Islam Is My Life
Widiani's Diary
Datangkan Rezekimu dengan Mengeluarkan Sedekah
November 07, 2014
Assalamualaikum....
"The Power Shodaqoh"
Pernah membaca atau mendengar kalimat tersebut?
Pada awalnya, saya tidak begitu yakin dengan kebenaran dari ungkapan itu. Lalu kemudian saya menjadi percaya dan yakin setelah mengalami beberapa kali kejadian terkait dengan sedekah. Beberapa kali? Yaph... beberapa kali. Dan pada tulisan ini saya akan menceritakan, satu pengalaman saya terkait bersedekah yang menurut saya hingga saat ini, pengalaman tersebut menjadi salah satu pengalaman yang berkesan dan amazing banget dalam hidup saya, hehe...
Waktu itu, di suatu hari pada sekitaran tahun 2007. Saya lupa tepatnya kapan. Dirumah, saya tinggal bersama kedua orang tua, kakak, adik dan nenek saya. Dan hari itu saya sedang sendirian di rumah. Saat itu kedua orang tuaku sedang di di luar kota, kakakku kerja, adikku kuliah dan nenek lagi di rumah bibi.
Saat itu pagi-pagi, saya lagi nyantai aja nonton kartun sambil makan sereal coklat favorit saya dan tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Saya lihat, oh ternyata mereka... 3 orang santri dari pesantren. Kebetulan rumah saya berada tidak jauh dari sebuah pesantren, hanya terhalang beberapa rumah saja. Singkatnya, terjadilah percakapan sebagai berikut :
Saya : "Haai... eh, ada apa ya...? Ayo, silahkan duduk" (Saya tanya seperti itu, karena meskipun sering bertemu dengan mereka, saat itu mereka terlihat berbeda. Dandanannya lebih rapi dibanding keseharian mereka. Dan di tangan salah satu santri tersebut membawa map berwarna hijau)
Santri 1 : "Iya teh, maaf menganggu... ibu sama bapak nya ada?"
Saya : "Lagi gak ada. Kenapa? Mungkin aku bisa bantu?"
Santri 1 : (Dengan tampak canggung) "Kami... mau mengadakan acara Maulid Nabi... dan mungkin Bapak sama Ibu mau menambah dana untuk acara kami..."
Saya : "Ohh..." (Sambil agak bingung. Wah.. gimana ya... Orang tua ku gak ada, sedangkan biasanya tambahan dana, meskipun tidak begitu besar, dari orangtuaku untuk keperluan di pesantren tersebut sepertinya selalu sangat diharapkan)
Saya : "Acaranya kapan?, kalau gak salah minggu depan, kan...? Insyaa Allah, nanti aku sampaikan ke Ibu sama Bapakku. Soalnya mereka baru akan pulang, nanti seminggu lagi, Insyaa Allah sebelum pelaksanaan acaranya mereka pulang"
Santri 1 : "Acaranya dimajukan, Teh... jadi hari Rabu, minggu ini" (Sambil tersenyum)
Saya : "Oh... " (Tambah bingung. Tapi Alhamdulillah saat itu otakku bisa bekerja dengan cepat, hingga membuat saya berpikir, "Oke, tambahan dana yang biasa diberikan orang tuaku itu, saat ini mungkin harus pakai uang aku dulu. Ya, ya, ya... Aku ingat di dompet ada uang, Rp. 75.000,-")
Saya : "Eh tunggu sebentar ya... aku kedalam dulu. Ini kuenya dicobain dulu" (Sambil membuka tutup beberapa toples)
Sesampainya di kamar aku jadi bingung sendiri. Aku kan cuma punya uang Rp. 75.000,-. Tadi itu, kenapa aku gak suruh mereka pergi aja ya, kan orangtuaku gak ada. Mereka pasti bisa tetap mendapatkan tambahan dana untuk keperluan acara di pensantren dari donatur lain.
Alhamdulillah, saat itu otakku bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik lagi. Sehingga muncul pemikiran, kasihan banget kalau sampai santri-santri itu harus keluar dari rumah ini tanpa mendapatkan tambahan sedikit lagi dana untuk keperluan acara pesantren, hingga akhirnya aku ambil selembar uang Rp. 50.000,- dari dompetku. Sisa didompetku tinggal Rp. 25.000,-. Kenapa gak aku ambil semuanya? Saat itu, aku pikir ini masih pagi, dan biasanya kakakku pulang kerjanya sore. Aku khawatir aja, saat siang hingga sebelum kakakku pulang, ada keperluan mendadak. Yaa... minimal aku punya uang Rp. 25.000,- :)
Aku keluar kamar, dan menemui ketiga santri itu lagi di ruang tamu.
