Astronomy
Bumi, Kendaraan Angkasa Yang Sempurna.
January 13, 2012Planet Bumi |
Hal itu dijelaskan oleh Allah sendiri, dalam firmanNya berikut ini.
QS. Al Baqarah (2): 29, “Dialah (Allah) yang menciptakan semua yang ada di muka Bumi ini untukmu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
Di sini kita merasakan betapa ada 'kesengajaan' yang sangat besar untuk menjadikan bumi ini sebagai panggung drama kehidupan kita. Maka, untuk mendukung terjadinya kehidupan di muka Bumi ini secara sempurna Allah menciptakan berbagai fasilitas kepada manusia.
Mulai dari bentuk Bumi yang bulat, kemiringannya yang 23,5 derajat, atmosfer yang tujuh lapis sebagai pelindung kehidupan, Bumi yang berotasi (berputar pada diri sendiri) dengan kecepatan lebih dari 1.600 km per jam, mau pun kecepatan revolusi (mengitari Matahari) yang sangat tinggi.
Demikian pula, air hujan yang terukur kadarnya, komposisi udara yang sangat khas, dan miliaran fasilitas lainnya yang sangat kompleks, terdapat di alam sekitar kita, temasuk tanam‑tanaman dan seluruh binatang di permukaan planet ini. Untuk memahaminya, marilah kita lihat beberapa di antaranya.
Pernahkah terpikir di benak kita bahwa kita sedang mengendarai sebuah 'pesawat angkasa luar' yang sangat besar. Dimana kendaraan angkasa ini, kita tumpangi bersama dengan miliaran manusia, miliaran binatang dan tumbuh -tumbuhan. Ya, inilah dia, planet Bumi!
Bumi bukan sekadar pesawat angkasa luar seperti yang dibikin manusia. Tetapi, ia adalah sebuah 'Kendaraan Canggih' yang memiliki fasilitas luar biasa. Di dalamnya kita memperoleh segala yang kita inginkan untuk kelangsungan hidup. Mulai dari makanan, minuman, berbagai macam sumber energi, udara dan atmosfer yang ideal, dan segala macam fasilitas yang memungkinkan kita melangsungkan kehidupan sehingga menurunkan generasi generasi selanjutnya, selama ribuan tahun. Tidak ada satu pun kendaraan ciptaan manusia yang sehebat dan sekomplet ini.
Bumi,sebagai kendaraan angkasa luar sedang melaju di angkasa semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tidak ada satu pun pesawat buatan manusia yang. bisa menandingi kecepatannya. Sebutlah kendaraan manusia yang tercepat di era modern ini yaitu pesawat ulang alik Challenger, Columbia atau Ariane. Rata rata kecepatannya barulah sekitar 20.000 km per jam.
Tahukah Anda, berapa kecepatan Bumi kita melesat di angkasa luar? Tak kurang dari 107.000 km perjam! Sebuah kecepatan yang sangat tinggi. Cepat sekali, lebih dari 5 kali kecepatan pesawat ulang alik buatan manusia.
Untuk apa Bumi melesat dengan kecepatan sedemikian tinggi? Temyata, Bumi. sedang bergerak mengitari Matahari pada jarak sekitar 150.000.000 km. Dengan kecepatan tersebut, Bumi bisa menyelesaikan putarannya terhadap Matahari, sekali putar dalam setahun atau 365 1/4 hari.
Kenapa Bumi mesti mengitari Matahari? Kenapa kok tidak diam saja? Ya, kalau seandainya Bumi berdiam diri, tidak berputar mengelilingi Matahari, maka Bumi kita ini sudah sejak lama mengalami kematiannya. Lho, kenapa? Karena Bumi akan tersedot menuju Matahari. Dan kemudian lenyap terbakar di dalam bola api raksasa itu.
Sebagaimana kita tahu bahwa setiap benda langit memiliki gaya gravitasi yang bersifat menarik atau menyedot benda lain yang ada di dekatnya. Justru karena gerakan melingkarnya itulah, maka sedotan Matahari terhadap planet Bumi bisa diimbangi.
