UPDATE Supernova di Galaksi M95
March 27, 2012
Sesuai dengan judul yang tertulis diatas, ini merupakan update dari tulisan yang saya posting beberapa hari yang lalu yaitu Bintang Meledak di Galaksi M95
dan sumbernya masih dari share catatannya bapak Ma'rufin Sudibyo.
Peristiwa bintang
meledak atau supernova SN 2012aw di galaksi spiral M95 menggamit minat
banyak orang guna mempelajarinya. Sebagian mengamati bintang yang
meledak itu secara langsung, entah menggunakan teleskop besar yang
berpangkalan di Bumi maupun memanfaatkan beragam teleskop antariksa yang
saat ini masih bertugas aktif sembari mengorbit Bumi. Sementara
sebagian lainnya berkutat menggali timbunan arsip digital yang pernah
dihasilkan oleh teleskop–teleskop tersebut ataupun yang segenerasi
dengannya. Sehingga, meski supernova telah diketahui manusia (secara
tidak sengaja) sejak hampir 10 abad silam dan penjelasan terhadap
fenomena ini telah berkembang pesat dalam seabad terakhir, seiring
perkembangan relativitas umum dan mekanikan kuantum dalam fisika,
peristiwa supernova kontemporer seperti halnya SN 2012aw menyediakan
kesempatan lebih besar bagi kita untuk menyaksikan secara langsung
bagaimana sebuah bintang biasa bertransformasi menjadi benda langit nan
eksotik.
Berdasarkan data–data yang berjibun banyaknya di Arsip Warisan Hubble, diketahui kalau bintang induk supernova SN 2012aw sempat terekam lewat mata tajam instrumen Wide Field and Planetary Camera 2 (WFPC 2) teleskop antariksa Hubble antara bulan Desember 1994 hingga Januari 1995. Bintang yang sama juga terekam lewat teleskop antariksa Chandra, yang bekerja pada spektrum sinar–X, pada 2005 silam.
Bintang induk tersebut amat redup, dengan tingkat terang +27 sehingga hanya nampak sebagai bintik putih samar dalam citra WFPC 2. Sebagai pembanding, planet kerdil Pluto saja (yang amat sulit dilihat, bahkan dari observatorium seperti Bosscha sekalipun) tingkat terangnya masih +14. Sehingga bintang induk SN 2012aw adalah 159 ribu kali lebih redup ketimbang Pluto. Amat besarnya jarak antara Bumi dengan bintang induk SN 2012aw ini, sehingga seberkas cahaya dari bintang itu butuh waktu 32,6 juta tahun hingga tiba di Bumi, membuat bintang itu terlihat amat redup. Padahal sejatinya bintang induk SN 2012aw adalah sebuah bintang maharaksasa yang berkali–kali lipat lebih besar ketimbang Matahari. Kini kita mengetahui, sebelum menjadi supernova, bintang induk SN 2012aw adalah 8 kali lebih berat ketimbang Matahari dan memancarkan energi 1.800 kali lebih besar ketimbang Matahari. Ukuran–ukuran tersebut menempatkan bintang ini sebagai bintang maharaksasa merah (red giant) yang dikenal memiliki suhu rendah. Suhu permukaan bintang ini sekitar 3.670 derajat Celcius, lebih rendah dibanding Matahari kita yang mencapai 6.000 derajat Celcius.
Setelah menjadi supernova SN 2012aw, terjadi peningkatan tingkat terang hingga hampir 14 magnitudo, yang setara dengan peningkatan pelepasan energi hingga sebesar 300 ribu kali lipat dibanding semula. Pantauan teleskop antariksa Chandra memastikan supernova tersebut memiliki suhu sangat tinggi, hingga lebih dari 1 milyar derajat Celcius. Supernova ini juga dipastikan merupakan supernova tipe II, yang merupakan tahap transformasi dari sebuah bintang maharaksasa merah menjadi bintang neutron yang eksotik.
Berdasarkan data–data yang berjibun banyaknya di Arsip Warisan Hubble, diketahui kalau bintang induk supernova SN 2012aw sempat terekam lewat mata tajam instrumen Wide Field and Planetary Camera 2 (WFPC 2) teleskop antariksa Hubble antara bulan Desember 1994 hingga Januari 1995. Bintang yang sama juga terekam lewat teleskop antariksa Chandra, yang bekerja pada spektrum sinar–X, pada 2005 silam.
Bintang induk tersebut amat redup, dengan tingkat terang +27 sehingga hanya nampak sebagai bintik putih samar dalam citra WFPC 2. Sebagai pembanding, planet kerdil Pluto saja (yang amat sulit dilihat, bahkan dari observatorium seperti Bosscha sekalipun) tingkat terangnya masih +14. Sehingga bintang induk SN 2012aw adalah 159 ribu kali lebih redup ketimbang Pluto. Amat besarnya jarak antara Bumi dengan bintang induk SN 2012aw ini, sehingga seberkas cahaya dari bintang itu butuh waktu 32,6 juta tahun hingga tiba di Bumi, membuat bintang itu terlihat amat redup. Padahal sejatinya bintang induk SN 2012aw adalah sebuah bintang maharaksasa yang berkali–kali lipat lebih besar ketimbang Matahari. Kini kita mengetahui, sebelum menjadi supernova, bintang induk SN 2012aw adalah 8 kali lebih berat ketimbang Matahari dan memancarkan energi 1.800 kali lebih besar ketimbang Matahari. Ukuran–ukuran tersebut menempatkan bintang ini sebagai bintang maharaksasa merah (red giant) yang dikenal memiliki suhu rendah. Suhu permukaan bintang ini sekitar 3.670 derajat Celcius, lebih rendah dibanding Matahari kita yang mencapai 6.000 derajat Celcius.
Setelah menjadi supernova SN 2012aw, terjadi peningkatan tingkat terang hingga hampir 14 magnitudo, yang setara dengan peningkatan pelepasan energi hingga sebesar 300 ribu kali lipat dibanding semula. Pantauan teleskop antariksa Chandra memastikan supernova tersebut memiliki suhu sangat tinggi, hingga lebih dari 1 milyar derajat Celcius. Supernova ini juga dipastikan merupakan supernova tipe II, yang merupakan tahap transformasi dari sebuah bintang maharaksasa merah menjadi bintang neutron yang eksotik.
0 Comments