Book Review : The Theory of Everything (The Origin and Fate of the Universe) by Stephen Hawking

In this series of lectures Stephen W. Hawking tries to give an outline of what we think is the history of the universe from the big bang t...

In this series of lectures Stephen W. Hawking tries to give an outline of what we think is the history of the universe from the big bang to black holes.

The first lecture briefly reviews past ideas about universe and how we got to our present picture.One might call this the history of the universe.

The second lecture describes how both Newton s and Einstein's theories of gravity led to the conclusion that the universe could not be static: it had to be either expanding or contracting. This,in turn,implied that there must have been a time between ten and twenty billion years ago when the density of the universe was infinite.This is called the big bang. It would have been the beginning of the universe.

The third lecture talks about the black holes.these are formed when a massive star or an even larger body collapses in on itself under it s own gravitational pull. According to Einstein's general theory of relativity, any one foolish enough to fall into a black hole will be lost forever. They will not be able to come out of the black hole again. Instead, history, as far as they are concerned. Will come to a sticky end at a singularity. However, general relativity is a classical theory that is,it does not take into account the uncertainity principle of quantum mechanics.

The fourth lecture describes how quantum mechanics allows energy to leak out of black holes. Black holes are not as black as they are painted.

The fifth lecture shall apply quantum mechanical ideas to the big bang and the origin of the universe. This leads to the idea that space-time may be finite in extent but without boundary or edge.It would be like the surface of the earth but with two more dimensions.

The sixth lecture shows how this boundary proposal could explain why the past is so different from the future,even though the laws of physics are time symmetric.

Finally, in the seventh lecture Stephen W.Hawking describes how we are trying to find a unified theory that will include quantum mechanics, gravity, and all oth


Identitas Buku
Judul : The Theory of Everything (The Origin and Fate of the Universe)
Penulis : Stephen Hawking
Bahasa : Inggris
Tebal : 132 Halaman (Paperback)
Kategori : Nonfiksi, Sain, Fisika, Astronomi, Filsafat, Luar Angkasa
Penerbit : Jaico Publishing House, 30 Desember 2007
ISBN13 : 9788179925911
Rate : 4/5 Bintang

Review
Stephen William Hawking, lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942; umur 73 tahun, adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.

Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.

Salah satu buku karyanya berjudul The Theory of Everything (The Origin and Fate of the Universe).  Dimana pada bagian awal buku ini cenderung dibahas peran singularitas yang ditafsirkan dengan ketiadaan sebagai awal terbentuknya jagad raya.

Pada buku ini, dimulai dengan bahasan mengenai gagasan-gagasan tentang jagad raya, dari penentuan revolusi bumi oleh Aristoteles hingga pengamatan Hubble tentang mengembangnya ruang jagad raya dan dengan menggunakan penemuan Hubble sebagai landasannya, Hawking mencoba untuk mengeksplorasi pencapaian fisika modern termasuk teori-teori asal-usul jagad raya seperti Big Bang, perilaku Black Hole dan Kelengkungan Ruang dan Waktu.

Seperti yang tertulis diatas, dengan mengesampingkan peran Tuhan dan pandangan dari sisi agama, sejarah mengenai bagaimana awal mula jagad raya terbentuk merupakan sebuah kajian ilmiah yang secara umum belum berhasil dikuak secara tuntas. Maka, dalam melakukan observasi terkait hal tersebut, melalui metode-metode ilmiah, pengembangan model dan teori serta penerapan teknlogi terkini, para ilmuwan berharap mampu merangkai sebuah teori tentang segala sesuatu, yang ada di alam semesta ini, yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta.

Dalam buku ini, Hawking juga menyampaikan mengenai asal-usul dan kepunahan alam semesta. The Theory of everything atau Teori Segala Sesuatu atau Teori Supersimetri merupakan teori yang menggabungkan empat gaya dasar atau interaksi dasar alam semesta.

Keempat interaksi itu adalah Interaksi Kuat, Interaksi Lemah, Interaksi Elektromagnetik, dan Interaksi Gravitasi.

Interaksi kuat, merupakan interaksi yang menjelaskan gaya antar inti sehingga menghasilkan kemantapan inti atom. Interaksi lemah, penjelas untuk interaksi antar partikel bermuatan. Interaksi elektromagnetik, menjelaskan peluruhan beta, partikel-partikel dan inti. Interaksi gravitasi, mengatur interaksi yang bekerja pada semua benda yang memiliki massa dengan gaya yang selalu tarik-menarik. Dengan menyatukan keempat gaya dasar tersebut merupakan kemenangan besar terakhir dunia pemahaman manusia. Karena itu, kemudian manusia dapat mengetahui pikiran Tuhan.

Dengan melibatkan sentuhan filsafat, Hawking mencoba memancing pikiran para pembacanya untuk ikut andil berpikir bagaimana dapat membaca pikiran Tuhan, yang mana dg mengetahui pikiran Tuhan itu sama artinya dg memposisikan diri sebagai citra Tuhan yang maha pemikir. Yang pada akhirnya Hawking memposisikan pertanyaan tak terjawab yang tersisa dari fisika modern, tentang bagaimana mengkombinasikan seluruh teori-teori parsial kedalam sebuah teori paduan segala sesuatu, dan jika manusia dapat menemukan jawabannya maka hal itu akan menjadi kemenangan besar dalam sejarah pemikiran.

Tidak dipungkiri, jika kemudian atau seperti yang saat ini disebut-sebut, bahwa buku ini, memungkinkan pembaca untuk tergiring menuju atheisme. Seperti pada bagian ketika Hawking berpendapat bahwa : sebuah alam semesta yang mengembang tidak menyediakan tempat bagi keberadaan Sang Pencipta, namun dapat menempatkan batas kapan Sang Pencipta telah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Hawking juga tidak memberikan persamaan matematis mengenai penyatuan dari gaya dasar yang dia sampaikan dalam buku ini, dia hanya memberikan penjabaran mengenai teorinya.

Dan sekalipun teori tersebut disebut sebagai The Theory of Everything (Teori Segala Sesuatu) tetap saja dia tidak akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, ketika mulai membaca ini yakinkanlah untuk tetap mempertahankan keimanan untuk mengimbangi berjalannya pikiran kita untuk mengimbangi gagasan-gagasan ilmiah yang tersaji pada buku ini.

Pada bagian akhir buku ini terdapat glosari yang sangat membantu dalam memahami beberapa penjelasan mengenai beberapa istilah yang dipakai. Buku ini cukup bagus dibaca untuk sekadar menambah wawasan dan pengetahuan kita.

Izinkan saya berpesan, dalam hal apapun, sebaiknya jangan mudah percaya dengan informasi yang kita terima. Gunakan akal dan keimanan dalam menerima suatu informasi, pilih yang diperlukan, simpan yang belum diperlukan mungkin suatu saat dibutuhkan. Biarkan yang merugikan, misalkan yang bertentangan dengan keyakinan kita.

Mari terus membaca, belajar dan berpikir :)

You Might Also Like

1 Comments