Astronomy
TELESKOP HUBBLE
September 12, 2012Teleskop Luar Angkasa Hubble dilihat dari Pesawat Ulang-alik Columbia selama Misi Servis 3B (STS-109) |
Teleskop Hubble adalah sebuah teleskop luar angkasa yang berada di orbit bumi. Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan terkenal Amerika, Edwin Hubble yang juga merupakan penemu hukum Hubble. Sebagian besar dari benda-benda angkasa yang telah berhasil diidentifikasi, adalah merupakan jasa teleskop Hubble.
Ukuran Teleskop Hubble
- Teleskop: Ketebalan mencapai 13,1 meter (43,5 kaki), berdiameter 4,27 meter (14,0 kaki) dan memiliki berat 11.000 kilogram. Ukuran Hubble hampir sama dengan sebuah bus sekolah. Tabung oranye yang ada pada teleskop adalah sumber tenaga Hubble.
- Lensa: Lensa primer teleskop Hubble, berdiameter 2,4 m (8 kaki), dan beratnya mencapai 826 kilogram. Lensa ini terbuat dari kaca silika yang dilapisi oleh lapisan tipis aluminum murni untuk merefleksikan cahaya. Selain lapisan aluminum, lensanya juga memiliki lapisan magnesium fluorida yang berguna untuk mencegah oksidasi dan sinar ultraviolet (UV) dari matahari agar lensa tidak cepat rusak.
Sejarah Teleskop Hubble
Teleskop adalah alat pengamatan yang
berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk
citra dari benda yang diamati. Teleskop ini membawa bayangan benda yang
terbentuk lebih dekat sehingga benda tampak lebih besar. Ada dua jenis
teleskop menurut lensa atau cermin yang digunakan untuk menghasilkan
gambar yaitu teleskop reflektor (teleskop pantul) dan teleskop refraktor
(teleskop bias) seperti yang terlihat pada Gambar 1. Teleskop reflektor
terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar kecil dan satu
lensa cembung untuk mengamati benda. Teleskop ini memantulkan cahaya
dari cermin utama parabola ke cermin sekunder datar dan kemudian ke
lensa mata. Terdapat tiga jenis teleskop reflektor yaitu teleskop
Newton, teleskop Gregorian, dan teleskop Cassegrain. Tingkat perbesaran
citra ini tergantung pada panjang fokus cermin dan lensa mata. Sedangkan
teleskop refraktor menggunakan lensa (biasanya ada dua lensa) untuk
menghasilkan citra. Cahaya membelok dan membentuk bayangan pada fokus,
lalu citra bayangan diperbesar oleh jajaran lensa okuler.
Teleskop telah digunakan sejak awal abad
ke-17. Orang pertama yang menggunakan teleskop dalam pengamatan
astronomi adalah Galileo Galilei. Galileo Galilei menemukan bukti dari
teori Copernican yaitu penemuan empat bulan yang mengedari Jupiter yang
membuktikan bahwa tidak semua benda-benda langit mengelilingi Bumi. Dia
juga bisa melihat kawah di permukaan bulan. (Friedman Herbert, 1984:
17). Berikut adalah penemuan teleskop untuk pengamatan astronomi yang
dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Penemuan Teleskop Untuk Pengamatan Astronomi
No
|
Penemu
|
Tahun penemuan
|
Ukuran Teleskop
|
Hasil Pengamatan
|
1 | Galileo Galilei | Abad ke-17 (1609) | Terdiri dari lensa cekung dan cembung | 4 bulan yang mengitari Jupiter, fase Venus, Kawah dipermukaan bulan |
2 | Johannes Kepler | 1611 | 2 lensa cembung | Orbit elips planet |
3 | Christian Huygens dan kakaknya | 1655 | 12 kaki | Titan (satelit saturnus) |
4 | Giovanni Cassini | 1672 | 35 kaki | Rhea (satelit kelima Saturnus) |
100 kaki |
Lebih dari 2 satelit saturnus
|
|||
5 | Isaac Newton | 1670-an | 1 inchi | Mengoreksi aberasi sferis yang diciptakan oleh pembiasan lensa. |
6 | William Herschel | 1781 | 12 inchi | Satelit ke enam dan ke tujuh saturnus, nebula. |
18,8 inchi | ||||
48 x 40 inchi | ||||
7 | Joseph Fraunhoefer | 1824 | 9,5 x 14 inchi | Spektrum tata surya |
8 | Observatorium Lick | 1888 | 36 inchi | Pusat studi kecepatan radial bintang dan nebula. |
9 | George Hale | 1897 | 40 inchi | Pusat penelitian astronomi |
Semakin besar panjang fokus, maka
kemampuan teleskop untuk mengumpulkan cahaya juga semakin besar.
