Book Review
Review Buku - Pride and Prejudice Karya Jane Austen
May 08, 2014
Assalamualaikum...
Horeee *tepuktangan*, akhirnya selesai juga baca novelnya Jane Austen, Pride and Prejudice di tahun 2014 ini, bulan April kemarin. Bacanya cuma 2 hari aja lho, abis suka banget ceritanya.... ^_^
Sebenarnya sih, sekitaran tahun 2006 udah pernah nonton filmnya dan puas dengan aktingnya Keira Knightley and Matthew Macfadyen. Yaa meskipun they are no means the only ones to embody Elizabeth Bennet and Mr. Darcy on the big screen. Yaphh itu karena novel Pride and Prejudice ini sudah beberapa kali diangkat ke layar lebar dengan aktor dan aktris yang berbeda-beda.
Waktu saya kelas 5 SD, tahun.... berapa ya? Beberapa tahun yang lalu deh, udah pernah baca novel ini, tapi gak sampai selesai. Kenapa? karena... waktu itu so' so' an baca versi bahasa Inggrisnya, padahal bahasa Inggrisnya aja belum lancar.... pusing aja yang ada...
Eh what?? kelas 5 SD udah baca Pride and Prejudice? haha... ya itulah saya, malah sempat waktu SD itu, saya merasa bahwa inilah saya, Elizabeth Bennet masa kini... and you, my Mr. Darcy... where are you.... >_<
Gak cuma itu, malah kalau lagi dirumah, seneng banget ngikutin dandanan ala Elizabeth Bennet. Yang dalam bayangan saya, dandanan Elizabeth itu, rambutnya disanggul, sama pakaiannya itu gaun yang berkerut-kerut gitu. Jadinya aku juga suka nyanggul rambut (dicepol gitu...) plus pakai rok atau gaun yang berkerut-kerut juga... padahal model rambut saya waktu itu bob ala Dora, kebayang dong maksain banget dicepolnya, haha -___-
Pride and Prejudice (Indonesia ; Harga Diri dan Prasangka) adalah Novel karangan Jane Austen yang dipublikasikan pada 28 Januari 1813 (and now, tahun 2014... berarti... udah 2 abad lebih usia ini kisah) merupakan novel kompleks yang mengaitkan peristiwa seputar hubungan, hidup, dan kisah cinta dari kelas menengah-atas keluarga Inggris di akhir abad kesembilan belas. Novel ini berisi deskripsi dari peristiwa seputar kehidupan tokoh utamanya, Elizabeth Bennet.
Identitas Buku
Judul : Pride and Prejudice
Penulis : Jane Austen
Bahasa : Indonesia
Penerjemah : Berliani Mantili Nugrahani
Penerbit : Qanita (PT Mizan Pustaka)
ISBN : 978-602-8579-54-4
Rilis pertama di Indonesia : Februari 2011
Jumlah Halaman : 585
Ukuran buku : 12,5 x 19 cm
Beli di : Facebook Mizanmedia Utama
Harga : Rp. 47.200,-
(disc 20% Rp. 59.000,-)
(disc 20% Rp. 59.000,-)
Review Cerita
Cerita berawal dari sebuah keluarga yang tinggal di sebuah desa yang bernama Longbourn. Keluarga ini terdiri dari Mr. Bennet selaku kepala keluarga dan istrinya Mrs.Bennet serta anak-anak mereka Jane Bennet, Elizabeth Bennet “lizzy”, Mary Catherine “kitty” dan juga Lidya. Keluarga ini adalah keluarga yang cukup sejahtera namun dikarenakan dikeluarga ini tidak terdapat anak laki-laki, maka mereka harus dengan terpaksa memberikan seluruh harta mereka kepada adik sang ayah yang yang tak lain merupakan paman dari kelima anak gadis Mr. Bennet, belaiu adalah Mr.Collins. Semua itu berlaku apabila ayah mereka telah meninggal dunia. Akibat permasalahan ini maka Mrs. Bennet berharap bahwa dia harus bisa menikahkan anak-anaknya dengan pria-pria yang kaya agar kelak kelima putrinya dapat hidup dengan layak.
Akhirnya yang dinanti-nanti Mrs. Bennet pun tiba. Dia mendengar berita bahwa ada seorang pria muda kaya yang bernama Charles Bingley telah menyewa sebuah rumah di Netherfield Park. Dengan sigap Mrs. Bennet melihat bahwa kedatangan Bingley merupakan sebuah kesempatan besar bagi salah satu dari anak gadisnya untuk mendapatkan pasangan yang kaya. Dia menyuruh suaminya mengunjungi tetangga baru mereka dengan segera.
Namun dihadapan istrinya, Mr. Bennet menampakkan bahwa dirinya tidak tertarik atas berita tersebut namun secara diam-diam ternyata Mr. Bennet telah mengundang Charles Bingley untuk mau berkunjung kerumahnya. Dan Mr. Bingley pun mengunjungi rumah mereka meskipun hanya sebentar berada di perpustakaan Mr. Bennet. Dalam percakapan itu tampak bahwa Mr. Bingley sangat ingin sekali melihat dan bertemu dengan putri-putri dari Mr. Bennet yang sudah terkenal dengan kecantikannya dan akhirnya Mr. Bennet pun langsung mengundangnya untuk mau hadir ke pesta jamuan makan malam yang dibuatnya sekaligus menunjukkan reputasi rumah tangganya. Namun undangan ini tidak mendapatkan tanggapan yang baik dari Mr. Bingley karena Mr. Bingley tidak bisa terlalu lama berada di Netherfield karena harus segera kembali ke London karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan.
