Book Review: Once Upon A Star by Arleen. A
November 15, 2020Apa yang kau kau lakukan bila kekasihmu tiba-tiba hilang
tanpa jejak, seolah dirinya menguap habis dari muka bumi ini?
Apa yang kau lakukan bila sosok yang kau percayai, suatu
hari memasukkan obat tidur ke dalam makananmu supaya dapat membawamu ke tempat
yang amat jauh?
Apa yang kau lakukan bila ibu kandungmu yang selama ini kau
kira sudah meninggal, ternyata masih hidup? Dan, dia adalah seorang ratu?
Apa yang kau lakukan bila kekasihmu yang telah lama hilang,
tiba-tiba muncul kembali, dengan identitas yang sangat berbeda?
Apa yang kau lakukan bila kau terbangun dari tidur yang
panjang dan menemukan bahwa dirimu tidak lagi berada di bumi?
Ini kisah cinta biasa, antara dua orang yang mengira mereka
hanyalah orang biasa, tapi ternyata tidak.
Ini kisah cinta biasa, yang terbentang di antara dua
bintang, yang kekuatannya diuji oleh jarak dan sejarah yang tak berpihak.
Credit: @ade_reads |
Review
Di sebuah panti asuhan, untuk pertama kalinya Andrea dan Milton bertemu.
Sebuah pertemuan yang tidak Andrea pedulikan. Andrea adalah seorang
gadis kecil penghuni panti asuhan. Hari itu, panti asuhan yang ia
tempati sedang mendapat kunjungan dari sebuah sekolah swasta bergengsi, tempat
Milton bersekolah.
Beberapa tahun kemudian. Saat keduanya telah tumbuh remaja, tanpa sengaja mereka kembali bertemu di sebuah perpustakaan. Milton yang masih mengingat sosok kecil Andrea saat keduanya berusia anak-anak, yakin bahwa yang ia temui saat itu adalah benar-benar Andrea. Gadis penghuni panti asuhan itu, gadis yang saat itu memakai baju kedodoran dengan rambut yang berantakan, gadis yang tidak ia ketahui namanya, gadis paling menarik yang pernah ia lihat. Lagi-lagi, Andrea yang tidak peduli akan pertemuannya dengan Milton pergi begitu saja karena baginya mereka memang tidak saling mengenal. Namun, tidak bagi Milton, pertemuan keduanya dengan Andrea saat itu sangat berarti baginya. Ia tidak ingin kehilangan kesempatan lagi. Ia begitu ingin mengenal gadis itu. Sayangnya, Milton tidak bisa mengejar Andrea karena ada urusan di perpustakaan yang harus ia selesaikan.
Hari itu, di Carter, salah satu sekolah berasrama terbaik di California. Saat memasuki kelas, Milton terkejut sekaligus
merasa senang karena ternyata murid baru yang tengah jadi perbincangan
teman-temannya adalah dia, yang duduk di salah satu bangku di baris depan, sedang
asik membaca buku teks. Dia, yang ia yakini sebagai gadis panti asuhan itu. Gadis yang cantik.
Tidak butuh waktu lama bagi Milton untuk bisa dekat dengan
Andrea. Meskipun kadang, Andrea bersikap tak acuh dan tampak enggan untuk dekat
dengan Milton, siswa populer di sekolahnya itu. Namun, lambat laun Andrea luluh
oleh perhatian dan ketulusan Milton. Ia yakin, Milton tidak akan mempermainkan
dirinya. Begitu pula sebaliknya,
Milton sama sekali tidak peduli dengan apa yang dikatakan teman-teman dekatnya
tentang Andrea yang sebatang kara, berasal dari panti asuhan, yang selalu
berpenampilan sederhana dan tidak trendy.
