Science
Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi
February 27, 2013
Assalamualaikum....
Reaksi inti, seperti halnya reaksi elektronik, melibatkan perubahan energi. Akan tetapi, perubahan energi dalam reaksi inti bersifat sertamerta dan berantai sehingga perlu pengetahuan dan teknologi tinggi untuk mengembangkan reaktornya.Ada tiga jenis reaktor nuklir, yaitu reaktor untuk reaksi fusi, reaktor fisi, dan reaktor pembiak.
sumber dan referensi :
Budisma.web
Shvoong.com
Reaksi inti, seperti halnya reaksi elektronik, melibatkan perubahan energi. Akan tetapi, perubahan energi dalam reaksi inti bersifat sertamerta dan berantai sehingga perlu pengetahuan dan teknologi tinggi untuk mengembangkan reaktornya.Ada tiga jenis reaktor nuklir, yaitu reaktor untuk reaksi fusi, reaktor fisi, dan reaktor pembiak.
1. Reaksi Fisi
Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan nuklida radioaktif menjadi
nuklida-nuklida dengan nomor atom mendekati stabil. Pembelahan nuklida
ini disertai pelepasan sejumlah energi dan sejumlah neutron. Reaksi fisi inti uranium–235 dioperasikan dalam reaktor tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik. Jika inti 235U
dibombardir dengan neutron, akan dihasilkan inti-inti atom yang lebih
ringan, disertai pelepasan energi, juga pelepasan neutron sebanyak 2
hingga 3 buah. Jika neutron dari setiap reaksi fisi bereaksi lagi dengan
inti 235U yang lain, inti-inti ini akan terurai dan
melepaskan lebih banyak neutron. Oleh karena itu, terjadi reaksi yang
disebut reaksi berantai (chain reaction).
Reaksi fisi 235U dengan neutron membentuk kripton dan barium disertai pelepasan energi sebesar 3,5 × 10-11 J dan sejumlah neutron yang siap bereaksi fisi dengan inti yang lain. |
Reaksi berantai
adalah sederetan reaksi fisi yang berlangsung spontan dan serta merta,
disebabkan oleh neutron yang dilepaskan dari reaksi fisi sebelumnya
bereaksi lagi dengan inti-inti yang lain. Oleh karena satu reaksi fisi
dapat menghasilkan 3 neutron, jumlah inti yang melakukan fisi berlipat
secara cepat, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.17. Reaksi berantai dari
fisi inti merupakan dasar dari reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Reaksi berantai pada reaksi fisi |
Agar
dapat memanfaatkan reaksi berantai dari suatu sampel radioaktif yang
berpotensi fisi maka reaksi fisi harus dikendalikan dengan cara
mengendalikan neutron yang dilepaskan dari reaksi itu. Dengan demikian,
hanya satu neutron yang dapat melangsungkan reaksi fisi berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, jika sampel radioaktif terlalu sedikit,
neutron-neutron yang dihasilkan dari reaksi fisi meninggalkan sampel
radioaktif sebelum neutron-neutron itu memiliki kesempatan untuk
bereaksi dengan inti-inti radioaktif yang lain. Dengan kata lain,
terdapat massa kritis untuk bahan tertentu yang berpotensi fisi, yang
dapat melangsungkan reaksi berantai (lihat Gambar dibawah ini).
Massa kritis adalah massa terkecil dari suatu sampel yang dapat melakukan reaksi berantai.
Kontruksi Bom atom |
Jika
massa terlalu besar (super kritis), jumlah inti yang pecah berlipat
secara cepat sehingga dapat menimbulkan ledakan dan petaka bagi manusia,
seperti pada bom atom. Bom atom merupakan kumpulan massa subkritis yang
dapat melakukan reaksi berantai. Ketika dijatuhkan massa subkritis
menyatu membentuk massa super kritis sehingga terjadi ledakan yang
sangat dahsyat.
Ledakan bom yang menyerupai cendawan |
Reaktor fisi nuklir
adalah suatu tempat untuk melangsungkan reaksi berantai dari reaksi
fisi yang terkendali. Energi yang dihasilkan dari reaktor ini dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi nuklir. Reaktor nuklir terdiri atas
pipa-pipa berisi bahan bakar radioaktif dan batang pengendali neutron
yang disisipkan ke dalam pipa bahan bakar nuklir tersebut. Perhatikan
Gambar :
Skema bagian inti dari reaktor nuklir |
Pipa bahan bakar berbentuk silinder mengandung bahan yang berpotensi fisi. Dalam reaktor air ringan (1H2O),
pipa bahan bakar berisi uranium yang berpotensi melangsungkan reaksi
fisi. Uranium yang digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir
mengandung isotop 235U sekitar 3%. Batang pengendali neutron
dibuat dari bahan yang dapat menyerap neutron, seperti boron dan kadmium
sehingga dapat mengendalikan reaksi berantai. Pengendalian neutron
dilakukan dengan cara menaikkan atau menurunkan batang pengendali yang
disisipkan dalam pipa bahan bakar.
