Mungkinkah Kembali ke Masa Lalu Atau Menuju ke Masa Depan?
January 18, 2012
Mungkin
pertanyaan itu pernah mengusik hati kita yang ingin sekali mengetahui
tentang masa lalu yang sebenarnya ataupun masa depan yang masih misteri
itu. Bahkan mungkin kita seringkali menonton acara televisi yang
menyajikan berbagai cerita tentang orang yang bisa menjelajah waktu
dengan mesin waktu baik ke masa lalu ataupun ke masa yang akan datang.
Tetapi apakah semua itu benar-benar bisa kita lakukan? bagaimana ilmu
pengetahuan kita yang ada sekarang ini menjawabnya?
Pertanyaan pertama, apakah mungkin kita kembali ke masa lalu dengan suatu teknologi dan
ilmu pengetahuan di masa yang akan datang?.
Dalam menjawab pertanyaan
ini, ilmuwan fisika terbagi menjadi 3 pendapat, yaitu :
1. Pendapat
pertama mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan, karena kita tidak
mungkin merubah sejarah yang telah terjadi sampai saat ini. Waktu akan
terus berjalan ke depan dan tidak pernah mundur kembali.
2. Pendapat
kedua mengatakan bahwa hal itu bisa saja dilakukan dengan cara melewati
gelombang waktu, walaupun sampai sekarang pun kita masih belum mengerti
bagaimana caranya bisa menembus gelombang waktu di masa lalu itu.
Tetapi, menurut pendapat ini kita sama sekali tidak dapat merubah
sejarah. Apabila kita benar-benar bisa pergi ke masa lalu, maka kita
hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi tetapi tidak dapat melakukan
sesuatu pun untuk merubah keadaan tersebut.
3. Pendapat
ketiga mengatakan bahwa hal itu bisa saja dilakukan dan kita pun dapat
merubah sejarah itu. Tetapi mereka menambahkan bahwa sejarah yang
berhasil kita rubah itu sama sekali tidak akan merubah sejarah yang
telah terjadi pada dimensi kita sekarang ini, melainkan akan terjadi
pada dimensi manusia yang lain. Jadi di dunia ini terdapat banyak sekali
dimensi kehidupan manusia lainnya yang berbeda-beda. Pendapat ini
mungkin menjadi inspirasi beberapa film fiksi ilmiah di televisi maupun
film layar lebar.
Dari
ketiga pendapat ini manakah yang lebih realistis?.
Mungkin yang paling
mendekati kebenaran adalah pendapat pertama tentunya. Waktu yang telah
Allah ciptakan ini tidaklah mungkin dapat berjalan mundur lagi,
sebagaimana kiamat, ia tidak dapat ditunda-tunda lagi kedatangannya.
Ditambah lagi, waktu bukanlah sesuatu yang konkrit, sehingga dalam
mempelajari hakekatnya saja sudah tidak mungkin, apalagi melewati
gelombangnya. Sampai saat ini tidak ada satu cabang ilmu pun yang dapat
menjelaskan dengan baik dan konkrit bagaimana cara untuk bisa kembali ke
masa lalu, apalagi menciptakan teknologi untuk menembus masa lalu itu.
Walaupun
kita tidaklah dapat menembus masa lalu, tetapi sebenarnya fenomena alam
yang seringkali kita saksikan sebenarnya kebanyakan adalah masa lalu.
Sebagai contoh adalah cahaya matahari yang kita lihat di pagi hari
misalnya, sebenarnya adalah cahaya matahari yang berasal dari masa 8
menit sebelumnya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Cahaya matahari
memiliki kecepatan 300.000 km/detik untuk menjalar, sedangkan jarak
matahari dan bumi adalah sekitar 149 juta kilometer jauhnya, sehingga
cahaya itu membutuhkan waktu sekitar 8 menit untuk sampai ke bumi kita
ini, barulah kita mendapatkan informasinya. Andaikan matahari itu
sekarang ini meledak, maka kita akan mengetahui informasi itu 8 menit
setelah ledakan tersebut terjadi.
Masih banyak lagi fenomena seperti itu
di alam ini, apalagi bintang-bintang yang nampak di langit, yang
jaraknya saja bisa sampai puluhan ribu bahkan jutaan tahun cahaya
jauhnya dari bumi kita ini. Berarti sebenarnya yang kita lihat sekarang
ini adalah masa lalu bintang-bintang itu, yang bisa jadi puluhan ribu
atau jutaan tahun yang lalu.
Sedangkan sekarang ini apakah
bintang-bintang itu sebenarnya masih ada atau telah meledak akan sulit
sekali kita ketahui, karena jauhnya jarak mereka dari bumi. Bintang yang
paling dekat dengan matahari kita saja, yaitu alpha centauri berjarak
4,3 tahun cahaya jauhnya. Berarti bintang di alpha centauri yang kita
saksikan saat ini sebenarnya adalah keadaan bintang itu ketika 4,3 tahun
yang lalu.