Putaran Bumi mengelilingi Matahari dengan kecepatan 107.000 km per jam itu telah menghasilkan gaya sentrifugal yang melawan gaya tarik Matahari secara seimbang. Maka, selama 5 miliar tahun, keseimbangan itu terjadi. Sehingga. muncullah kehidupan di muka Bumi ini. Termasuk manusia.
Sebagai gambaran, Anda pernah melaju dengan kendaraan, bermotor di tikungan yang tajam? Ketika Anda bergerak menikung, maka saat itu Anda seperti terkena gaya yang melempar kendaraan Anda ke arah luar lintasan. Itulah yang disebut sebagai gaya sentrifugal. Nah, gaya itu bekerja pada Bumi saat dia berputar mengelilingi Matahari. Gaya itu pula yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara gaya tarik Matahari dengan putaran Bumi.
Jika kecepatan Bumi lebih lambat sedikit saja, maka Bumi ini dipastikan akan 'jatuh' ke Matahari dan kita semua dipastikan lenyap. Sebaliknya, kalau kecepatan Bumi dalam mengelilingi Matahari lebih cepat sedikit saja, maka Bumi ini akan 'terlepas' dari orbitnya. Bumi akan ‘terlempar’ ke angkasa luar yang tidak bertepi. Dan kita pun ikut lenyap di kedalaman langit ...
Ada suatu 'Kekuatan' yang luar biasa dahsyat, yang terus menerus menjaga keseimbangan Bumi berputar mengelilingi Matahari itu. Bayangkan selama 5 miliar tahun Bumi terus berputar dengan kecepatan yang seimbang dengan gaya tarik Matahari. Seandainya 'Kekuatan' itu lengah sedikit saja, maka hancurlah Bumi kita, baik karena tersedot oleh Matahari ataupun lepas dari orbitnya.
QS Mulk (67): 3, “Yang telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat. Kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
Suatu ketika, pernah terlintas pertanyaan di benak saya : seberapa besar ya, energi yang digunakan untuk menggerakkan Bumi selama 5 miliar tahun?
Marilah kita coba menghitungnya. Bayangkan saja, massa Bumi ini adalah sekitar 6 juta juta juta juta kg. Atau angka 6 dengan nol sebanyak 24. Kecepatan Bumi dalam mengelilingi Matahari sebesar 107.000 km per jam. Anggap saja gerakan Bumi itu linear alias mengikuti garis lurus, maka secara sederhana kita bisa menghitung energi geraknya dengan menggunakan rumus energi kinetik E==1/2 mv2. Hasilnya adalah 2,65 x 10 (33) Joule, per detiknya.
Sehingga, kalau kita hitung selama 5 miliar tahun, energi yang sudah terpakai adalah :
E == 2,65 x 10(33) joule x 5 miliar tahun x 365 hari x 24 jam x
60 menit x 60 detik
== 418 x 10 (48) Joule
== 418.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000 000.000.000 Joule
Suatu jumlah energi yang tidak mungkin tercukupi, meskipun seluruh energi yang ada di dalam perut Bumi kita tambang dan kita 'bakar' untuk memenuhi kebutuhan itu..
Di sini, kembali kita melihat bahwa ada suatu 'kesengajaan' yang sangat jelas, bahwa Bumi ini memang didesain untuk tempat kehidupan manusia. Allah telah menjaga Bumi untuk terus bergerak mengitari Matahari. Dan karena bergerak itu, maka Bumi ini bisa tetap eksis. Dan pergerakan itu ternyata membutuhkan tenaga yang sangat besar serta dengan ketelitian orbital yang sangat cermat. Jika tidak, maka kehidupan di muka Bumi ini tidak akan pernah terjadi.
Bukan hanya gerakan Bumi mengelilingi Matahari saja yang menimbulkan kekaguman. Sebab selain berputar pada Matahari, Bumi juga berputar pada dirinya sendiri. Perputaran Bumi pada Matahari dikenal dengan istilah revolusi. Sedangkan perputaran Bumi pada dirinya sendiri dikenal, dengan istilah rotasi Bumi.
Jadi, ringkas kata, Bumi ini sebenamya berputar seperti sebuah gasing. Tetapi sumbu putarnya tidak tegak lurus. Bumi berputar dengan posisi miring 23,5 derajat. Kenapa Bumi harus berputar pada dirinya sendiri? Dan Kenapa mesti miring dengan sudut 23,5 derajat?
