Aliens and UFOs
Prof. Michiu Kaku, Tentang Sains Di Balik UFO dan Perjalanan Mengarungi Waktu
September 15, 2012
Pada tahun 1600, biarawan dan filosof Dominika Giordano Bruno dibakar
hidup-hidup di jalanan Roma. Gereja pertama-tama menggantungnya dalam
posisi terbalik dan melepasi pakaiannya hingga dalam keadaan tanpa
busana.
Apa ajaran Bruno hingga begitu berbahayanya?
Ia hanya menanyakan
hal yang sederhana: Apakah ada kehidupan di luar angkasa? Daripada
menerima kemungkinan adanya miliaran Santo, Paus, Gereja dan Yesus
Kristus di luar angkasa, lebih tepat bagi Gereja untuk membakarnya.
Selama
400 tahun, ingatan tentang Bruno menghantui para sejarawan sains. Namun
Bruno punya balas dendamnya setiap beberapa minggu; sekira dua kali
sebulan sebuah planet baru di luar tata surya ditemukan mengorbit sebuah
bintang, lebih dari 250 planet-planet kini didokumentasikan.
Prediksi
Bruno mengenai planet-planet di luar tata surya telah terbukti. Namun
satu pertanyaan masih tertinggal.
Meskipun Bima Sakti mungkin merupakan
tempat berkumpulnya planet-planet di luar tata surya, seberapa banyak
yang dapat mendukung kehidupan? Dan jika kehidupan cerdas memang eksis,
apa yang sains dapat katakan mengenai hal itu?
Sebagian
orang mengatakan bahwa makhluk ET telah mengunjungi Bumi dalam bentuk
UFO.
Ilmuwan biasanya menampik kemungkinan adanya UFO karena jarak antar
bintang sangatlah luas.
Namun beberapa tahun yang lalu pemerintah Perancis merilis
laporan dari Pusat Nasional Studi Ruang Angkasa Perancis, dimana
terdapat catatan 1600 penampakan UFO dalam rentang waktu 50 tahun,
termasuk 100 ribu halaman laporan para saksi mata, film dan kaset audio.
Pemerintah Perancis mengatakan bahwa sembilan persen dari
penampakan-penampak an ini dapat dijelaskan, 33 persen diantaranya
mungkin bisa dijelaskan, namun tidak dapat ditindaklanjuti.
Kasus
yang paling dapat dipercaya berkaitan dengan UFO meliputi:
a)
penampakan berkali-kali oleh para saksi mata independen dan kredibel,
dan
b) bukti dari beragam sumber, seperti laporan penglihatan dan radar.
Misalnya di tahun 1986 ada laporan penampakan UFO oleh penerbangan JAL 1628 di atas Alaska, yang kemudian diselidiki oleh Kantor Penerbangan
Federal AS. UFO terlihat oleh para penumpang JAL dan juga terlacak oleh
radar di darat.
Serupa dengan kasus ini, ada pula penampakan UFO lewat
radar berbentuk segitiga berwarna hitam di atas Belgia pada tahun
1989-1990 yang terlacak oleh radar NATO dan pesawat jet yang
mencegatnya. Pada tahun 1976, ada penampakan UFO di atas kota Tehran,
Iran, yang menimbulkan kegagalan sistem pada pesawat jet F-4.
Namun apa
yang membuat para ilmuwan frustrasi ialah bahwa dari ribuan penampakan
yang tercatat, tidak ada satupun yang memiliki bukti fisik yang dapat
diteliti di laboratorium. Tidak ada DNA alien, chip komputer alien atau
bukti fisik pendaratan.
Kita mungkin bertanya pada diri
kita, wahana macam apa yang mereka pakai. Berikut sejumlah karakteristik
wahana sebagaimana laporan dari para saksi mata:
- UFO bergerak zig-zag di udara.
- UFO dapat membuat mobil mogok.
- UFO melayang tanpa suara.
Tidak
ada dari karakteristik di atas yang cocok dengan deskripsi roket yang
telah kita kembangkan di Bumi.
Sebagai contoh, seluruh roket buatan kita
bergantung pada hukum ketiga Newton mengenai gerak (untuk setiap aksi,
ada reaksi yang setara dan berlawanan); bahkan pada UFO nampaknya tidak
ada pembuangan. Dan gaya gravitasi yang dibuat oleh piring terbang yang
melakukan zig-zag akan melebihi seratus kali gaya gravitas Bumi
cukup untuk meratakan seluruh makhluk di Bumi.
Dapatkah
karakteristik UFO dijelaskan lewat sains modern?
Dalam film selalu
diasumsikan bahwa makhluk alien mengendarai wahana ini, lebih jauh lagi,
jika wahana ini eksis, pastinya tidak diawaki (atau diawaki oleh
makhluk setengah organik dan setengah mekanik). Ini dapat menjelaskan
bagaimana wahana itu dapat menjalankan pola-pola dengan membangkitkan
gaya gravitasi yang secara normal dapat menghancurkan makhluk hidup.