Setelah beberapa hari, akhirnya Mr. Bingley kembali ke Netherfield Park dengan dua saudara perempuannya, kakak iparnya, dan seorang teman bernama Darcy.
Pada suatu ketika Mr. Bingley dan tamu-tamunya pergi ke sebuah pesta dansa di kota dekat Meryton dimana pada saat yang sama putri-putri Mr. Bennet juga menghadiri pesta dansa itu dengan ibu mereka. Dengan cepat Mr. Bingley mampu membuat semua yang hadir di pesta itu menjadi kagum atas kesopanannya. Tetapi disisi lain ada salah seorang pria yang merupakan teman dari Mr. Bingley, yaitu Mr Darcy juga menjadi sosok yang mengambil banyak perhatian bukan karena kesopanan dan kebaikannya melainkan karena keangkuhan dan kesombongannya.
Hal itu terlihat disaat Mr. Bingley menyuruh Darcy untuk berdansa dengan Elizabeth, tapi Darcy dengan dinginnya dan membuang muka, dan berkata bahwa Elizabeth lumayan, tetapi tidak cukup cantik untuk memikatnya dan ia malas untuk beramah tamah dengan gadis yang tidak diminati pria-pria lain. Elizabeth menjadi kesal mendengar itu semua dan mulai membenci Darcy. Tidak kerkecuali Mrs. Bennet yang disaat itu juga langsung membenci Mr. Darcy.
Namun dengan diam-diam Mr. Darcy mengagumi keindahan mata yang dimiliki oleh Elizabeth Bennet. Selama pesta dansa berlangsung, banyak sekali orang yang menghadiri pesta itu iri dengan Jane karena Mr. Bingley bahkan sampai dua kali berturut-turut mengajak Jane untuk berdansa dan di pesta dansa itu antara Jane dan Mr. Bingley tampak terjadi ketertarikan satu sama lain dan ini langsung membuat Mrs. Bennet sangat gembira atas kedekatan mereka. Bagaimanapun Jane dan Bingley sepertinya saling tertarik satu sama lain.
Beberapa hari setelah pesta dansa itu Mr. Bingley dan rombongannya pun datang ke kediaman Mr. Bennet. Dalam waktu singkat Jane telah mampu membuat Mrs. Hurst dan Mrs. Bingley merasa senang dengan Jane meskipun Elizabet mengetahui tentang kedua saudara Mr. Bingley itu yang pada saat pesta dansa berlangsung menganggap sebelah mata semua orang yang hadir tak terkecuali kakaknya. Pada kunjungan itu tampak dari sikap Mr. Bingley kepada Jane bahwa perasaan Mr. Bingley telah berubah menjadi cinta.
Dan sebenarnya Jane pun merasakan hal yang sama namun berusaha menutupinya dari khalayak umum.
Di kediaman Sir. Lucas yang mana disitu Elizabeth telah sangat serius memperhatikan tingkah laku kakaknya dengan Mr. Bingley, tanpa dia sadari bahwa Mr. Darcy memperhatikan Elizabet dengan serius. Disitu Mr. Darcy mulai menyadari atas kecantikan yang dimiliki oleh Elizabeth juga kecerdasan dan keceriaannya.
Sementara itu, dua anak termuda Bennet, Catherine dan Lydia, justru menyibukkan diri mereka dengan berkunjung ke Meryton untuk melihat dan bergosip tentang prajurit yang ditempatkan di sana. Dan pada suatu hari dikarenakan kesenangan Miss. Bingley terhadap Jane, maka dia pun mengundang Jane untuk mau berkunjung ke rumahnya di Netherfield. Mendengar hal itu ibunda Jane sangat senang atas undangan itu dan menyuruh Jane untuk mau berkunjung ke Netherfield dan akhirnya Jane pun berkunjung ke Netherfied. Disaat yang bersamaan Mrs. Bennet berharap bahwa sesampainya Jane disana hujan akan turun sehingga akan menunda kepulanga Jane dan pastinya akan membuat Jane tinggal disana dan lebih dekat dengan Mr. Bingley. Keinginan Mrs. Bennet terkabul, hujan pun turun sehingga membuat Jane harus menunda kepulangannya dan akibat dari perjalanan dan kehujanan, itu membuat Jane terserang demam, dan keesokan harinya Elizabeth menerima surat dari Jane yang menyatakan bahwa dia terserang demam dan tidak bisa pulang. Mendengar kejadian itu Elizabeth merasa sangat cemas terhadap kakaknya dan itu sangat berbanding terbalik dengan ibunya yang merasa sangat senang atas kejadian itu sehingga akan membuat Jane tinggal lebih lama di Netherfield bersama Mr. Bingley.
Merasa sangat cemas dengan kabar dari kakaknya yang sedang sakit, Elizabeth pun langsung pergi ke Netherfield untuk melihat kondisi kakaknya dan menjaganya, tetapi kuda hanya tinggal dan satu dan akan digunakan oleh Mr.Bennet. Karena tidak ada kuda lagi akhirnya Elizabeth pun memutuskan untuk pergi ke Netherfield dengan berjalan kaki padahal jalan disana masih becek akibat hujan lebat semalam.
