Book Review
Review Buku - Journal of a Spy Lady by Retha
December 20, 2014
Assalamualaikum...
Spy Lady
Intai, Serbu, Ringkus!
Memecahkan kasus cinta adalah misi utama kami.
Beri kami petunjuk dan foto, kasus Anda akan langsung kami tangani.
Target : Pasangan yang dicurigai selingkuh.
Spy Lady 08*****7**2*
Alamat : Jl. Mata-Mata Raya, Apartment SpyCity, Lt. 5, Jakarta.
Begitulah kalimat iklan jasa yang sekaligus juga menjadi sinopsis yang tertulis di jilid belakang novel berjudul Journal of a Spy Lady. Tentu saja iklan jasa tersebut hanya fiktif, hehe...
Iya betul, Journal of Spy Lady adalah novel yang pernah saya ceritakan pada post sebelumnya, saya mendapatkannya sebagai hadiah saat mengikuti giveaway dari kak Retha, yang tak lain adalah penulis dari novel Journal of a Spy Lady ini.
Review Cerita
Journal of a Spy Lady adalah novel yang bercerita tentang perempuan muda, bernama Alice, 26 tahun. Ia bekerja sebagai detektif pribadi. Lebih tepatnya sebagai detektif cinta, yang akan membantu kliennya menemukan kepastian terhadap pasangannya yang dicurigai berselingkuh.
Awal mula Alice bekerja sebagai detektif cinta adalah ketika ia dipecat dari tempatnya bekerja. Ia bingung dan tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Melamar pekerjaan kesana-kemari, interview kesana-kesini sudah ia lakukan, namun hasilnya nihil. Sedangkan dia tinggal di ibu kota, sendiri, jauh dari orang tua dan kebutuhan hidup sehari-hari, makan dan uang kost harus segera ia penuhi. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan kondisi tabungan yang kian menipis, Alice pun berhemat habis-habisan. Sempat terpikir olehnya untuk pulang ke rumah orangtuanya, namun ia ragu dan akhirnya memutuskan untuk tidak pulang, karena ia sangat takut jika ia pulang, ia pasti dijodohkan. Alice tidak mau itu terjadi.
Muncullah Ben, sahabatnya sejak di SMA. Mengetahui keadaan Alice yang mengkhawatirkan, Ben pun mengusulkan agar Alice tinggal di apartement bersamanya, karena masih ada kamar kosong. Dengan syarat setiap harinya Alice harus membersihkan apartement dan memasak. Sambil bercanda mereka pun membuat perjanjian jika timbul rasa suka diantara mereka, maka Alice harus keluar dari apartement itu.
Setelah memikirkan tawaran Ben, Alice pun menerimanya dan pindah dari tempat kostnya ke apartement Ben. Setelah kepindahanannya ke apartement Ben itulah, Ben kemudian mengusulkan Alice untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Ben mengusulkan Alice menjadi detektif cinta.
Alice pun kembali memikirkan usulan Ben untuk menjadi seorang mata-mata dengan spesialis kasus percintaan. Dan seperti sebelumnya, Alice pun kembali menyetujui usulan Ben. Ben pun kemudian membuatkan Alice sebuah akun Facebook khusus untuk mengiklankan jasanya sebagai detektif cinta. And now she is a Spy Lady. Alice the Spy Lady is Born.
Semenjak 'kelahiran'nya sebagai seorang detektif cinta, setidaknya, Alice telah menyelesaikan 5 kasus masalah percintaan. Yang setiap kasusnya ia namai sebagai berikut :
- Operasi Her Majesty
- Finding Bobby License to Kill
- The World Is Not Enough
- Golden Eye Skyfall
- The Man with the Golden Eye
Untuk masing-masing klien, target, kasus dan result pada setiap operasi penyelidikan tersebut sengaja gak aku beberkan disini, biar penasaraaan, hehe...
Yang pasti petualangan Alice ketika melakukan penyelidikan-penyelidikan tersebut sangat menarik untuk diikuti.