Setiap
peradaban alien yang cukup canggih yang mengirim pesawat antar bintang
mengarungi jagat raya tentunya telah menguasai teknologi nano. Ini
artinya bahwa pesawat antar bintang mereka tidak mesti berukuran sangat
besar; pesawat-pesawat tersebut dapat dikirim ke jutaan tahun cahaya
untuk mengeksplorasi planet-planet yang tidak berpenghuni.
Bulan yang
sunyi bisa saja merupakan pangkalan terbaik bagi pesawat-pesawat nano.
Jika memang begitu, Bulan kita telah dikunjungi oleh sebuah peradaban di
masa lalu yang serupa dengan skenario yang digambarkan dalam film
"2001: A Space Odyssey", yang mungkin merupakan penggambaran paling
realistis perjumpaan dengan peradaban makhluk ET.
Sebagian
ilmuwan mencerca UFO karena UFO tidak cocok dengan rancangan propulsi
raksasa yang dipertimbangkan oleh para insinyur sekarang ini, seperti
mesin fusi ramjet, pesawat bertenaga laser dan mesin-mesin bertenaga
nuklir, yang dapat melintasi bermil-mil jauhnya. Namun UFO bisa saja
sekecil pesawat jet, dan dapat mengisi ulang bahan bakarnya di pangkalan
Bulan terdekat.
Jadi penampakan-penampakan mungkin berhubungan dengan
pesawat-pesawat pengintai tak berawak.
Waktu ialah salah
satu misteri besar jagat raya. Kita semua tersapu dalam sungai waktu
melawan keinginan kita. Sekira tahun 400 M, Santo Augustine menulis
secara luas mengenai alam paradoksial mengenai waktu-waktu:
"Bagaimana
masa lalu dan masa depan, ketika masa lalu tidak ada, dan masa depan
bahkan tidak ada? Untuk masa kini, jika selalu ada masa kini dan tidak
pernah menjadi masa lalu, tidak akan ada waktu, yang ada adalah
keabadian."
Jika kita mengulang logika Santo Augustine lebih jauh, maka
waktu itu tidak mungkin, begitu masa lalu hilang, masa depan tidak ada
dan masa kini eksis hanya untuk sesaat.
Stephen Hawking |
Pada tahun 1990,
Stephen Hawking membaca makalah kolega-koleganya yang mengusulkan
tentang mesin waktu, dan ia begitu skeptis.
Intuisinya mengatakan bahwa
perjalanan antar waktu tidak mungkin karena tidak ada wisatawan dari
masa depan. Jika perjalanan antar waktu begitu mudah dilakukan seperti
piknik hari minggu di taman, maka pengunjung dari masa depan bisa saja
mengganggu kita dengan kamera mereka.
Ada sebuah hukum, yang membuat
perjalanan antar waktu adalah tidak mungkin. Ia mengusulkan sebuah "Chronology Protection Conjecture" (Perkiraan Proyeksi Kronologis)
yang melarang perjalanan antar waktu dari hukum-hukum fisika untuk
"membuat sejarah aman bagi sejarawan".
Hal yang
memalukan, bagaimanapun, ialah bahwa tidak peduli seberapa keras para
ahli fisika berupaya, mereka tidak dapat menemukan sebuah hukum yang
dapat mencegah perjalanan antar waktu.
Secara jelas, perjalanan antar
waktu nampaknya konsisten dengan hukum-hukum fisika. Karena tidak dapat
menemukan suatu hukum fisika yang menyatakan perjalanan antar waktu
tidak mungkin dilakukan, Hawking baru-baru ini merubah pendiriannya. Ia
menjadi berita di surat kabar lewat pernyataannya, "Perjalanan antar
waktu mungkin saja, namun tidak dapat dipraktekkan"
Perjalanan
antar waktu ke masa depan mungkin bisa dilakukan dan pernah
diverifikasi melalui eksperimen jutaan kali. Jika seorang astronot
melakukan perjalanan mendekati kecepatan cahaya, maka itu akan
membutuhkan, katakanlah, satu menit untuk mencapai bintang terdekat.
Empat tahun akan terlewat di bumi, namun bagi astronot itu hanya satu
menit berlalu, karena waktu akan melambat di dalam pesawat roket.
Oleh
karena itu ia akan menyelesaikan perjalanan empat tahun ke masa depan,
sebagaimana yang terjadi di bumi. (Astronot kita sebenarnya menempuh
perjalanan singkat di masa depan setiap kali mereka pergi ke ruang
angkasa. Ketika mereka berjalan pada kecepatan 18.000 mil per jam di
atas bumi, jam mereka berdetak lebih lambat daripada bumi. Rekor dunia
perjalanan ke masa depan dipegang oleh kosmonot Rusia Sergei Avdeyev,
yang mengorbit 748 hari dan oleh karena itu terlempar 0,02 detik di masa
depan).
Albert eEnstein |
Jadi sebuah mesin waktu yang dapat membawa kita ke masa depan
konsisten dengan teori khusus Einstein mengenai relativitas.
