Peristiwa - Peristiwa Menggemparkan Dunia yang Terjadi di Luar Angkasa
February 24, 2012
1. Planet Mirip Bumi
Hasil
pengamatan observatorium MW Keck di Hawaii, Amerika Serikat, selama 11
tahun membuahkan hasil. Para ilmuwan menemukan sebuah planet yang paling
mirip dengan Bumi. Planet itulah kemungkinan bisa dihuni manusia.
Seperti dilansir Telegraph.co.uk, 29 September 2010, sebuah tim 'pemburu
planet' menamai planet yang paling mirip dengan Bumi itu dengan nama
Gliese 581g. Planet yang ukurannya hampir sama dengan Bumi itu mengorbit
dan berada di tengah 'zona huni perbintangan'.
Peneliti juga menemukan zat cair dapat eksis di permukaan planet itu. Ini akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi dihuni manusia.
Peneliti juga menemukan zat cair dapat eksis di permukaan planet itu. Ini akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi dihuni manusia.
Sebelumnya, Badan Antariksa AS (NASA) juga menemukan planet
mirip bumi, Kepler 9. Gliese 581g ditemukan berdasarkan observasi yang
dilakukan menggunakan teknik tercanggih yang dikombinasikan dengan
teleskop 'kuno'. Yang paling menarik dari dua planet Gliese 581g adalah,
dia memiliki massa tiga sampai empat kali dari Bumi dan periode orbit
hanya di bawah 37 hari. Volume massa itu menunjukkan bahwa planet itu
kemungkinan merupakan planet berbatu dengan permukaan tertentu. Itu juga
menunjukkan bahwa planet itu memiliki gravitasi yang cukup. Gliese 581g
terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada di
konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap bintang
dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur secara
terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap jauh dari
bintang, berada dalam kegelapan yang terus-menerus.
Para peneliti
memperkirakan rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24 dan 10
derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celsius. Suhunya akan
sangat terik saat posisinya menghadap bintang dan bisa terjadi pembekuan
saat sedang gelap.
Menurut Profesor Vogt, gravitasi di permukaan planet
itu hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari Bumi, sehingga orang
dapat dengan mudah berjalan tegak di planet ini.
2. Badai Matahari 2012 Setara 100 Bom Hidrogen
Setelah
10 tahun 'terlelap' dalam tidur panjangnya, Matahari bangun. Bangkitnya
Sang Surya membuat para astronom bersiaga penuh. Beberapa media Amerika
Serikat (AS) memberitakan, Badan Antariksa AS, NASA memperingatkan
'Badai Matahari' yang menciptakan fenomena aurora saat suara Matahari
memukul perisai Bumi awal Agustus lalu, hanya permulaan. Itu hanya awal
dari badai Matahari masif yang berpotensi merusak jaringan listrik dan
satelit di seluruh planet Bumi.
NASA telah menangkis semua pemberitaan
itu dengan mengatakan, hal itu bisa terjadi 'dalam waktu 100 tahun atau
hanya 100 hari'. Namun astronom Australia mengatakan, komunitas ilmuwan
luar angkasa bertaruh badai Matahari bisa datang lebih cepat.NASA telah
mengawasi aktivitas badai di Matahari sejak 2006. Dan berita yang
beredar di AS menyebut badai matahari bisa terjadi di tahun bencana yang
'diramalkan' Hollywood - 2012.
Badai Matahari pada 1859 dan 1921
menyebabkan kekacauan, badai itu memutus jaringan telegram dalam skala
yang masif. Dan, badai 2012 diduga lebih berefek negatif. Konsensus umum
di kalangan para astronom, badai Matahari pada 2012 atau 2013 akan jadi
yang terburuk dalam 100 tahun terakhir," kata dosen astronomi dan
kolumnis, Dave Reneke, seperti dimuat laman News.com.au, 25 Agustus
2010.
3. Ancaman Badai Matahari
Misteri
badai atau tsunami matahari kini tidak saja menjadi perhatian para
peneliti. Pengambil kebijakan di Inggris pun mulai risau dengan fenomena
di luar angkasa itu - apakah sedahsyat dengan julukan yang disandangnya
(tsunami atau badai) dan bisa mendatangkan malapetaka bagi semua
penghuni Bumi.
Menteri Pertahanan Inggris, Liam Fox, sampai menggelar
suatu konferensi khusus di London pada Senin, 20 September 2010. Pejabat
bergelar doktor di bidang medis itu rupanya menganggap serius
peringatan dari para ilmuwan, termasuk dari NASA awal tahun ini - bahwa
suatu ledakan energi Matahari bisa melumpuhkan Bumi pada 2012.
Seperti
dilansir harian Telegraph dan The Sun, para peneliti khawatir ledakan
besar yang mereka sebut sebagai tsunami matahari itu bisa menyebabkan
pemadaman listrik secara total di seluruh dunia dan kekacauan global.
Potensi bencana yang terjadi sekali dalam seabad ini bisa membawa
ancaman serius pada sejumlah fasilitas vital: kerusakan jaringan
listrik, hancurnya sistem komunikasi, pesawat jatuh, dropnya stok pangan
dunia, dan porak-porandanya jaringan Internet.
Bencana sejenis
disebutkan pernah terjadi pada tahun 1859 dan mendatangkan kerusakan
dahsyat di Eropa dan Amerika. Saat itu dilaporkan kawat telegraf
terbakar habis. Bahkan, saat itu diberitakan dua pertiga langit di Bumi
diselimuti cahaya aurora berwarna merah darah.