Saya : "Hmmm... ini ada sedikit dari aku, mungkin bisa buat sedikit aja nambah-nambahin keperluan di pesantren"
Santri 1, 2, 3 : "Alhamdulillah...."
Santri 1 : " Subhanallah, Alhamdulillah.... Jazakillah, Teh... Semoga Allah SWT mendatangkan lebih banyak lagi rezeki buat Teteh dan keluarga..." (Entah mengapa, Aku merasa, senyum dan doanya untuk ku dan keluarga ku begitu tulus)
Saya : "Aamiin..."
Santri 2 : "Maaf, Teh, ini mohon ditulis nama Teteh dan jumlah dana disini, sama tanda tangan juga..."
Saya : " Oh Gak usah... gpp, gak usah dimasukin ke catatan ini. Lagian uangnya juga cuma sedikit"
Santri 2 : " Bukan besar atau kecilnya, Teh... ini buat keperluan kita juga untuk pertanggungjawaban kepanitiaan nanti"
Oke deh, aku tulis nama aku disitu, jumlah uang yang aku berikan dan tanda tangan. Mereka berpamitan. Aku kunci pintu dan duduk lagi di sofa, nonton tv dan ternyata serealku sudah menjadi lembek banget, tapi tetap aku makan sedikit demi sedikit. Dan tiba-tiba HP ku bunyi. Ada SMS masuk.
"Hai Wi, buku yang kamu booked semalam jadi diambil...? balas cepat ya"
Astagfirullahaladzim... iya aku baru ingat, niatnya nanti sore, aku mau minta antar adikku ke ATM buat transfer uang ke toko buku online. Semalam aku ngbooked buku. Sebenarnya waktu itu ada banyak buku yang aku inginkan. Tapi karena uangnya lagi gak ada. Terpaksa aku harus memilih ambil satu buku aja yang benar-benar aku inginkan. Total harga buku dan yang harus aku transfer waktu itu pas Rp. 50.000,- aku dapat gratis ongkos kirim waktu itu.
Dan uang yang mau aku transferkan itu, udah aku kasih ke pesantren. Tapi gak apa-apa... aku gak mempermasalhakan uang yang aku sedekahkan. Aku Ikhlas.
Nyesel, kesel dan kecewa. Itu yang aku rasain. Saat aku harus bilang booked nya batal, karena dari toko buku online tersebut bilang, bukunya mau dikasih ke pembeli yang lain karena ada banyak waiting list. Tapi masih bersyukur, karena pihak toko buku online itu gak mempermasalhkan saat aku membatalkan pembelian dan masih tetap ramah saat aku telepon waktu itu.
Tapi, rasa nyesel, kesel dan kecewa nya aku saat itu bukan karena uang yang aku sedekahkan. Ini hanya karena buku yang aku inginkan banget itu gak jadi aku miliki.
= = =
Pagi, berlalu, siang berlalu dan tibalah sore. Aku sedih, kepikiran terus buku yang selama ini aku cari dan aku inginkan banget setelah sedikit lagi mau aku dapatkan, jadi milik orang lain. Adikku pulang. Dan kemudian menyodorkan 2 lembar uang seratuas ribuan. Aku tanya, uang apa?, dan dia jawab :
"Tadi mamah transfer, katanya bakal lebih lama disana. Kalau-kalau butuh sesuatu... Transfernya sih Rp. 400.000,- tapi bagi dua ya, hehehe... udah bilang ke mamah juga kok..."
Aku jawab, "Okee"
= = = = = =
Selang beberapa menit, Nenekku pulang. Beliau bilang, acara nginap menginap di rumah bibi, selesai... Terus, bibiku yang waktu itu nganterin nenekku pulang, duduk di sebelah aku dan menyodorkan selembar uang Rp. 100.000,-. Dia bilang :
"Nih buat Ade, (yaph.. aku dirumah dipanggil Ade ^_^)... Kemarin kan gak ikut waktu main ke Garut. Semuanya dapat jatah, hehe... karena gak ikut, nih uangnya aja ya..."