Namun,
bagaimana dengan pergi ke masa lalu?
Jika kita dapat
pergi ke masa lalu, sejarah tidak mungkin dapat ditulis. Segera setelah
seorang sejarawan mencatat sejarah di masa lalu, seseorang dapat pergi
ke masa lalu dan mengubahnya. Mesin waktu tidak hanya menyingkirkan
sejarawan, namun juga membuat kita mengubah seluruh masa sesuai kehendak
kita. Jika, sebagai contoh, kita kembali ke era dinosaurus dan secara
kebetulan menginjak seekor mamalia yang merupakan nenek moyang kita,
mungkin kita akan tidak sengaja menghapus seluruh ras manusia. Sejarah
akan menjadi tanpa akhir seperti dalam sebuah episode yang aneh dari
Monty Python, dimana wisatawan dari masa depan yang menginjak mamalia
nenek moyang manusia ketika berusaha untuk memperoleh sudut kamera
terbaik.
Tapi mungkin masalah yang paling mengganggu
adalah paradoks logis yang muncul berkenaan dengan perjalanan antar
waktu.
Sebagai contoh, apa yang terjadi jika kita membunuh orang tua
kita sebelum kita lahir ? Ini adalah kemustahilan yang logis. Kadang
disebut sebagai "grandfather paradox".
Prof. Michiu Kaku |
Ada tiga cara
untuk memecahkan paradoks-paradoks ini.
Pertama, mungkin anda mengulang
sejarah masa lalu ketika anda kembali, untuk menyelesaikan masa lalu
tersebut.
Pada kasus ini, anda tidak mempunyai kehendak yang bebas. Anda
dipaksa untuk menyelesaikan masa lalu sebagaimana tertulis. Dengan
demikian, jika anda kembali ke masa lalu untuk memberitahukan rahasia
perjalanan antar waktu kepada diri anda sendiri yang berusia lebih muda,
maka artinya ini akan terjadi seperti itu. Rahasia perjalanan antar
waktu datang dari masa depan. Itu adalah takdir (Namun itu tidak
memberitahu kita darimana datangnya ide asli tersebut).
Kedua,
Anda mempunyai kehendak yang bebas Anda lakukan, jadi anda dapat
mengubah masa lalu, tapi ada batasannya. Kehendak Anda itu tidak dapat
membuat suatu paradoks waktu. Apapun upaya anda untuk membunuh orang tua
anda sebelum anda lahir, sebuah kekuatan misterius mencegah anda untuk
menarik pemicunya. Hal ini didukung oleh ahli fisika Rusia Igor Novikov.
Ia mengemukakan bahwa ada sebuah hukum yang mencegah kita berjalan di
atas atap, meskipun kita menginginkannya. Oleh karena itu, ada sebuah
hukum yang mungkin mencegah kita untuk membunuh orang tua kita sebelum
kita lahir.
Ketiga, jagad raya terbagi menjadi dua. Pada
satu garis waktu orang yang anda bunuh mirip dengan orang tua anda,
namun mereka berbeda, karena anda sekarang ada di alam raya paralel.
Kemungkinan terakhir ini nampak merupakan salah satu konsistensi bersama
teori kuantum.
Film Back to the Future mengeksplorasi
kemungkinan ketiga. Doc Emmett Brown (Christopher Llyoid) menemukan
sebuah mobil DeLorean berbahan bakar plutonium, yang sebenarnya adalah
mesin waktu untuk bepergian ke masa lalu. Marty McFly (Michael J. Fox)
masuk ke dalam mesin dan pergi ke masa lalu, bertemu dengan ibunya yang
masih remaja, yang kemudian jatuh cinta kepadanya. Ini menjadi masalah
pelik. Jika ibu Marty yang masih remaja menolak ayahnya di masa depan,
maka mereka tidak akan pernah menikah, dan ia tidak akan pernah lahir.
Masalah
tersebut di klarifikasi oleh Doc Brown. Ia pergi ke papan hitam dan
menggambar garis horizontal, yang mewakili garis waktu jagad raya kita.
Lalu ia menggambar garis kedua, yang merupakan cabang dari garis
pertama, menggambarkan sebuah alam raya paralel yang terbuka ketika Anda
mengubah masa lalu. Dengan demikian, kita kembali menuju sungai waktu,
sungai yang bercabang dua, dan satu garis waktu menjadi dua, atau
disebut sebagai pendekatan "banyak dunia".
Ini
artinya bahwa paradoks perjalanan antar waktu dapat dipecahkan. Jika
anda telah membunuh orang tua anda sebelum anda lahir, secara sederhana
artinya anda telah membunuh seseorang yang secara genetik identik dengan
orang tua anda, dengan ingatan dan kepribadian yang sama, namun mereka
bukanlah orang tua anda yang sebenarnya.
Sumber :
Buku karya Michio Kaku "Physics of the Impossible"
(Prof Michio Kaku on the science behind UFOs and time travel)
Penulis : Allen Lane
url : www.telegraph.co.uk (20 Maret 2008)
14 Comments