Seandainya Bumi ini tidak berputar pada dirinya sendiri, maka di permukaan Bumi ini dipastikan tidak akan pernah terjadi kehidupan seperti adanya kini. Kenapa begitu? Ya, karena lantas ada bagian Bumi yang menghadap Matahari terus menerus, dan juga ada bagian yang membelakangi Matahari terus menerus. Lho, memangnya kenapa?
Bagian yang menghadap Matahari terus menerus, dipastikan akan mengalami pemanasan yang berlebihan. Dengan kata lain, belahan Bumi tersebut mengalami siang terus. Sedangkan bagian yang tidak memperoleh cahaya Matahari akan mengalami malam terus. Bagian ini, sebaliknya, akan mengalami pendinginan terus. Jika ada bagian Bumi yang mengalami siang terus menerus, maka belahan Bumi tersebut akan mengalami pemanasan yang tidak terbayangkan tingginya. Diperkirakan dalam waktu 100 jam saja, air di permukaan Bumi yang menghadap ke Matahari itu akan mendidih. Dan 100 jam berikutnya, air yang ada akan menguap sehingga tidak akan ada kehidupan.
Sebaliknya, di bagian yang malam terus akan mengalami pendinginan secara berlebihan pula. Sehingga, diperkirakan dalam waktu 100 jam, belahan Bumi tersebut akan mengalami pembekuan., Seluruh air menjadi es. Dan 100 jam berikutnya, dipastikan tidak akan ada kehidupan di sana. Karena itu, Bumi perlu untuk berputar pada dirinya sendiri alias berotasi. Jika tidak berotasi, maka konsekuensi dari pertanyaan Allah dalam ayat berikut ini akan terjadi pada kita : QS. Al Qashash (28) : 71 - 72, "Katakanlah: Terangkanlah kepadaku. fika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?" "Katakaniah : Terangkanlah kepadaku. jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu, yang kamu beristirahat kepadanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" Selain perputaran Bumi tersebut, kemiringan sumbu putar juga memiliki arti yang sangat penting. Lho, memang kalau nggak miring kenapa? Ya, tidak akan terjadi dinamika di atas permukaan Bumi. Bayangkan saja, jika Bumi ini berputar secara tegak pada sumbunya, maka kutub utara dan kutub selatan Bumi tidak akan pernah mengalami siang hari. Karena kemiringan itulah maka terjadi musim di permukaan Bumi. Di bagian utara dan bagian selatan mengenal 4 musim (yaitu : musim panas, gugur, dingin dan semi) sedangkan di bagian ekuator mengenal 2 musim saja (yaitu: kemarau dan hujan). lklim ini yang menyebabkan terjadinya berbagai fasilitas kehidupan makhluk di muka Bumi. Dengan adanya musim ini maka terjadilah angin, yang arahnya bisa berubah ubah. Dengan perubahan musim ini juga terjadi beraneka ragam tumbuhan dan berbagai macam binatang. Bukan hanya berfungsi sebagai keindahan, melainkan juga berfungsi untuk mencukupi segala kebutuhan manusia,sepanjang drama kehidupannya di muka Bumi.
Bahkan juga keberadaan gunung, memiliki maksud. yang luar biasa besar. Allah mengatakan gunung itu diciptakan Allah sebagai pasak, agar Bumi tidak berguncang-guncang.
Gunung adalah jalan keluarnya magma dari dalam perut Bumi. Jika, tidak ada gunung, maka magma yang menggelegak di dalam perut Bumi itu tidak akan tersalurkan. Maka, boleh jadi Bumi kita ini akan berguncang-guncang terus karena tidak stabil akibat tekanan sangat besar dari dalam perut Bumi. Selain itu, gunung juga berfungsi seperti timah penyeimbang pada velg mobil. Dengan adanya gunung itu, putaran Bumi menjadi balance.
QS. Luqman (31) : 10, "Dia telah menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kalian lihat, dan dia meletakkan gunung-gunung di Bumi supaya Bumi tidak mengguncangkan kamu. . .”
2 Comments