"Dia menyukaiku lebih dari dia menyukai teman-temannya. Itu terlihat dari caranya memandangku. Terlihat dari bagaimana dia selalu siap mendengarkanku. Terlihat saat dia selalu mencari-cari kesempatan untuk membantuku, untuk melakukan ini-itu untukku. Terlihat dari caranya tersenyum padaku seolah berkata bahwa dia ingin sekali untuk terus dapat tersenyum untukku selama sisa hidupnya." - halaman 50
Keduanya semakin dekat apalagi setelah mereka mengetahui kesamaan latar belakang masing-masing, sama-sama hidup sebagai yatim piatu sejak kecil. Milton berjanji akan selalu ada untuk Andrea, menjaga dan membahagiakannya. Namun, kemudian hubungan mereka sedikit terganggu saat Milton mengenalkan Andrea kepada Dale, walinya. Dari sikapnya, Dale tampak tidak menyetujui kedekatan mereka. Tapi, Milton tidak begitu peduli dengan sikap Dale. Ia dan Andrea hanya semakin dekat. Mereka merencanakan kerja paruh waktu dan liburan untuk mengisi hari-hari libur musim panas mereka. Tidak hanya itu, mereka juga sangat antusias untuk pergi bersama ke acara prom sekolah.
Sayang, semua tidak sesuai dengan yang telah mereka rencanakan. Milton tidak
datang saat malam prom. Tidak juga mengabarinya, bahkan hingga satu bulan berlalu.
"Aku sudah berulang kali memperingatkan diriku bahwa kami tidak mungkin untuk selamanya. Aku juga sudah berpikir untuk memutuskannya. Aku punya cukup waktu untuk mempersiapkan mental menghadapi ini, menghadapi hari tanpa dirinya" - halaman 96
Di tengah banyaknya pertanyaan tentang Milton dan juga Dale
yang menghilang, Andrea disibukkan dengan permintaan tolong
dari seorang guru baru di sekolahnya, Mr. Lee, yang meminta agar Andrea membantu
risetnya untuk menyusun sebuah buku teks Matematika.
Andrea yang sudah begitu percaya kepada Mr. Lee, dengan
tanpa ragu ia pun setuju saat guru pelajaran Matematikanya itu meminta dirinya
untuk menjadi perawat pengganti bagi ibunya yang sedang tidak sehat dan tinggal
di luar kota, untuk selama beberapa hari, selama Andrea masih memiliki libur musim
panasnya.
Namun, ternyata Mr. Lee tidak membawa Andrea ke rumah
ibunya. Melalui sebuah portal, ia membawa Andrea ke planet lain yang berada di
sebuah bintang berjarak 12 tahun cahaya dari Matahari!
Karena sebenarnya, Mr. Lee yang bernama asli Rodra ini
memang ditugaskan untuk menjemput Andrea dari Bumi ke planet Cori.
Di sebuah kerajaan bernama Chitrasca, kehidupan Andrea benar-benar berubah. Tidak hanya kenyataan tentang orang tuanya yang
terungkap, kemunculan Milton dengan identitas yang berbedapun sangat mengejutkan dirinya.
Namun, benarkah sosok yang ia yakini sebagai Milton itu
adalah benar-benar Milton yang ia kenal? Jika ya,
mengapa ia pun berada di planet Cori? Lebih dari itu, mengapa keduanya sama-sama pernah terdampar di planet Bumi? Siapakah sesungguhnya Mr. Lee? Siapa
pula yang memberinya tugas untuk menjemput Andrea dari Bumi?
* * *
Bagi kalian yang sudah membaca buku ini, tentu sudah tahu
jawaban untuk masing-masing pertanyaan diatas. Seru dan tidak terduga ya. Tapi, buat
kalian yang penasaran dengan ceritanya, ingin membaca tapi belum punya bukunya? Jangan khawatir, aku punya satu signed copy Once Upon A Star (OUAS) untuk satu orang yang beruntung. Tunggu dan ikuti giveaway-nya
ya. Akan aku post di akun Instagram aku, @ade_reads. Silahkan follow dulu aja dan pantengin feed-nya yaa ^^
Mari kita lanjuut, tapi untuk review ceritanya sendiri aku pikir sudah cukup. Because, you know... it's hard to explain without spoiling it. Nanti kalian baca sendiri, supaya lebih terasa keasyikannya dan lebih mengena di hati juga, hehe...
My Thoughts
Nah, dengan tema romansa khas remaja yang bikin gemas dan baper, kemudian mbak Arleen membawa kita ke sebuah petualangan ilmiah. Melancong dari satu bintang ke bintang yang lain, lho. Serius, buat aku yang menyukai astronomi dan fisika, ini adalah sebuah ide cerita yang menarik.