Dengan kondisi wajah kelelahan dan baju yang kotor akibat kecipratan jalan yang basah akhirnya Elizabeth pun sampai di Netherfield tempat kakaknya sedang terbaring sakit.
Mr. Bingley dengan sopan menerima kedatangan Elizabeth tetapi tidak dengan kedua saudara Mr. Bingley yang menertawai Elizabeth atas tingkah bodohnya.
Namun di saat yang sama Mr.Darcy sangat mengagumi apa yang dilakukan oleh Elizabeth. Karena kondisi Jane yang cukup parah membuat Elizabeth harus tinggal di Netherfield sampai kondisi kakaknya membaik. Dan di saat Elizabeth sedang membaca buku, tampak juga disitu Mr. Darcy yang sedang menulis surat sambil memperhatikan Elizabeth. Mrs. Bingley pun berusaha untuk menarik perhatian Mr. Darcy dengan memuji tulisan Mr. Darcy namun Mrs. Bingley tidak mendapat tanggapan berarti dari Mr. Darcy yang disitu hanya memperhatikan Elizabeth. Melihat kondisi itu Elizabeth pun hanya tertawa dan itu membuat Mrs. Bingley kesal terhadap Elizabeth.
Setelah kondisi Jane membaik, Elizabeth meminta ayahnya mengirimkan kuda untuk mengantar mereka kembali ke Longbourn sementara itu Mrs. Bennet masih berharap Jane bisa tinggal lebih lama disana, dan setelah kereta datang akhirnya merekapun pelang ke Longbourn.
Pada suatu hari Mr. Bennet menerima surat dari sepupunya Mr. Collins yang kelak akan mewarisi kekayaan Mr. Bennet. Mendengar hal itu Mrs. Bennet merasa tidak senang atas akan kedatangannya Mr. Collins.
Hari itu pun tiba dimana Mr. Collins datang ke Longbourn. Mr. Collins adalah seorang pendeta dan diangkat oleh seorang wanita kaya yang bernama Lady Catherine de Brough. Sesampainya Mr. Collins di Longbourn dia terus bercerita tentang kebaikan Lady Catherine dan dia juga menceritakan tentang alasan kedatangannya ke Longbourn yang diketahui ingin mencari istri dari keluarga Bennet. Mendengar hal itu Mrs. Bennet cukup lega karena hartanya masih akan menjadi milik salah satu dari putrinya yang nanti akan dinikahi oleh Mr. Collins.
Disaat Elizabeth sedang bersama dengan Mr. Collins, dia pun langsung mengatakan ketertarikannya atas kecantikan dan kecerdasan Elizabeth dan dia yakin, ini akan membuat Lady Catherine akan senang dengan pilihannya dan Mr. Collins pun meminta Elizabeth untuk menjadi istrinya. Mendengar ucapan itu Elizabeth langsung menolak lamaran dari Mr. Collins.
Mendengar bahwa Elizabeth menolak lamaran Mr. Collins, Mrs Bennet pun langsung memarahi Elizabeth dan menyuruh Mr. Bennet membujuk Elizabeth menerima lamaran Mr. Collins, namun bukan malah ditanggapi baik oleh suaminya, Mr. Bennet malah setuju atas sikap Elizabeth. Akibat dari semua ini Mrs.Bennet marah dan tidak mau berbicara dengan Elizabeth.
Penolakan yang dilakukan oleh Elizabeth terhadap Mr. Collins tidak hanya dikarenakan tidak tertariknya Elizabeth terhadap Mr. Collins melainkan karena Elizabeth sudah menyukai seseorang yaitu Mr.Wickham yang mana beberapa hari sebelumnya, ketika Mr. Collins menemani putri-putri Bennet ke rumah bibi mereka, Mrs. Philips di Meryton, di sana mereka berjumpa dengan seorang prajurit bernama Denny, dan Denny memperkenalkan temannya yakni Mr.Wickham kepada mereka. Putri-putri Bennet melihat bahwa Wickham sangat menawan dan tampan.
Disaat yang sama lewatlah Mr. Bingley dan Mr. Darcy dan saat itu tampak Mr. Darcy menatap kearah Mr. Wickham dengan tatapan yang berbeda.
Beberapa hari setelah itu Mrs. Philips mengundang putri-putri Bennet ke rumahnya dan disitu tampak Mr. Wickham. Karena dari pertama bertemu Elizabeth terlihat senang dengan Mr. Wickham maka dalam acara itu ketika Mr. Wickham duduk disebelahnya dia merasa sangat senang dan disitu Mr. Wickham berbicara tentang keburukan Mr. Darcy dan juga tentang ayah baptisnya yang tak lain adalah almarhum ayah Mr. Darcy.
Mr. Wickham menceritakan tentang perubahan sikap Mr. Darcy sesaat setelah ayah Baptisnya meninggal. Bahwa Mr. Darcy sangat jahat terhadapnya dan mengambil harta yang seharusnya menjadi miliknya namun karena tidak memiliki surat yang resmi maka Mr. Darcy tidak memberikan haknya.
Elizabeth pun mendengarkannya dengan serius dan percaya atas apa yang dibicarakan oleh Mr. Wickham dan kemudian munculah prasangka yang buruk terhadap Mr.Darcy.