Kemampuan teleskop mengumpulkan cahaya (LGP) Light Gathering Power
sebanding dengan diameter kuadrat teleskop.
Luas penampang teleskop dapat dirumuskan dengan persamaan (2.1) :
LGP (A)=π(D/2)^2
LGP (A)= 1/4 πD^2…………………………… (2.1)
LGP (A)=π(D/2)^2
LGP (A)= 1/4 πD^2…………………………… (2.1)
Keterangan:
LGP : Kemampuan mengumpulkan cahaya (mm2)
A : Luas penampang teleskop (mm2)
D : diameter teleskop (mm)
LGP : Kemampuan mengumpulkan cahaya (mm2)
A : Luas penampang teleskop (mm2)
D : diameter teleskop (mm)
Pada tahun 1962, NASA (the National
Aeronautics and Space Administration) dan ESA (the European Space
Agency) merekomendasikan untuk membangun sebuah teleskop luar angkasa
raksasa. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1977, kongres mulai
mengumpulkan dana untuk proyek tersebut. Pada tahun yang sama pula,
pembuatan teleskop segera dimulai. Untuk mendapatkan dukungan kongres,
NASA telah meminimalkan biaya dan harus memastikan kinerja teleskop.
NASA dan ESA mulai bekerja bersama untuk merancang dan membangun
teleskop menjadi teleskop luar angkasa Hubble. Nama Hubble digunakan
untuk memberi penghargaan kepada Edwin Powell Hubble.
Edwin Powell Hubble adalah seorang
ilmuwan yang menciptakan sebuah sistem klasifikasi untuk berbagai
galaksi. Dia mengamati dan mengklasifikasikan galaksi tersebut
berdasarkan kandungan, jarak, bentuk, dan kecerahan. Pada tahun 1929 dia
merumuskan Hukum Hubble, yang memungkinkan para astronom untuk
menentukan umur alam semesta, dan membuktikan bahwa alam semesta
mengembang. Dia dikenang sebagai bapak kosmologi observasional. Karena
itulah pilihan nama teleskop digunakan untuk mengenang jasanya.
Teleskop luar angkasa Hubble pada
dasarnya adalah sebuah teleskop reflektor besar (mirip dengan konsep
asli Cassegrain), dimana dua cermin yang bertindak untuk konsentrasi
cahaya. Meskipun teleskop Hubble telah dirampingkan sehingga cermin
utama menjadi berdiameter 2,4 meter, dari ukuran awal 3 meter, proyek
ini mulai menarik perhatian penting dari para astronom. Cerminnya
selesai pada tahun 1981 dan perakitan pesawat antariksa seluruhnya
selesai pada tahun 1985. Rencana meluncurkan teleskop menggunakan
pesawat ulang alik NASA pada tahun 1986 tetapi hanya 1 bulan sebelum
peluncuran dijadwalkan, bencana pesawat Challenger menyebabkan penundaan
2 tahun pesawat dari program keseluruhan. Teleskop luar angkasa Hubble
akhirnya diluncurkan di Goddard Space Flight Center (GSFC) dengan pesawat ulang-alik Discovery pada
tanggal 24 April 1990.
Harapan para astronom yang sedemikian
tinggi sempat pupus karena citra-citra yang dikirim ternyata sangat
kabur. Ternyata, masalahnya berasal dari cermin utama Hubble yang
meleset keluar meski hanya sebesar 2,2 mikrometer. Karena masalah
tersebut, cahaya yang jatuh pada permukaannya tidak dapat dipantulkan
secara terfokus sehingga gambar benda-benda langit yang didapat
cenderung menyebar sehingga nampak kabur atau disebut aberasi sferis.