4. Bulan Mulai Mengkerut
Bulan,
yang merupakan satelit alami bumi, ternyata mengkerut. Hasil riset
terbaru menunjukkan proses itu terlihat dari berbagai retakan pada kerak
bulan. Retakan-retakan yang menyebabkan bulan menyusut itu terbentuk
karena proses pendinginan selama miliaran tahun. Alhasil, diameter benda
yang tampak indah dari bumi itu berkurang sekitar 328 kaki atau 100
meter. Tentu saja perubahan ukuran itu tidak dapat diamati dengan mata
telanjang. Diameter bulan sendiri adalah sekitar seperempat dari bumi.
Peneliti menemukan 14 titik yang diyakini telah menyebabkan kerutan di
kerak bulan, dalam bentuk seperti jurang yang curam. Hal itu dijelaskan
Thomas R. Watters dari Pusat Pengamatan Bumi dan Planet-Planet dari
Museum Antariksa dan Udara Smithsonian, AS.
Awalnya, peneliti menemukan
lereng-lereng curam itu di garis khatulistiwa bulan. Tetapi belakangan,
hal itu juga ditemukan di berbagai tempat lainnya. Tebing-tebing curam
itu memanjang membentuk suatu kawah kecil yang cenderung menghilang
dalam kurun waktu tertentu.
Ini menunjukkan lereng-lereng itu terbentuk
dalam waktu yang sangat panjang.
5. NASA Temukan Planet Alien
Badan
Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang
dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010. Kepler menemukan
kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya
itu mengelilingi sebuah bintang - seperti planet dalam tata surya yang
mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.
Pengamatan
dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus
mengorbit sebuah bintang, dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari
Bumi. Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama
ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.
Sampai saat ini, para
astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang potensial seperti
Bumi, dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun, analisa awal
mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi. Namun, dua
planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari, seperti
Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak
memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet Kepler adalah kelompok
planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya, astronom Badan
Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya' yang terdiri
dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi.
6. Asteroid Setara dengan 100 Bom Nuklir
Badan
Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mempertimbangkan mengirimkan
satelit tak berawak ke asteroid yang berpotensi menubruk Bumi.
Sasarannya adalah asteroid 1999 RQ36 - yang punya peluang 1:1.000
menabrak Bumi sebelum tahun 2200.
Ini tak main-main, meski peluang tak
besar, jika asteroid itu menubruk Bumi, kerusakannya setara 100 bom
nuklir yang diledakan sekaligus.
Berdasarkan analisa orbit asteroid itu,
kemungkinan besar asteroid 1999 RQ36 akan menubruk Bumi pada 24
September 2182 -- para ilmuwan ingin mengumpulkan sample batu asteroid
untuk membantu memperkirakan lintasannya secara lebih akurat.
Jika
rencana NASA mendapatkan 'lampu hijau', satelit akan diluncurkan pada
2016 untuk memetakan dan mengumpulkan sampel asteroid - yang lebarnya
1.800 kaki atau sekitar 548,64 meter.
NASA telah resmi
mengklasifikasikan RQ36 sebagai asteroid 'berbahaya' saat ia melintas
280.000 mil dari Bumi. Dengan jaraknya yang makin mendekat dengan Bumi,
asteroid ini lebih terjangkau dari yang lain.
Sementara, Clack Chapman,
ilmuwan planet di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado
mengatakan dampak RQ36 adalah ledakan dahsyat yang menghancurkan. Akan
sangat dahsyat, seperti 100 bom nuklir kuat meledak secara bersamaan,
menciptakan kawah yang lebarnya sekitar 10 kilometer," tambah dia.
Panel
pakar yang ditunjuk oleh Presiden, Barack Obama telah menyarankan,
program ruang angkasa NASA masa depan harus melampaui Bulan. Ilmuwan
lebih menyarankan misi pendaratan ke asteroid yang nyata mengancam Bumi.
7. Bumi Diyakini Dilahap Bintang Kanibal
Observatorium
Chandra X-ray milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan
bintang 'kanibal' yang doyan melahap tetangganya. Bintang raksasa merah
berusia miliaran tahun ini dinamai BP Piscium (BP Psc). Ia diperkirakan menelan bintang yang lebih muda, yang masih bisa dilihat dari sisa-sisanya. BP Piscium ini merupakan versi evolutif dari Matahari yang terletak sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang itu terletak di konstelasi Pisces. Para ilmuwan mulai mempelajari BP Piscium 15 tahun yang lalu dan dibingungkan oleh penampakannya yang tak biasa. Orbit bintang ini berupa piringan atau disk materi berdebu yang biasanya menjadi bukti dari mulai terbentuknya planet di sekitar bintang-bintang baru.
Sementara bintang muda biasanya lahir di dalam klaster bintang, posisi BP Piscium terisolasi. Ini yang membuat para astronom yakin, bintang raksasa merah itu berada di tahap akhir evolusi.
Para ilmuwan menyimpulkan, disk materi debu itu terbentuk dari sisa-sisa bintang muda yang baru saja dilahap dan dicernanya. Profesor Joel Kastner dari Rochester Institute of Technology, New York mengatakan para peneliti telah menemukan kasus 'kanibalisme bintang' yang langka.
Ilmuwan yakin, BP Piscium memangsa tetangganya hanya beberapa saat setelah berkembang menjadi 'raksasa merah'--fase akhir dari evolusi sebuah bintang.
Kerja kami penuh spekulasi, mengamati bintang, tepat pada titik di mana ia telah menelan bintang yang lain; dan karenanya ia membentuk disk atau piringan debu," kata Kastner seperti dimuat Telegraph, Kamis, 16 September 2010. "Beberapa materi bintang 'korban' meluncur masuk ke dalam BP Piscium. Yang lain, dilontarkan keluar dengan kecepatan tinggi. Itu yang kami saksikan."
Para ilmuwan bahkan meyakini Bumi suatu saat nanti bisa bernasib sama dengan bintang-bintang malang yang dilahap BP Piscium.
0 Comments