini bahkan dari dua sahabatnya, Sasha dan Algisarra? Dan Sasha, siapakah si cantik dan periang ini? Siapa pula Algisarra, si perempuan jangkung yang tangguh yang selalu menunjukkan sikap dingin dan kejam itu? Bagaimana awal ia menjadi bisu? Apakah bawaan lahir, ataukah karena disebabkan oleh suatu peristiwa yang ia rahasiakan juga dari Rhys dan Sasha?
Dan siapakah sebenarnya yang telah membunuh Bryssor Dymitrios, sang penguasa terakhir Ortheva itu? Apakah benar Pangeran Vassily, putranya sendiri?
Penasaran...? Ayoo, tunggu apalagi, baca Winterflame!
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
1. Saya ingin semua orang, tidak hanya mereka yang menyukai cerita fantasi saja, untuk membaca Winterflame. Kenapa? Karena saya ingin semua orang mengalami sensasi awesomeness, kekaguman yang luar biasa terhadap ide cerita dan plot yang ditulis terasa sangat detail. Hingga membuat saya merasa tidak sedang membaca sebuah buku tapi berada disana, melihat langsung setiap kejadian bahkan kadang saya merasa berada disana ikut serta bertualang mendampingi Rhys. ^_^
2. Novel ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang keren pada beberapa halamannya. Berikut tiga diantaranya,
Dengan adanya ilustrasi-ilustrasi tersebut, ini memberikan kepuasan membaca yang lengkap dan mengasyikkan.
3. Ada banyak pesan tentang kehidupan yang bisa dipetik, diantaranya adalah tentang pentingnya menjaga persahabatan, pada akhirnya kejahatan serapat apapun ditutup-tutupi akan terbongkar dan dapat dikalahkan oleh kebaikan, jangan pernah lari dari suatu kesalahan yang pernah kamu perbuat tapi hadapi dan selesaikanlah.
Kekurangan :
Saya kurang menyukai adanya percakapan-percakapan yang menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak baku, contohnya seperti penggunaan kata : "nggak", "bebasin", "jagain", "tolongin".
Kutipan Favorit
"Kalau kamu sedemikian merasa bersalah, jangan melarikan diri seperti pengecut. Tetap hidup dan cari cara untuk memperbaiki kesalahanmu" (Halaman 152)
"Bukti harus ditelusuri sebelum apapun bisa diyakini kebenarannya". (Halaman 500)
* * * * *
Oh iya, setelah membaca Winterflame sampai selesai, ada sesuatu yang mengganjal di hati saya, sedikit saja, yaitu... ihh... kok Rhys digosipkan sama Sarra (nama panggilan Algisarra), malah beredar kabar kalau mereka akan menikah. Kan mereka sahabatan... Kalaupun harus ada cinta dalam persahabatan mereka, aku maunya Rhys sama Sasha, iyaa... aku mau Rhys jadian sama Sasha dan mereka menikah. Kok aku maksa banget yaa, hehehe....
Meskipun menurut saya ada sedikit kekurangan pada buku ini, seperti yang saya tuliskan diatas, tapi secara keseluruhan, i love this book. Saya persembahkan 5 dari 5 bintang untuk Winterflame.
Sukses terus yaa untuk Tim Vandaria Saga Indonesia, ditunggu karya-karya berikutnya.
Wassalamualaikum... Wr. Wb.
0 Comments