Akibatnya, dibutuhkan waktu yang lama bagi para astronom untuk dapat
menganalisis gambar-gambar kiriman Hubble. Masalah lain juga ditemui
pada salah satu panel surya dari Hubble yang bergoyang-goyang karena
mendapat panas yang berlebih dari sinar matahari. Sementara itu, 3
giroskop rusak serta beberapa peralatan pengukuran juga tidak dapat
berfungsi dengan baik. Sudah tentu hal ini mengecewakan para astronom
dan anggota tim yang terlibat. Untungnya, teleskop Hubble yang
selanjutnya disebut dengan Hubble saja, adalah teleskop luar angkasa
pertama yang rancangannya memungkinkan insinyur dan ilmuwan di Space
Telescope Institute di Baltimore (AS) untuk datang mengoreksi paket
optik yang akan mengembalikan teleskop ke pengamatan sepenuhnya. Mereka
yang terlibat dalam proyek ini memiliki solusi untuk mengatasi masalah
pada cermin utama Hubble yaitu dengan memasang semacam “lensa kontak”,
seperti halnya dengan orang yang mengalami cacat mata miopi (rabun
jauh). Pada tahun 1991, NASA menyiapkan program kilat untuk menyiapkan
cermin koreksi yang diberi nama COSTAR (Corrective Optics Space
Telescope Axial Replacement) yang terdiri atas 10 buah cermin perak
seukuran uang logam. Cermin tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga
setelah dipasang akan membantu memfokuskan cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan cermin utama yang bermasalah pada Hubble. Pada tahun 1993 NASA
meluncurkan misi perbaikan, orang tidak berharap banyak, namun ternyata
pemasangan instrumen dan giroskop baru tersebut menyelamatkan Hubble.
Dua tahun kemudian, Hubble mengirim gambar spektakuler berupa
pembentukan awal sebuah galaksi yang seperti galaksi bimasakti pada masa
satu miliar tahun pasca Big Bang.
Orbit teleskop Hubble kini berada pada
600 km di atas permukaan Bumi yang merupakan
lokasi yang baik untuk menghilangkan efek distorsi atmosfer. Teleskop
luar angkasa Hubble meneliti sinar inframerah dekat (near infrared),
ultraviolet, dan cahaya tampak. Teleskop ini dirancang untuk mengambil
gambar dengan resolusi yang tinggi dan spektrum yang akurat dengan
memusatkan cahaya ke bentuk gambar yang tajam yang mungkin tidak dapat
diperoleh dari Bumi, dimana atmosfer membatasi kecerahan
bintang-bintang. Oleh karena itu, teleskop yang mempunyai cermin yang
berdiameter 2,4 meter ini tidak kalah dengan teleskop di Bumi yang
memiliki diameter lebih besar. Konsep teleskop dapat diupgrade dan
diservis secara berkala oleh astronot agar dihasilkan kemampuan dan
penemuan ilmiah yang kadang diluar dugaan perancang.
Komponen Teleskop Hubble
Teleskop Hubble mempunyai dua kelompok
instrumen yaitu radial dan axial .
Instrumen radial berada di sekitar pinggang Hubble, sedangkan axial
berada di belakang teleskop. Instrumen yang berbeda digunakan untuk
tujuan yang berbeda. Beberapa digunakan untuk membuat gambar dan
beberapa dirancang untuk mengidentifikasi cahaya dari bintang dan
galaksi oleh penyebaran spektrum seperti pelangi. Uniknya Hubble berada
pada suatu tempat di luar angkasa yang membuat kemampuannya menangkap
objek menjadi lebih luas dari panjang gelombang yang ditangkap oleh
teleskop optik di Bumi. Teleskop dapat juga melihat dengan jelas di
bagian spektrum inframerah-dekat (near infrared) dimana jika
dilihat melalui teleskop di Bumi, atmosfer Bumi menyebabkan spektrum
tersebut terlihat sangat cerah dan sangat tidak kelihatan. Ketebalan
Hubble mencapai 13,1 meter (43,5 kaki), berdiameter 4,27 meter (14,0 kaki) dan memiliki berat 11.000 kilogram. Ukuran ini hampir sama dengan sebuah bus sekolah.
Berikut adalah komponen-komponen dari teleskop Hubble.
a. Cermin:
Cermin pada teleskop Hubble ada dua :
1). Cermin utama atau cermin primer
Cermin utama atau cermin primer Hubble dibuat dari kaca yang dilapisi aluminium untuk merefleksikan cahaya.