Setelah menolak lamaran dari Mr. Collins, Elizabeth tidak mau lagi terlalu dekat dengan Mr. Collin dan dia menyuruh sahabat dekatnya yang juga putri dari Sir Lucas, Charlotte Lucas untuk menemani Mr. Collins. Tak disangka ternyata Charlotte memberikan perhatian lebih terhadap Mr. Collins dan mengetahui hal itu setelah Mr.Collins kembali ke rumahnya dia pun kembali ke Longbourn, ternyata dia tidak bermaksud untuk menemui Elizabeth melainkan untuk melamar Charlotte menjadi istrinya, dan akhirnya merekapun menikah. Tentu saja, Mrs. Bennet pun tidak suka atas hal itu.
Setelah beberapa waktu , tiba-tiba saja terdengar kabar mengejutkan bahwa Mr. Bingley beserta saudari-saudarinya dan Mr. Darcy telah meninggalkan Netherfield dan kembali ke London. Tidak ada penjelasan khusus dari Mr. Bingley atas kepergiannya itu, hanya sepucuk surat dari Caroline yang tanpa tujuan jelas menjelaskan kepindahan mereka dan menceritakan bahwa kakaknya, Mr. Bingley, sangat menyukai adik Mr. Darcy, Mrs. Georgina Darcy.
Hal tersebut tentu saja sangat memukul perasaan Jane yang sudah terlalu berharap terhadap Bingley, Elizabeth pun turut terpukul atas kejadian yang menimpa kakaknya. Elizabeth menduga dan mengambil kesimpulan bahwa adik Mr. Bingley lah yang menyebabkan perpisahan kakaknya dengan Mr.Bingley.
Berharapa bisa bertemu dengan Bingley, Jane pergi ke rumah bibinya, Mrs. Gardiner di London. Tetapi disana ia justru tak pernah sama sekali bertemu Bingley.
Sementara itu, Elizabeth pergi bersama sir William Lucas dan Maria (adik Charlotte) untuk mengunjungi Charlotte di Hunsford. Selama di Hunsford, mereka sering di undang ke kediaman Lady Catherine de Bourgh, yang juga merupakan bibi dari Darcy. Disana Elizabeth sering memperhatikan Miss Catherine de Bourgh yang kabarnya akan di jodohkan dengan Darcy.
Setelah beberapa hari disana Elizabeth mendapat kabar bahwa Mr. Darcy bersama sepupunya kolonel Fitzwilliam akan berkunjung ke rumah Lady Catherine. Dan keesokan harinya terdengar suara ketukan pintu dan ketika dibuka ternyata Mr. Darcy sudah berada di depannya. Setelah beberapa waktu Mr. Darcy mengungkapkan rasa sukanya terhadap Elizabeth dan karena telah mendengar kejelekan Mr. Darcy dari Mr. Wickham, Elizabeth pun menolak keras lamaran itu dan menceritakan apa yang telah dikatakan oleh Mr. Wickham tentang Mr. Darcy. Lantas Mr. Darcy langsung keluar dengan wajah kecewa.
Selang waktu kemudian Elizabeth mendapat sebuah surat dari Mr. Darcy tentang apa yang dikatakan oleh Mr.Wickham. Mr. Darcy menceritakan tentang kebohongan Mr. Wickham atas tuduhan-tuduhan terhadap dirinya, karena sebenarnya Mr. Wickham lah yang telah mengecewakan ayahnya dengan tidak menjadi pendeta dan bermabuk-mabukan. Membaca surat itu Elizabeth merasa bersalah karena telah berprasangka buruk terhadap Mr. Darcy.
Beberapa hari setelah itu Elizabeth mendapat kabar dari Longbourn bahwa adik bungsu mereka telah pergi bersama dengan Mr. Wickham disaat Lidya sedang berada di Brighton.
Mendengar hal itu Elizabeth dan Jane langsung kembali ke Longbourn dan disaat yang hampir bersamaan Mr. Bennet telah berada di London untuk mencari Lidya, mereka semua beranggapan bahwa Lidya dan Mr. Wickham telah menikah. Setelah beberapa saat Mr. Gardiner, paman dari Elizabeth, memberikan kabar kepada keluarga Bennet bahwa dia telah menemukan Lidya dan Mr.Wickham dan meminta Mr. Bennet merestui pernikahan mereka dengan beberapa persyaratan. Dan akhirnya Mr. Bennet pun membnerikan izinnya.
Setelah itu pesta pernikahan merekapun berlangsung di Longbourn. Tanpa sengaja Lidya mengucapkan kata Mr. Darcy, dan Elizabeth pun penasaran dan mencari tahu tentang hubungan Mr. Darcy dengan pernikahan Lidya.
Belakangan diketahui bahwa Mr.Darcy lah yang memiliki andil besar atas ditemukannya Lidya dan Mr. Wickham juga persyaratan-persyaratannya pernikahan mereka. Mendengar hal itu Elizabeth menjadi semakin menyukai Mr. Darcy.
Mendengar bahwa Mr. Darcy menyukai Elizabeth, maka Lady Catherine tidak ambil diam. Dia langsung menemui Elizabeth dan mengatakan tentang ketidaksenangannya terhadap kabar itu. Namun Elizabeth menentangnya karena dia merasa telah jatuh cinta terhadap Mr.Darcy dan dia merasa bahwa dia berhak memperjuangkan cintanya.
Berselang setelah itu, kabar tentang datangnya Mr. Bingley pun terdengar ke Longbourn. Mr. Bingley pun mengunjungi rumah Mr. Bennet dan berniat untuk melamar Jane. Saat itu Mr. Darcy mendampinginya dan setelah mengungkapkan perasaannya kembali kepada Elizabeth dan melamarnya, akhirnyapun Elizabeth dengan senang hati menerima lamaran itu.