Begitulah
kira-kira hakekat fenomena masa lalu yang dapat kita pahami dari sisi
ilmu pengetahuan saat ini. Sehingga sampai saat ini kita tidak akan
pernah lepas dari fenomena masa lalu itu, bahkan kita selalu akan
menjalaninya.
Sekarang
bagaimana dengan pertanyaan kedua, mungkinkah kita menuju ke masa depan?.
Bagaimana caranya agar kita dapat melintasi waktu untuk pergi ke
masa depan?
Dari
beberapa kisah nyata yang terjadi di masa lalu yang dikabarkan
Al Qur’an dan hadits tentang orang-orang yang pergi ke masa depannya.
Kisah Ashabul Kahfi yang melintasi waktu sampai 309 tahun ke masa depan,
Uzair yang dibangkitkan kembali 100 tahun dari masa hidupnya begitu
pula dengan Nabi Isa AS yang telah diangkat ke langit dan akan kembali
ke bumi di masa depan, padahal sampai saat ini beliau telah diangkat
sekitar 2000 tahun yang lalu.
Dari
beberapa hadits Nabi pun pernah ada yang menunjukkan bahwa Rasulullah
SAW pernah mengalaminya. Dalam suatu hadits disebutkan bahwa pada suatu
hari Nabi berkata kepada Bilal RA,
“Aku masuk surga, maka terdengar olehku suara gesekan sandalmu di
hadapanku di dalam surga itu.Maka dari itu, beritahukan aku, amal apakah
yang paling kamu harapkan yang telah kamu lakukan dalam Islam ? Bilal
berkata,”Tidak ada amalan yang telah aku lakukan dalam Islam, yang lebih
aku harapkan manfaatnya, selain bersuci dengan sempurna, baik siang
maupun malam, lalu aku shalat dengan wudlu itu sebanyak-banyaknya yang
telah ditetapkan Allah untukku.”
Hadits
di atas adalah pembicaran langsung antara Nabi dengan Bilal, berarti
pada saat itu Bilal masih berada di dunia ini, tetapi ternyata Nabi
telah mendengar suara sandalnya ketika beliau memasuki surga, bagaimana
mungkin?.
Berarti pastilah Rasulullah saat itu diperdengarkan oleh
Allah suatu dimensi masa depan ketika Bilal telah masuk ke dalam surga,
sebagai mukjizat atas beliau.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim ada suatu riwayat dari Abu Hurairah RA, dia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Aku
melihat Amr bin Amir bin Luhay Al Khuza’i (Ibnu Qam’ah bin Khandaq
saudara Bani Ka’ab) sedang menyeret punggungnya (berjalan terlentang) di
dalam neraka.”
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim pula ada suatu riwayat dari Imran bin Hushain RA, dia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda, Aku
pernah memeriksa surga, maka kulihat kebanyakan penghuninya adalah
orang-orang fakir. Dan pernah pula aku memeriksa neraka, maka kulihat
kebanyakan kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.”
Bagaimana
mungkin Rasulullah SAW melihat berbagai siksaan atas orang-orang yang
masuk neraka tersebut, padahal saat itu masih belum terjadi hari
penghisaban seluruh amal perbuatan?.
Hal ini bisa saja terjadi ketika
saat itu Allah memperlihatkan kepada beliau tentang dimensi masa depan
ketika orang-orang yang durhaka itu telah disiksa di dalam neraka.
Selain
itu, Rasulullah SAW banyak sekali mengeluarkan hadits tentang
kejadian-kejadian di masa depan, seperti kejadian yang akan menimpa
sahabat-sahabat beliau sepeninggalnya, kemunculan Dajjal, Imam Mahdi,
Ya’juj Ma’juj, Nabi Isa AS dan banyak lagi. Mungkin sebagian besar
berita-berita itu disampaikan oleh Allah melalui Jibril, tetapi tidak
menutup kemungkinan kejadian-kejadian itu dialami beliau melalui mimpi
sehingga seakan-akan beliau menyaksikan langsung kejadian di dimensi
masa depan itu.
Salah
satu hadits itu adalah peristiwa di akhir zaman tentang kehancuran
Ka’bah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, dia
berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “
Ka’bah ini akan dirobohkan oleh Dzussuwaiqatain (Sang pemilik dua betis
yang kecil) dari Habasyah. Dia merampas perhiasannya, dan melepas
kiswahnya. Aku seakan-akan melihatnya, orangnya kecil botak dengan
tulang-tulang persendian bengkok sedang menghantam Ka’bah dengan sekop
dan kapaknya.”
0 Comments