Selain lapisan aluminum, cerminnya juga memiliki lapisan magnesium
fluorida yang berguna untuk mencegah oksidasi dan sinar ultraviolet (UV)
dari matahari agar cermin tidak cepat rusak. Cermin utama ini mempunyai
diameter 2,4 meter dan beratnya mencapai 826 kilogram yang berfungsi
mengumpulkan cahaya dari bintang dan galaksi dan memantulkannya ke
cermin sekunder.
2). Cermin sekunder
Cermin sekunder hampir sama seperti
cermin primer, cermin sekunder Hubble dibuat dari kaca yang dilapisi
dengan aluminium dan campuran khusus yang dapat memantulkan sinar
ultraviolet. Diameternya 1/3 dari cermin primer (0,4 meter) yang
berfungsi untuk memantulkan cahaya kembali melalui lubang cermin primer
ke instrumen.
b. Aperture door ( lubang pintu)
Aperture door merupakan pintu lubang
bidik Hubble yang berfungsi sebagai penutup lensa kamera. Selain itu,
juga berfungsi seperti diafragma pada kamera foto yaitu membatasi jumlah
cahaya yang masuk. Pintu ini menutup jika Hubble tidak beroperasi atau
jika dalam keadaan bahaya seperti jika cahaya matahari ke teleskop
terlalu banyak sehingga perlu mencegah cahaya tersebut membentur cermin
dan instrumen.
c. Kamera:
Teleskop Hubble mempunyai banyak kamera diantaranya: Wide Field Camera 3 (WFC3), The Cosmic Origins Spektrografi (COS), Advanced Camera For Survey (ACS), Space Telescope Imaging Spektrografi (STIS), Near Infrared Camera and Multi-Object Spectrometer (NICMOS), Fine Guidance Sensor (FGS), Wide Field and Planetary Camera 2 (WFPC2).
1). Wide Field Camera 3 (WFC3)
WFC3 mengidentifikasi tiga jenis cahaya yang berbeda yaitu ultraviolet dekat (near ultraviolet), cahaya tampak dan inframerah-dekat (near infrared), meskipun tidak secara bersamaan.
2). The Cosmic Origins Spektrografi (COS)
COS adalah spektrograf yang melihat secara eksklusif sinar
ultraviolet. Spektrograf bertindak seperti prisma, memisahkan cahaya
dari kosmos menjadi komponen warna.
3). Advanced Camera For Survey (ACS)
ACS digunakan untuk melihat cahaya tampak, dan dirancang untuk mempelajari beberapa kegiatan awal di alam semesta.
4). Space Telescope Imaging Spektrografi (STIS)
STIS merupakan kombinasi kamera dengan spektograf untuk melihat sinar ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah-dekat (near infrared).
5). Near Infrared Camera and Multi-Object Spectrometer (NICMOS)
NICMOS merupakan sensor panas Hubble.
Instrumen ini peka terhadap cahaya inframerah yang memungkinkan
mengamati benda tersembunyi oleh debu antar bintang, seperti situs
kelahiran bintang.
6). Fine Guidance Sensor (FGS)
Hubble mempunyai 3 Fine Guidance Sensors
(FGS), dua diantaranya dibutuhkan untuk menunjuk dan mengunci teleskop
agar sesuai sasaran dan yang ketiga digunakan untuk mengukur posisi yang
disebut astrometry.
7). Wide Field and Planetary Camera 2 (WFPC2)
WFPC2 digunakan untuk merekam kualitas
gambar yang menutupi jangkauan spektrum dari ultraviolet jauh ke cahaya
tampak dan inframerah dekat (near inframerah)
d. Panel surya
Panel Surya berfungsi untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi listrik yang mempunyai daya sebesar 2800 watt.
e. Antena Komunikasi
Teleskop Hubble mempunyai dua antena yang
digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal dari Bumi. Ketika teleskop
Hubble mengamati objek luar angkasa, di komputer Hubble mengubah gambar
atau spektrum ke angka-angka. Melalui satu diantara 2 antena, Hubble
mengirim data tersebut ke Tracking and Data Relay Satellite System (TDRSS) yang digunakan untuk berkomunikasi dengan satelit.
f. Pelindung Cahaya (Light Shield)
Light shield berfungsi menghalangi cahaya sekitarnya yang berdampak pada sistem optik untuk masuk ke teleskop Hubble.
g. Sistem Kontrol Penunjuk
Sistem ini digunakan untuk menunjuk
objek. Teleskop dapat mengunci ke target tanpa menyimpang sekitar lebar
rambut manusia jika dilihat pada jarak 1 mil.
h. Sistem pendukung.