Elizabeth pun memberitahukan kabar itu kepada keluarga Bennet dan yang semula dikira bahwa Mrs. Bennet akan marah, ternyata beliau malah senang dengan hal itu.
Akhirnya Jane dan Mr. Bingley menikah begitu pula dengan Elizabeth dan Mr.Darcy. Mereka hidup bahagia di kediaman Mr. Darcy di Pemberly House.
Unsur-Unsur Intrinsik
1. Tokoh, Watak, dan Penokohan
- Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Pride and Prejudice:Elizabeth (Lizzy), Jane, Darcy, Bingley (Charles), Catherine (Kitty), Lydia, Mary, Mr. Bennet, Mrs. Bennet, Wickham, Mr. Denny, William Collins, Sir William Lucas, Lady Lucas, Charlotte Lucas, Mrs.Long, Mr.Hurst, Mrs.Hurts (Louisa), Miss Bingley (Caroline), Miss Darcy (Georgiana), Mrs. Annesley, Lady Catherine de Bourgh, Miss de Bourgh, Mrs. Jenkinson, Kolonel Fitzwilliam, Mr. Philips, Mrs. Philips, Mr. Gardiner, Mrs. Gardiner, dan Kolonel Forster.
- Watak-watak Tokoh:
1). Elizabeth ; ceria, perduli terhadap keluarga, polos dan suka berbicara apa adanya (blak-blakan/terus terang)“sejak pertama kali aku berjumpa denganmu, perangaimu yang mencoba memikatku, tipu dayamu sikap acuh tak acuhmu pada perasaan orang lain, semua itu menjadi landasan kebencianku kepadamu, dan sebelum aku mengenalmu, aku sudah tahu bahwa kau adalah pria terakhir di dunia ini yang akan kunikahi”. (halaman 294)
2). Jane ; baik, cepat menyukai seseorang, berprasangka baik terhadap orang lain, tidak pernah mengeluh, tulus, dan suka memuji.“Kau tidak pernah melihat kekurangan dalam diri siapa pun.Semua hal di dunia ini bagus dan menyenangkan di matamu. Aku tidak pernah mendengar mu mengeluhkan seorang manusia pun di dalam hidupmu.” (halaman 25)
3). Darcy ; sedikit angkuh, menyebalkan, acuh tak acuh, arogan dingin, pemilih, baik hati, sopan, rendah hati, penuh perhatian dan rela berkorban demi orang yang dicintainya.“Aku memegang teguh prinsip-prinsip yang benar, namun dalam melaksanakannya, aku terbutakan oleh keangkuhan.” (halaman 555)
4). Bingley ; sopan, menyenangkan, apa adanya, bijaksana, lucu, ceria, ramah, terbuka dan luwes.“Dalam waktu singkat, Mr.Bingley telah berkenalan dengan semua orang penting yang ada diruangan itu. Dia ceria, ramah, tidak henti-hentinya berdansa…”. (halaman 19)
5). Mr. Bennet ; acuh tak acuh tetapi peduli dengan keluarganya dan sikapnya kadang tidak konsisten.“Memahami kegundahan putrinya, Mr. Bennet dengan penuh kasih sayang menggenggam tangan Elizabeth dan menjawab : Jangan menghawatirkan itu, sayangku.” (halaman 351)
6). Mrs. Bennet ; berpengetahuan sempit, bertemperamen angin-anginan, mudah gelisah, peduli dengan putri-putrinya.“Dia adala seorang wanita dengan pemahaman pas-pasan, berpengetahuan sempit, dan bertemperamen angin-anginan. Ketika keinginannya tidak terpenuhi, dia akan merasa gelisah. Tujuan hidupnya adalah menikahkan anak-anak perempuannnya .” (halaman 11)
7). Catherine (Kitty) ; mudah terpengaruh, ramah, tidak konsisten dalam menetukan sikap dan keputusan, dan pemarah.“Catherine yang angin-anginan dan pemarah, dan sangat patuh kepada Lydia.” (halaman 324)
8). Lydia ; bersemangat, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, keras kepala, sembrono, gegabah, ceroboh, dan egois.“Tanpa memedulikan perasaan Kitty, Lidya berlariann keseluruh penjuru rumah untuk memamerkan letupan kebahagiannya”. (halaman 349)“Kedudukan kita, kehormatan kita ini tidak boleh ternoda oleh perilaku liar dan sembrono yang selalu ditunjukkan oleh Lidya.” (halaman 350)
9). Mary ; cerdas, kadang terkesan angkuh, bangga pada diri sendiri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sering tidak menyadari kemampuan/kelebihan yang dimilikinya.“Mereka mendapati Mary, seperti biasanya tertimbun di tengah buku mengenai musik dan kepribadian manusia, siap memberikan penjelasan kepada merekadengan ringkasan-ringkasan yang mengagumkan dan pengamatan baru mengenai moralitas membosankan.”