Ketika Alice berusaha menyelesaikan permasalahan klien-kliennya, bukan berarti ia tidak memiliki permasalahan sendiri. Ia pernah merasa sangat menyesal ketika bertemu kembali dengan Ray diacara reuni. Ray adalah cowok yang pernah ia taksir di SMA, tak disangka diacara reuni tersebut Ray mengungkapkan perasaan yang pernah ia rasakan terhadap Alice saat SMA, namun saat ini Ray akan segera menikah dengan tunangannya. Alice pun tidak pernah menyangka bahwa pada saat itu ternyata mereka mempunyai perasaan yang sama. Alice sangat menyesal, seandainya saja dulu ia berani mengungkapkan perasaannya pada Ray.
Tidak cuma itu, Alice pun pernah down ketika bertemu kembali dengan Steven, mantan pacarnya yang telah sangat menyakitinya. Konflik dengan ibunyapun terjadi, karena selama ini Alice telah berbohong, dengan mengaku masih bekerja ditempat kerjanya dahulu, padahal sudah dipecat... Alice berbohong tinggal berdua bersama teman perempuan bernama Betty di sebuah apartement padahal ia tinggal berdua bersama teman laki-laki, yaitu sahabatnya, Ben. Ibunya pun tidak setuju dengan pekerjaan barunya sebagai detektif cinta.
Bahkan tidak cukup sampai disitu. Alice mengetahui perselingkuhan ayahnya sendiri. Permasalahan pun muncul diantara Alice dan Ben. Ben pun meminta Alice untuk pergi dari apartementnya. Hingga akhirnya, Alice menyerah dengan mengambil keputusan yang selalu ia hindari yaitu pulang kerumah orang tuanya.
Meskipun sebelumnya telah terjadi ketegangan antara ia dan ibunya, Alice sangat bersyukur, ibunya menyambutnya dengan hangat ketika ia pulang.
Sesampainya dirumah Alice merasa sangat nyaman dan tenang. Ia pun memutuskan untuk berhenti sementara dari membantu klien-kliennya dengan segala masalah percintaan mereka. Namun, sesuatu yang ia takutkan nampaknya tak bisa ia hindari. Ibunya hendak menjodohkan dia dengan Rino, sang dosen muda, anak tante Susi, sahabat baik ibunya.
Ditengah keengganannya dijodohkan dengan Rino, Alice pun dihadapkan kembali pada permasalahan yang menurutnya lebih pelik dari permasalahan-permasalahan yang ia hadapi sebelumnya. Yaitu mengenai kenyataan kehidupan pernikahan kedua orangtuanya. Selama ini, Alice selalu menganggap kedua orangtuanya sebagai pasangan suami istri yang harmonis, namun ternyata pernikahan mereka tidak dilandasi cinta, ada banyak kepahitan, kepura-puraan dan kebencian yang selalu berhasil disembunyikan orangtuanya dari dirinya. Alice semakin kaget ketika mengetahui bahwa ibunya pun mengetahui perselingkuhan ayahnya selama ini. Hingga kemudian Alice pun harus menerima kenyataan yang lebih pahit, yaitu perceraian kedua orangtuanya.
Setelah perceraian itu, Alice merasa ibunya terlihat lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Nampaknya semua beban kesedihan yang ibunya rasakan dan pendam karena perlakuan ayahnya selama ini sudah terlepas bebas. Begitu pula dengan ayahnya, yang mengaku bahagia karena sudah menemukan cintanya yang sebenarnya. Alice dikenalkan dengan calon ibu tirinya yang berusia hanya terpaut 4 tahun lebih tua dari dirinya. Alice merasa sedih. Bahkan sangat merasa lebih sedih lagi ketika ibunya pulang berlibur dari Eropa, mengenalkannya dengan lelaki bule paruh baya, calon ayah tirinya.
Alice merasa benar-benar terpukul. Namun, akhirnya ia sadar, ia melihat ada kebahagiaan yang begitu mendalam di dalam diri ayah dan ibunya ketika mereka bersama dengan masing-masing calon suami dan istri mereka yang baru.
Ditengah kedekatannya dengan Rino, muncul Ben dan mengungkapkan perasaannya kepada Alice. Ben mengaku bahwa ia sebenarnya sangat menyayangi dan mencintai Alice. Ia juga merasa telah sangat bodoh membiarkan Alice pergi dari kehidupannya.