Bahasan mengenai geometri, ruang-waktu yang terlipat, terciptanya portal sebagai jalan pintas dalam ruang, dimensi, hingga gambaran utopia sebuah kerajaan di planet nun jauh di luar angkasa sana, juga sangatlah menarik dan seru. Jangan khawatir, pada bagian-bagian ini gak bikin pusing kok, hehe... dibahas dengan santai dan mudah dipahami. Lebih tepatnya lagi dibahasnya hanya sepintas, sehingga pada bagian-bagian yang menarik ini, dimana aku berekspektasi tinggi, justru terasa datar saja. Bahkan, masih menurut aku ya, beberapa bagian ceritanya jadi tidak logis juga.
Meskipun aku sendiri tidak punya ide pada bagian-bagian menarik itu harus dieksekusi seperti apa. Apakah harus ada adegan tokoh yang tersesat di ruang-waktu, lalu atas nama cinta ada adegan saling menyelamatkan atau terjadinya peperangan dengan persenjataan canggih selayaknya cerita-cerita yang bersetting tempat di luar angkasa, atau gambaran kehidupan di kerajaan Chitrasca yang dibahas lebih modern lagi, atau mungkin terjadi sebuah konflik dimana Andrea, sebagai seorang putri kerajaan dan satu-satunya calon pewaris tahta, berperan penting untuk menyelesaikan konflik tersebut... atau bahkan, lebih miris lagi dimana kedua tokoh utama yang tak seharusnya berpisah tapi terpisah oleh jarak dengan berjuta-juta tahun cahaya? Hehehe... ini hanya ekspektasi aku saja, lagian ribet banget ya mungkin memang sudah pas dengan apa yang dilakukan oleh penulis yang mengambil fokus pada romansa dari kedua tokoh utamanya saja.
Rodra alias Mr. Lee adalah tokoh favorit aku pada cerita ini. Dia bukan tokoh utama, tapi aku langsung jatuh hati sejak kemunculan si tokoh yang satu ini. Bahkan, saat ceritanya selesai aku makin sayang sama Rodra, hehe... terlebih dengan bijaksananya dia saat harus merelakan orang yang ia cintai dan kemudian harus menanggung beban yang tak seharusnya ia tanggung.
"Jika kau belum pernah mengalaminya sendiri, kau juga tidak akan tahu betapa sakitnya mengetahui bahwa orang yang kau cintai ternyata mencintai orang lain. Setiap hari kau bertanya-tanya bagaimana kau dapat melewati hari demi hari karena setiap hari mengingatkanmu bahwa hidupmu begitu percuma, bahwa apa pun yang kau lakukan untuk mengisi harimu tidak akan pernah cukup untuk menutup lubang menganga di hatimu." - halaman 269
"... aku juga sadar bahwa mencintai seseorang tidak selalu berarti memiliki dirinya. Terkadang, itu berarti membantu orang itu untuk mendapatkan yang diinginkannya." - halaman 281
Sedangkan dari kedua tokoh utamanya, tidak ada yang aku favoritkan. Selain
tidak ada perkembangan karakter yang signifikan, aku kurang suka bagaimana cara
keduanya menyelesaikan konflik yang ada. Mereka seolah lari dari tanggung jawab
yang menyangkut orang banyak dan lebih mengutamakan kepentingan mereka berdua.
Meskipun, dari kedua tokoh utamanya ini aku diingatkan untuk berani mengambil
keputusan dan bertanggung jawab dengan segala resikonya.
Dari novel-novel karyanya yang sudah aku baca, termasuk yang satu ini, aku selalu suka dengan cara ia menuturkan cerita pada setiap bukunya, mengalir dengan plot yang menurutku unik. Walaupun, untuk OUAS ini beberapa bagian ceritanya menurutku terasa loncat-loncat seolah ditulis buru-buru agar cepat selesai. Tapi sekali lagi, ini hanya pendapat aku ya 😁.