Dalam keadaan darurat, batang-batang
pengendali ini, dapat dimasukkan seluruhnya ke dalam pipa bahan bakar
guna menghentikan reaksi fisi. Selain batang pengendali, terdapat alat
yang disebut moderator Moderator ini berguna untuk memperlambat gerakan
neutron. Moderator dipasang jika bahan bakar uranium–235 merupakan
fraksi terbanyak dari total bahan bakar. Moderator yang dipakai umumnya
air berat (2H2O), air ringan (1H2O), atau grafit.
Bahan bakar nuklir, selain uranium–235, juga uranium–238 dapat dijadikan
bahan bakar. Keunggulan dan kelemahan dari kedua bahan bakar tersebut,
yaitu jika uranium–238, bereaksi lebih cepat dengan neutron hasil reaksi
fisi dibandingkan uranium–235, tetapi uranium–235 bereaksi lebih cepat
dengan neutron yang telah diperlambat oleh moderator.
Pada reaktor air ringan, 1H2O
berperan sebagai moderator, sekaligus sebagai pendingin. Gambar berikut
menunjukkan rancang bangun reaktor air bertekanan atau reaktor air
ringan.
Reaktor nuklir air ringan (konstruksi air bertekanan) Batang bahan bakar memanaskan air yang disirkulasikan ke penukar kalor. Uap yang dihasilkan dalam penukar kalor dilewatkan ke turbin yang mendorong generator listrik. |
Air dalam reaktor
dipertahankan sekitar 350°C pada tekanan 150 atm agar tidak terjadi
pendidihan. Air panas ini disirkulasikan menuju penukar kalor, di mana
kalor digunakan untuk menghasilkan uap, dan uap tersebut menuju turbin
untuk pembangkit listrik. Setelah periode waktu tertentu, hasil reaksi
fisi yang menyerap neutron berakumulasi dalam pipa bahan bakar. Hal ini
menimbulkan interferensi dengan reaksi rantai sehingga pipa bahan bakar
harus diganti secara berkala.
Buangan
sisa bahan bakar menjadi limbah nuklir. Limbah ini dapat diproses
ulang. Bahan bakar sisa tersebut dipisahkan secara kimia dari limbah
radioaktif. Plutonium–239 adalah salah satu jenis bahan bakar hasil
pemisahan dari buangan limbah nuklir. Isotop ini diproduksi selama
reaktor beroperasi, yaitu pemboman uranium–238 oleh neutron. Isotop
plutonium–239 juga berpotensi fisi dan dipakai untuk membuat bom atom atau
senjata nuklir. Ketersediaan isotop plutonium–239 dalam jumlah besar
akan meningkatkan kesempatan negara-negara maju untuk menyalahgunakan
plutonium dijadikan bom atom atau senjata nuklir pemusnah masal. Sisa
bahan bakar nuklir sebaiknya tidak didaur-ulang. Masalah utama bagi
lembaga tenaga nuklir adalah bagaimana membuang sampah radioaktif yang
aman.
2. Reaksi Fusi
Reaksi
fusi adalah reaksi nuklida-nuklida ringan digabungkan menjadi nuklida
dengan nomor atom lebih besar. Misalnya, inti deuterium (2H) dipercepat menuju target yang mengandung deuteron (2H) atau tritium (3H) membentuk nuklida helium.
Persamaannya:
1H2 + 1H2 → 2He3 + 0n1
1H2 + 1H3 → 2He4 + 0n1
Untuk
mendapatkan reaksi fusi inti, partikel pembom (proyektil) harus
memiliki energi kinetik yang memadai untuk melawan tolakan muatan
listrik dari inti sasaran (lihat Gambar dibawah ini).
Grafik energi antaraksi dua inti terhadap tolakan elektrostatis |
Disamping
pemercepat partikel, cara lain untuk memberikan energi kinetik memadai
kepada inti proyektil agar dapat bereaksi dengan inti sasaran dilakukan
melalui pemanasan inti sasaran hingga suhu sangat tinggi. Suhu pemanasan
inti sasaran sekitar 108 °C. Pada suhu ini semua elektron dalam atom
mengelupas membentuk plasma.
Plasma adalah gas netral
yang mengandung ion dan elektron. Masalah utama dalam mengembangkan
reaksi fusi terkendali adalah bagaimana kalor plasma yang bersuhu sangat
tinggi dapat dikendalikan. Kendalanya, jika plasma menyentuh bahan apa
saja, kalor dengan cepat dihantarkan dan suhu plasma dengan cepat turun.
Reaktor uji fusi inti Tokamak menggunakan medan magnet berbentuk donat
untuk mempertahankan suhu plasma dari setiap bahan, seperti ditunjukkan
pada Gambar dibawah ini.
Reaksi fusi inti tokamak |
Sekian... semoga bermanfaat,
Wassalamualaikum... Wr, Wb.
sumber dan referensi :
Budisma.web
Shvoong.com
2 Comments