10). William Collins ; terlalu percaya diri, bersikap sok pahlawan, berkeyakinan tinggi, suka menyanjung-nyanjung untuk menyenangkan orang lain, suka pamer, kadang menyebalkan, suka berbasa-basi dan sikapnya di buat-buat.“Itu menjadikan sosoknya sebagai perpaduan antara keangkuhan, kepatuhan, kesombongan dan kerendahan diri.” (halaman 110)
11). Wickham ; sembrono, boros, tidak jujur, namun terkadang menyenangkan.“Dan setelah terbebas dari segala ikatan, dia pun bermalas-malasandan menghambur-hamburkan uangnya.” (halaman 307)
12).Charlotte Lucas ; bijaksana, pintar,tidak romantic dan mengharapkan kehidupan yang layak.“Aku bukan gadis romantik, kau tahu ; aku tidak pernah begitu. Yang kudambakan hanyalah sebuah rumah yang nyaman.” (halaman 196)
13). Sir William Lucas ; perhatian, lemah lembut, ramah dan baik hati.“...kedudukannya ini tidak membuatnya congkak;sebaliknya,dia sangat memperhatikan semua orang.Terlahir sebagai seorang yang lemah lembut,ramah dan baik hati...” (halaman 29)
14).Lady Lucas; baik dan ramah“Lady Lucas adalah seorang wanita yang sangat baik,meskipun tidak cukup cerdik...” (halaman 29)
15). Mr. Gardiner; bijaksana, suka menolong, baik hati dan bertanggung jawab.“...kau tidak perlu ke kota lagi ; beristirahatlah dengan tenang di Longbourn, dan andalkanlah pertolonganku. Kirimkanlah jawaban secepatnya, dan tulislah pesanmu dengan jelas. Menurut pertimbangan kami, yang terbaik bagi keponakanku adalah menikah di rumah ini,dan ku harap kau menyetujuinya.” (halaman 452)
16). Mrs. Gardiner ; ramah, baik hati, anggun dan pintar.“...Mrs.Gardiner yang beberapa tahun lebih muda daripada Mrs.Bennet dan Mrs.Philips adalah seorang wanita ramah, pintar, anggun...” (halaman 216)
17). Mrs. Philips ; baik hati, santun dan pendengar yang baik.“Perlaku semacam itu tentu saja menimbulkan kemarahan, kecuali bagi orang yang memiliki kesantunan seluas samudra ; tetapi perangai Sir William yang beik menolongnya melewati semuanya.” (halaman 198)
18). Miss Darcy (Georgiana) ; pemalu, ramah, santun, antusias,lemah lembut, terpelajar, anggun dan bersahaja.“Sambutan Georgiana kepada mereka sangatlah santun, tapi disertai keengganan.” (halaman 397)
19). Miss Bingley (Caroline) dan Mrs.Hurt (Louisa) ; munafik, congkak, angkuh, menganggap diri lebih tinggi dari orang lain.“Mereka sesungguhnya sangat menawan,mudah tertawa saat sedang senang, bisa bersikap ramah jika mau,tapi mereka angkuh dan congkak. Mereka menganggap diri mereka lebih tinggi dan orang lain lebih rendah.” (halaman 26)
20). Lady Catherine de Bourgh: congkak, arogan, dingin, menganggap orang lebih rendah dan bersikap diktator.“Itu benar ayahmu adalah seorang pria terhormat. Tetapi siapakah ibumu? Siapakah pamanmu dan bibimu ? Jangan kira saya tidak mengetahui kondisi mereka.” (halaman 356)
21). Miss de bourgh (A
nne); penyakitan, sombong dan tidak sopan.“Dia tidak sopan karena telah menahan Charlotte sangat lama d luar,di tengah deru angin yang sehebat itu. Kenapa dia tidak masuk saja?” (halaman 244)
22). Mrs. Jenkinson ; sederhana, pendengar yang baik dan sangat perhatian.“Mrs. Jenkinson adalah wanita sederhana yang selalu siap mendengar ucapan anak asuhnya dan selalu membenahi letak pelindung matanya.” (halaman 249)
23). Mr. Hurst ; boros dan tidak tahu diri/tidak tahu malu.“Seorang pria yang gaya hidupnya lebih besar daripada penghasilannya, dan menganggap rumah Mr. Bingley sebagai rumahnya sendiri.” (halaman 27)
24). Maria Lucas ; ceria dan singkat akal.“Maria,seorang gadis ceria tapi singkat akal,sama seperti ayahnya,tidak mengatakan apapun yang layak didengar.” (halaman 235)
25). Mrs. Annesley ; lemah lembut, bersahaja, dan luwes.“Mrs.Annesley,seorang wanita lemah lembut yang berpenampilan bersahaja. Upayanya untuk menghadirkan topik pembicaraan membuktikan bahwa dia memiliki keluwesan sejati yang melebihi semua orang yang ada disana.” (halaman 398)
26). Mrs.Long ; munafik dan egois.“Dia itu wanita yang munafik dan mau menang sendiri.” (halaman 12)
27). Kolonel Fitzwilliam ; Ramah.“...kadang-kadang Charlotte menjodohkan temannya itu dengan kolonel Fitzwilliam. Keramahan pria itu memang tidak tertandingi oleh siapa pun...” (halaman 277)
28). Kolonel Forster; baik dan perhatian.“Kurasa kau tidak akan meminta lebih dari lima puluh ribu pound, kecuali kalu kakknya sakit-sakitan. Kolonel Fitzwilliam menjawab dengan gurauan…” (halaman 281)
29). Mr. Denny ; sopan dan ramah.“Mr.Denny membungkuk memberi hormat ketika mereka berpapasan.” (halaman 113) - Penokohan
Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan atas :
a.Tokoh Primer (utama) ; Elizabeth Bennet
b.Tokoh Sekunder (bawahan) ; Darcy, Jane, Bingley, Lydia, Mr. Bennet, Mrs. Bennet, William Collins dan Wickham.
c. Tokoh Komplementer (tambahan) ; Mary, Catherine, Charlotte Lucas, Maria, Miss. Darcy, Miss Bingley, Mrs. Hurst, Mr. Hurst, Mrs. Annesley, Sir William Lucas, Lady Lucas, Lady Catherine de Bourgh, Miss de Bourgh, Mrs. Jenkinson, Mr. Philips, Mrs. Philips, Mr. Gardiner, Mrs. Gardiner, Mr. Denny, Mrs. Long, Kolonel Fitzwilliam, Kolonel Forster.