Oh iya, kenapa tadi aku bilang plotnya unik? Karena dari beberapa bab di bagian awal, sebenarnya kita sudah bisa menebak akan berakhir seperti apa kisahnya itu. Tapi, seiring dengan semakin banyak bab yang kita baca, dengan luwes penulis membuat kita meraba-raba kembali: "Apakah dugaan kita sebelumnya mengenai akhir cerita itu benar?". "Apakah mungkin akan ada sesuatu yang mengejutkan di halaman-halaman berikutnya?". Hal ini juga yang membuat aku penasaran dan tidak bisa berhenti membaca bukunya.
Selain itu, seperti biasa tulisan mbak Arleen memiliki khas tersendiri. Aku tidak yakin apa yang membedakan tulisan mbak Arleen dengan tulisan dari para penulis lokal lainnya sehingga terasa khas seperti itu. Tapi, bagi kalian yang sudah pernah membaca buku-buku karyanya pasti paham dengan apa yang aku maksud. Buat kalian yang belum pernah membacanya, yuk... bisa mulai dari buku yang satu ini 💜
Sayang, aku kurang suka dengan scene "insta-love" pada cerita ini. Aku menemukan beberapa diksi yang tidak tepat dengan konteks kalimatnya, aku juga dibuat gemas sekaliii dengan banyaknya penggunaan kata penghubung "dan" di awal kalimat. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penggunaan kata "dan" hanya sebagai kata penghubung satuan bahasa yang setara, bukan untuk yang lain. Hal lainnya yang juga membuat aku gemas bin geregetan adalah penggunaan frasa "pelajaran Inggris" dan "kelas Inggris", dalam beberapa kalimatnya. Lebih tepat jika ditulis sebagai "pelajaran bahasa Inggris" dan "kelas bahasa Inggris". Aku juga menemukan typo, tapi satu atau dua kata saja. Aku lupaa tidak mencatatnya dan itu tidak begitu mengganggu saat membaca bukunya.
Aku suka bagaimana ceritanya ini dibangun melalui sudut pandang dari hampir semua tokoh yang terlibat secara bergantian. Membacanya jadi tidak membosankan, ceritanya juga jadi terasa lebih hidup karena sebagai pembaca kita diajak untuk menyelami perasaan dan karakter dari para tokohnya.
Secara keseluruhan, Once Upon A Star adalah sebuah cerita yang menarik. Recommended bagi kalian yang menyukai bacaan ringan bergenre sweet romance dengan bumbu fiksi ilmiah yang gak bikin pening.
Dari kisah pada buku ini kita diingatkan kembali bahwa astronomi dan fisika itu seru dan penting, juga tentang betapa kecilnya kita di alam semesta ini, dan bahwa keluarga (terutama orang tua) adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang. Juga seperti kutipan dari Dante Alighieri: "True love is never lost". Sekalipun ia sempat hilang tanpa jejak dan terpisah oleh jarak, kalau memang jodoh, tidak akan kemana ^^
Aku mau kasih bocoran ahh, sedikit. Apa ya, hehe... Ini aja deh, nama dari beberapa tokoh pada ceritanya:
1. Istran: seorang ratu di kerajaan Chitrasca
2. Astrica: putri mahkota kerajaan Chitrasca, putri dari ratu Istran
3. Nistra: pengasuh Astrica
4. Sorba: perdana menteri kerajaan Chitrasca
5. Grecar: raja kerajaan Chitrasca, suami ratu Istran
6. Rodra: putra dari perdana menteri Sorba
7. Milton
8. Andrea
9. Blake Dale
10. Aunt Nancy
Unik ya nama-nama tokohnya, tapi gak terlalu susah juga untuk diingat dan diucapkan. Untuk tempat yang menjadi setting pada cerita ini diantaranya di California, sekolah asrama Carter, dan planet Cori yang lebih tepatnya lagi di kerajaan Chitrasca dan kerajaan Amladistia. Sedangkan untuk setting waktunya tidak diceritakan kapan kisah ini berlangsung.
Terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada mbak Arleen, penulis yang cantik, baik dan super ramah yang telah mengirimkan satu copy karya terbarunya ini untuk aku baca dan review. Aku senang sekali. Sekali lagi, terima kasih ya, mbak... untuk kesempatan dan kepercayaannya. Semoga sehat dan sukses selalu.
0 Comments