Berisi sistem pendukung dasar seperti komputer, baterai, giroskop, roda reaksi dan elektronik.
1). Sistem pendukung komputer
Berisi perangkat dan sistem yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan Teleskop Hubble. Sistem ini berfungsi
sebagai master sistem kontrol untuk komunikasi, navigasi, manajemen
daya, dan lain-lain.
2). Baterai
Baterai memiliki 6 nikel-hidrogen (NIH)
dengan kapasitas penyimpanan sama dengan 20 baterai mobil. Pada teleskop
Hubble, penggunaan power mencapai 2800 watt.
3). Giroskop
Giroskop adalah alat untuk mengikuti
jejak bintang dan mengendalikan reaksi, menjaga teleskop Hubble dalam
keadaan tetap dan menunjuk arah yang benar yang tidak terlalu dekat
dengan matahari, bulan atau Bumi.
4). Roda Reaksi
Teleskop Hubble memiliki empat roda
reaksi yang berfungsi meningkatkan tingkat berputar yang menyebabkan
teleskop dapat memutar dalam arah yang berlawanan.
5). Kotak Elektronik
Menempatkan peralatan elektronik seperti peralatan komputer dan baterai isi ulang.
Cara Kerja Teleskop Hubble
Teleskop Hubble mengorbit di atmosfer
Bumi pada 600 km dengan kemiringan 28 derajat dari khatulistiwa. Setiap
97 menit, Hubble berputar penuh mengelilingi Bumi, bergerak dengan
kecepatan sekitar lima mil per detik (8 km per detik). Keutamaan yang
menakjubkan dari teleskop Hubble adalah kemampuannya untuk tetap
menunjuk fokus objek yang astronom inginkan (Greg Carras at all, 2006).
Pesawat ruang angkasa ulang-alik Discovery membawa Hubble ke luar
angkasa pada tanggal 24 April 1990.
Tabel servis berkala instrumen
teleskop Hubble dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Servis Berkala Instrumen Teleskop Hubble
Instrumen
|
Tahun
|
|
Instrumen Asli | Wide Field/ Plenetary Camera (WF/PC), kamera asli cahaya tampak /cahaya ultraviolet | 1990-1993 |
Faint Object Camera (FOC), kamera resolusi tertinggi Hubble | 1990-2002 | |
Faint Object Spectrograph (FOS), untuk menganalisis cahaya dari objek redup | 1990-1997 | |
Goddard High Resolution Spectrograph (GHRS), dirancang untuk menampilkan detail analisis spectrum | 1990-1997 | |
High Speed Photometer (HSP), untuk mengukur laju variasi kecerahan objek astronomi | 1990-1993 | |
Misi servis Instrumen pertama | Wide Field Planetary Camera 2 (WFPC2), kamera cahaya tampak/ ultraviolet dengan koreksi optik untuk mengganti kerugian dari kerusakan cermin primer | 1993-sekarang |
Corrective Optics Space Telescope Axial Replacement (COSTAR), perlengkapan yang ditempatkan untuk mengoreksi optik instrumen Hubble asli untuk mengganti kerusakan cermin primer | 1993-sekarang (tidak dapat digunakan lama, instrumen ini dirancang untuk mengoreksi optik) | |
Misi sevis instrumen ke dua | Near Infrared Camera and Multi-Object Spectrometer (NICMOS), kamera primer Hubble untuk pengamatan cahaya inframerah | 1997-sekarang (tidak dapat digunakan 1999-2004) |
Space Telescope Imaging Spectrograph (STIS), spektrograf yang melihat sinar ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah dekat, | 1997-sekarang (tidak dapat digunakan sejak 2004) | |
Misi Servis Instrumen ke empat | Advanced Camera for Surveys (ACS), mempelajari beberapa kegiatan awal di alam semesta | 2002-sekarang |
Perencanaan instrumen | Cosmic Origins Spectrograph (COS), spektrograf yang melihat secara eksklusif sinar ultraviolet | Menunggu pemasangan |
Wide Field Camera 3 (WFC3), mengidentifikasi tiga jenis cahaya yang berbeda: ultraviolet dekat, cahaya tampak dan inframerah dekat, meskipun tidak secara bersamaan. | Menunggu pemasangan |
(Sumber: Anonim, 2009: 3-4)
Misi perawatan tersebut dilakukan dengan mengirimkan para astronot yang menumpang pesawat ulang-alik (space shuttle)
menuju lokasi teleskop Hubble. Lengan robot dari pesawat ulang-alik
kemudian akan menangkap teleskop Hubble dan membawanya ke anjungan
pesawat ulang-alik. Di situlah
para astronot melakukan tugasnya. Mereka memperbaiki kerusakan yang
timbul, melakukan penggantian bagian yang rusak, atau bahkan mengganti
salah satu instrumen teleskop dengan versi baru yang lebih canggih.