Dilihat dari watak yang dimiliki tokoh,tokoh dapat dibedakan atas :
a.Tokoh Protagonis ; Elizabeth, Darcy, Bingley, Jane, Charlotte Lucas, Mr. Gardiner, Mrs. Gardiner, Mrs. Annesley, Miss Darcy, Kolonel Fitzwilliam, Kolonel Forster.
b. Tokoh Antagonis ; Lydia, Wickham, Miss Bingley, Mrs. Hurst, Mr. Hurst, Lady Catherine de Bourgh, Miss de Bourgh, Collins.
Di lihat dari perkembangan tokoh, tokoh dapat dibedakan atas :
a.Tokoh Dinamis : Darcy, Catherine
b.Tokoh Statis : Selain Darcy dan Catherine.
Di lihat dari masalah yang dihadapi tokoh :
a.Tokoh yang mempunyai karakter sederhana : semuanya, kecuali Darcy dan Wickham
b.Tokoh yang mempunyai karakter kompleks : Darcy dan Wickham.
2. Latar Cerita (Setting)
- Tempat : Longbourn (rumah keluarga Bennet), Pemberley (Rumah keluarga Darcy), Netherfield (tempat yang di sewa Mr. Bingley), Hertfordshire, Rosings (tempat tinggal Lady Catherine de Bourgh), Lucas Lodge (tempat tinggal keluarga Lucas), London, Kent, Hunsford (tempat tinggal Collins), London, Gracechurch street (tempat tinggal Mr. dan Mrs. Gardiner), Meryton (tempat tinggal keluarga Philips), Brighton dan Derbyshire.
- Waktu : Antara abad 17 dan abad 18.
- Suasana : masih seringnya diadakan pesta dansa untuk menjamu tamu dan menjadikannya sebagai ajang pencarian jodoh.
3. Sudut Pandang
Novel ini diceritakan dari sudut pandang Elizabeth Bennet. Jane Austen mendorong pembacanya untuk mengikuti cerita dari sudut pandang Elizabeth, yang dipenuhi dengan berbagai prasangka dan kesalahpahaman.“...tetapi setelah selesai membacanya, dia merasakan berbagai macam emosi berkecamuk di dadanya. Perasaannya ketika membaca surat itu sulit untuk dijabarkan. Walaupun heran, pada awalnya Elizabeth mengira Mr. Darcy akan meminta maaf, kemudian dia menduga Mr. Darcy tidak bisa memberikan penjelasan apapun tanpa merasa malu. Dengan prasangka buruk yang kental terhadap apapun yang akan diungkapkan oleh pria itu, Elizabeh mulai membaca penjelasannya mengenai apa yang terjadi di Netherfield....”
Dari situ, Elizabeth memandang dan berprasangka terhadap Mr. Darcy bahwa Mr. Darcy tidak akan bisa memberikan penjelasan atas kesalahpahaman yang terjadi, tetapi kenyataannya Mr. Darcy menjelaskan semuanya melalui surat.
Dari situ, Elizabeth memandang dan berprasangka terhadap Mr. Darcy bahwa Mr. Darcy tidak akan bisa memberikan penjelasan atas kesalahpahaman yang terjadi, tetapi kenyataannya Mr. Darcy menjelaskan semuanya melalui surat.
4. Gaya Bahasa
Pride and Prejudice menggunakan gaya bahasa yang berupa teknik narasi/penceritaan yang berbicara secara langsung dan bebas. Maksudnya yaitu adanya kebebasan berbicara setiap karakter, bukan hanya kata-kata yang benar-benar diucapkan tetapi juga kata-kata yang melambangkan fikiran karakter atau cara karakter berfikir atau berbicara jika dia sedang berfikir atau berbicara.
5. Alur(Plot)
- Pengenalan : Pada tahap ini, adanya pengenalan tokoh-tokoh seperti keluarga Bennet, keluarga Lucas, keluarga Bingley dan Darcy di awal cerita serta sedikit watak-watak tokoh.
- Konflik/tikaian : Konflik mulai timbul diantara Mr. Darcy dan Elizabeth dimana Elizabeth merasa Mr. Darcy telalu sombong dan dia sangat membencinya
- Komplikasi : Komplikasi mulai muncul ketika Elizabeth mendengar cerita dari Mr. Wickham dan dia mempercayainya dan langsung berprasangka buruk terhadap Mr. Darcy
- Klimaks : Elizabeth akhirnya mengetahui kebenaran bahwa apa yang dikatakan oleh Mr. Wickham terhadap Mr. Darcy adalah kebohongan belaka dan dia sangat menyesal karena telah terperdaya oleh ucapan Mr. Wickham
- Krisis : Krisis mulai tampak disaat Elizabeth sudah tidak memiliki lagi rasa suka terhadap Mr. Darcy akibat ucapan Mr. Wickham
- Leraian : Setelah mendapat penjelasan dari Mr. Darcy melalui sebuah surat, akhirnya Elizabeth merasa bersalah karena telah berprasangka terhadap Mr. Darcy.