= = = = = = = = =
Selesai sholat Maghrib, aku tiduran nonton tv. Kakakku nyamperin, tiduran juga disebelahku. Terus nyodorin 2 lembar uang Rp. 50.000,-. Dia bilang :
"Nih, waktu itu Teteh punya utang kan... "
"Iya...? Gak tau lupa. Utang apa?",
"Iya...bekas bayar penjahit..."
"ohh... iya, iya... inget...."
= = = = = = = = = = = =
Malamnya, aku dapat telepon dari toko buku online (ini toko buku online yang berbeda dengan toko buku online yang aku ceritakan diatas) yang memberi tahu ku kalau aku dapat hadiah berupa voucher belanja buku senilai Rp. 100.000,- dan aku cek email dan webnya... Dan Wahh.... Alhamdulillah, iya benar aku salah satu pemenangnya. Memang beberapa hari sebelumnya aku mengikuti semacam giveaway yang diadakan toko buku online tersebut.
Langsung, saat itu juga aku memilih buku-buku yang aku inginkan di webnya. Boleh melebihi nilai voucher asal menstransfer sisa harga di luar voucher tersebut. Alhamdulillah, yang asalnya aku gak bisa beli buku-buku yang aku inginkan, lalu karena gak ada uang terpaksa harus memilih satu yang paling aku inginkan tapi kemudian akhirnya aku bisa membeli semua buku yang sedang aku inginkan saat itu. Total harga dari semua buku itu sekitar Rp. 325.000,- Alhamdulillah untuk tambahan yang harus dibayarkan aku punya uang yang dari bibi dan kakakku. Juga aku masih punya uang dari ibuku kalau-kalau ada keperluan selama ibu dan bapakku belum pulang.
Menjelang tidur, aku gak henti-hentinya bersyukur sama Allah, akhirnya aku bisa beli buku-buku yang sedang aku inginkan saat itu. Dan tiba-tiba aku ingat tentang 3 orang santri yang pagi-pagi tadi datang ke rumah, aku ingat tentang selembar uang Rp. 50.000,- yang aku sedekahkan dan aku ingat tentang sebuah hadits :
"Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah". (HR. Al-Baihaqi)
Subhanallah.... Saya bersedekah sebesar Rp. 50.000,- di pagi hari. Lalu kemudian, masih pada hari itu juga, saya mendapatkan rezeki sebesar Rp. 500,000,-. Sepuluh kali lipat.!!
Dan aku percaya, yang aku alami pada hari itu bukan suatu kebetulan.
Setelah itu, aku semakin yakin... ternyata memang benar, bahwa bersedekah ibarat berinvestasi, kelak kita akan menuai hasil berlipat. Mengenai waktunya kapan dan wujudnya apa, rahasia Allah SWT.
Itu sedikit cerita dari pengalamanku tentang bersedekah, sekaligus juga sebagai pengalaman yang Gagal Membawa Berkah. Gagal, karena sebelumnya gagal membeli satu buku yang aku inginkan. Namun ternyata kegagalan tersebut membawa berkah yang sangat luar biasa, karena pada akhirnya gak cuma satu buku yang bisa aku beli tapi beberapa buku. Totalnya waktu itu 9 buku, termasuk buku yang awalnya gagal dibeli :)
“Tulisan Ini Diikutsertakan dalam Giveaway Buku Lelaki Gagal Gaul”
yang berhadiah empat buku Lelaki Gagal Gaul
yang ini lho... covernya ^_^
By the way... aku gak tahu, apakah tulisan aku ini masuk ke dalam "kategori" Gagal Membawa Berkahnya Pak Edotz atau gak yaa... Semoga aja masuk, hehehe.... Buat Pak Edotz, semoga sukses yaa giveawaynya, semoga bukunya laris, semoga menjadi penulis terkenal yang menjadi kebanggaan negara tercinta, Indonesia... semoga selalu merasa bahagia dan selamat di dunia dan akhirat... *senyummanis*
Apaa?? Tulisannya kepanjangannya? Gak apa-apa, banyak membaca itu kan baik, hehehhh.... dan terakhir,
Wassalamualaikum... Wr. Wb.
7 Comments