Untuk menyelesaikan pekerjaan itu para astronot harus berjalan-jalan di
ruang angkasa dengan pakaian khusus.
Teleskop reflektor (pantul) Cassegrain menggunakan cermin cekung sebagai objektif dan cermin cembung sebagai cermin sekunder.
Teleskop reflektor (pantul) Cassegrain menggunakan cermin cekung sebagai objektif dan cermin cembung sebagai cermin sekunder.
Cermin cekung digunakan
untuk memfokuskan dengan teliti semua sinar sejajar di titik fokus
utama. Cermin cekung akan mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin. Gambar
terlihat melalui celah diantara cermin obyektif. Teleskop ini
memperbesar ukuran sudut benda dan membentuk bayangan.
Selain perbesaran, teleskop juga dikenal istilah resolving power (resolusi sudut minimum). Resolving power yaitu
jarak sudut minimum antara dua objek yang dapat dipisahkan oleh sebuah
teleskop. Dua sumber titik akan terlihat terpisah bila pusat pola
difraksi benda titik pertama berimpit dengan minimum pertama pola
difraksi benda titik ke dua. Makin kecil sudut α, makin kuat daya pisah
teleskop yang bersangkutan.
Hubble menggunakan program yang disebut Control Center System (CCS) di mana tim ahli yang bekerja di Goddard Space Flight Center
di Greenbelt, Maryland, Amerika Serikat bekerja memonitor dan
mengontrol teleskop tanpa henti. Tim tersebut mengirimkan instruksi
detail beberapa kali dalam sehari. Mereka memberikan perintah kepada
teleskop, misalnya menentukan objek apa yang harus diamati, dan menerima
informasi darinya melalui perantara sebuah satelit. Lebih dari 100.000
perintah dikirimkan ke Hubble pada setiap minggunya. Perintah-perintah
ini dikonversikan dalam bentuk kode yang dapat diproses oleh komputer
pada teleskop Hubble. Pada saat teleskop Hubble mengamati suatu target,
cahaya dari benda langit mengenai cermin utama atau cermin primer
teleskop Hubble. Ketika cahaya dipantulkan cermin primer lalu difokuskan
ke cermin sekunder yang kemudian cahaya dipantulkan kembali melalui
lubang di cermin primer dimana data dianalisis oleh komputer di dalam
teleskop Hubble. Komputer didalamnya akan merubah informasi yang didapat
menjadi data digital yang kemudian akan dikirimkan melalui gelombang
radio ke satelit komunikasi, Tracking and Data Relay Satellite System
(TDRSS) yang selanjutnya akan diterima oleh pengendali misi. Setelah
kode digital diterima oleh stasiun di Bumi, kemudian disampaikan ke
White Sands, New Mexico, USA. Kode itu akan diubah menjadi foto dan
spektrograf (sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum
astronomis). Spektrograf menguraikan sinar itu menjadi spektrum
warna-warni pelangi seperti dilakukan prisma kemudian diterjemahkan
menjadi informasi dan gambar yang dipelajari oleh ilmuwan di Goddard Space Flight Center di Greenbelt. Dari sini, data dikirimkan ke Space Telescope Science Institute
di Baltimore untuk pengolahan lebih lanjut.
Sumber :
gburk@otterbein.edu, 2011: 2
http://www.tcc.edu/faculty/webpages/kbroun/PowerPoint.htm,2010: 17
Amriawan, 2010: 1
Greg Carras et al, 2006: 62
Teguh Wiryanto, 2006: 10
Sir Patrick Moore, 2002: 73
4 Comments