- Selesaian : Setelah kejadian itu, Elizabeth pun menjadi suka terhadap Mr. Darcy dan akhirnya merekapun menikah dan hidup bahagia.
- Tema :
1). CintaPride and Prejudice bercerita tentang satu dari banyak kisah cinta yang paling dihargai dalam literatur bahasa Inggris, salah satunya yaitu masa kedekatan antara Darcy dan Elizabeth yang penuh dengan konflik dimana Elizabeth yang sebelumnya membenci Mr. Darcy, setelah melalui beberapa kejadian malah berbalik membuatnya jatuh cinta terhadap Mr. Darcy. Dan juga cinta terpendam yang ditunjukkan oleh Jane terhadap Mr. Bingley membuat cerita ini menjadi lebih menarik.
2). ReputasiPride and Prejudice menggambarkan tentang kehidupan masyarakat di mana reputasi wanita sangat penting dalam menarik pasangan hidup dan reputasi atas keburukan yang dimiliki Mr. Darcy membuat semua orang berprasangka buruk terhadapnya.
3). Kelas sosial
Pride and Prejudice menggambarkan tentang kelas sosial dimana terjadi beberapa ketimpangan antara kelas sosial atas dengan kelas sosial menengah. - Amanat
Amanat yang terkandung didalam novel ini, antara lain :
1. Jangan terlalu mudah berprasangka terhadap orang lain
2. Jangan terlalu mudah percaya atas apa yang orang ucapkan oleh orang lain
3. Jujur merupakan sikap yang baik, sehingga tidak menyebabkan prasangka
4. Jangan terlalu menyombongkan diri atas kekayaan yang dimiliki
5. Komunikasi dan saling menghargai merupakan dua hal yang sangat penting terutama dalam hubungan antara orang tua dan anak.
Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya meskipun kadang memunculkan perbedaan pendapat diantara keduanya (orangtua dan anak), maka dari saling menghargai dan saling memahami satu sama lain sangatlah penting.
6. Kapanpun, dimanapun dan apapun kedudukan kita, bersikap baik dan ramah lah kepada orang lain.
7. Jangan melihat orang dari luarnya saja tetapi pahami juga sifat sebenarnya dari orang tersebut - Gaya Penceritaan (mencakup teknik penulisan dan teknik penceritaan) :
a. Teknik Penulisan ; cerita dibagi dalam tiap bab dan paragraf.
b. Teknik Penceritaan ; gaya penceritaan seperti segitiga, dimana ada tahap pengenalan, masalah dan penyelesaian.
Dari USA Today, berikut 10 alasan yang menjadikan novel Pride and Prejudice tetap populer hingga saat ini :
- It’s the ultimate “happy ever after” tale.
- It’s fun.
- It’s the rom-com of all rom-coms.
- Sex, lies and runaway teens.
- P&P isn’t just “how to marry a millionaire, Regency style”.
- Before the Kadarshians, there were the Bennets.
- Back then, well-off people’s purpose really was to eat, drink and be merry.
- Now, as then, we choose to see what we want.
- Hypocrisy is always good for a laugh.
- Technology might change, but human nature remains the same.
Secara keseluruhan, saya sangat menyukai bahkan jatuh cinta sekali dengan buku ini. Hanya saja penggunaan "Mr.", "Mrs" dan "Miss" terasa agak menganggu, jadi belibet saat membacanya, kan sudah diterjemahkan kenapa tidak menggunakan sebutan "Tuan", "Nyonya" dan "Nona" aja ya.... Mungkin karena penerbit ingin mempertahankan "rasa" keaslian dari cerita aslinya... Tapi salut untuk penerbit Qanita, khususnya penerjemahnya, karena terjemahannya yang mengalir dan mudah dipahami sehingga jadi lebih mudah juga membaca dan memahaminya.
Oh iya, saya paling suka percakapan Darcy dan Elizabeth di bab ke-60, halaman 572, saat Elizabeth bertanya bagaimana awal mula Mr. Darcy jatuh cinta kepadanya :
Elizabeth : "Bagaimanakah awalnya?"
Mr. Darcy : "Aku tidak ingat kapan tepatnya, atau di mana, atau kejadiannya, atau kata-kata yang menjadi pemicunya. Itu sudah lama berlalu. Tiba-tiba saja aku sadar bahwa aku mencintaimu."
(so sweet ^_^)
Juga kata-katanya Elizabeth yang berikut ini :
"...Entah kapan kau akan menyatakan perasaanmu seandainya aku tidak bertanya kepadamu..." (halaman 574)
"...Entah kapan kau akan menyatakan perasaanmu seandainya aku tidak bertanya kepadamu..." (halaman 574)
(I think, it's mean... berkata jujur dan apa adanya itu penting dan tidak salah. Jadi, kalau cinta ya bilang cinta, kalau sayang ya bilang sayang. Gak usah ditunda-tunda >_<)
Untuk Pride and Prejudice ini, aku kasih rating 5 dari 5 bintang.
Wassalamualaikum... Wr. Wb.
24 Comments