Siapakah yang berhasil mendapatkan cinta Alice sang Spy Lady?
Gak usah ragu lagi, silahkan baca novel perdana karya Kak Retha ini yaa... ^_^
Identitas Buku
Judul : Journal of a Spy Lady
Penulis : Retha
Bahasa : Indonesia
Penyunting : Novalya Putri
Penerbit : Buana Sastra (Imprint dari PT. BIP)
ISBN : 978-602-249-722-6
Pertama kali diterbitkan : 1 September 2014
Jumlah Halaman : 194
Jenis Cover : Soft cover
Ukuran buku : 20 x 13,5 cm
Kalau aku sih dapat gratis, langsung dari penulisnya, hehehe...
Kutipan Favorit
- "Kalau kamu tidak bisa mendapat pekerjaan, kenapa tidak membuatnya saja?" (halaman 17)
- "Lagi pula, nggak ada yang bisa mengalahkan wanita yang sedang cemburu, mereka lebih hebat dari FBI, lebih kejam dari KGB Rusia dan lebih cepat dari Densus 88, bahkan mereka sampai punyamoto : intai, serbu, ringkus!" (halaman 20)
- "Jika kamu jatuh cinta kepada seseorang, jangan pernah takut mengungkapkan perasaanmu. Mungkin saja orang itu juga memiliki perasaan yang sama. Tak ada yang salah dengan jatuh cinta, yang salah adalah jatuh cinta kepada orang yang salah." (halaman 49)
- "Aku nggak butuh cowok murahan yang mengobral tubuhnya kepada setiap perempuan." (halaman 66)
- "Jika kau ingin mendapatkan pria baik-baik, kau harus menjadi wanita baik-baik terlebih dahulu." (halaman 82)
- "Tak ada jaminan antara megahnya sebuah pesta pernikahan dengan kebahagiaan dalam perkawinan." (halaman 113)
- "Tidak ada pilihan yang sempurna, tetapi pilihlah yang membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik" (halaman 188)
Kelebihan, ada banyak pelajaran mengenai kehidupan yang bisa diambil dari novel ini, antara lain mengenai :
- betapa penting dan berartinya sahabat dan persahabatan,
- pentingnya menghormati dan menjaga komitmen yang telah dibuat bersama pasangan,
- pentingnya komunikasi baik itu antar pasangan maupun dengan keluarga (suami, istri, ayah, ibu, anak, kakak dan adik),
- pentingnya menjaga kepercayaan pasangan,
- pentingnya tentang kewajiban menerima pasangan apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.
- buku ini juga mengajarkan, menjadi seorang perempuan itu harus kuat, tegar dan tangguh. Dan bagi kalian kaum laki-laki, hormati dan sayangilah perempuanmu ^_^
- seperti judulnya, novel ini ditulis berupa jurnal (catatan harian peristiwa berdasarkan urutan waktu), sehingga ada variasi dibanding novel-novel lainnya, membacanya pun jadi tidak membosankan.
Kekurangan, hmm... menurut saya hanya dua saja :
- Pertama, ketika Alice memutuskan untuk tinggal bersama Ben, aku kurang setuju. Menurut aku, gak baik jika seorang perempuan tinggal satu atap bersama lawan jenis yang bukan saudara atau pasangan sahnya. *Ehh aku jadi seperti ibunya Alice ya, kolot banget, hehe...
- Kedua, ada typo. Kata yang seharusnya "masakan", tertulis sebagai "masakah" (halaman 112).
Sebenarnya aku menemukan dua kata typo, tapi satunya lagi lupa di halaman berapa, dicari-cari malah jadi gak ketemu.
Overall, i love this book. Terutama tentang kedewasaan dan ketangguhan Alice dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang menerpanya. Saya hadiahkan rating 4 dari 5 bintang untuk Journal of a Spy Lady.
Buat kak Retha, maaf yaa... aku mengerjakan "PR"-nya lama, hehe...
Wassalamualaikum... Wr. Wb.
0 Comments