Book Review
TBU2015 Season 2
Book Review : Contact by Carl Sagan
September 02, 2015
"Bagi makhluk-makhluk kecil seperti kita ini, kebesaran alam semesta hanya bisa dihadapi dengan cinta"
(Contact, halaman 586).
Sinopsis
Suatu malam sunyi, jauh di keluasan gurun New Mexico yang terpencil, sebuah teleskop radio menangkap pesan dari luar angkasa. Segera sekelompok ilmuwan menanggapi pesan itu dengan melakukan perjalanan menuju bintang, perjalanan paling menakjubkan dalam sejarah umat manusia. Siapa - atau makhluk macam apakah - yang mereka temui di luar sana? Contact mengungkap petualangan terbesar sepanjang masa, dalam upaya tak kenal lelah manusia mencari peradaban lain di luar Bumi. Berhasilkah mereka menjawab pertanyaan abadi: apakah manusia satu-satunya penghuni jagat raya ini?
Review
Identitas Buku
Judul/Judul Terjemahan : Contact/Kontak
Penulis : Carl Sagan
Penerjemah : Andang H. Soetopo
Kategori : Fiksi Ilmiah, Klasik, Agama, Luar Angkasa, Astronomi
Tebal : 592 halaman
ISBN : 9796058510
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Paperback, Cetakan Pertama, Desember 1997
Ellie, nama panggilan dari Eleanor Arroway, sejak kecil telah menunjukkan ketertarikan yang kuat pada ilmu pengetahuan. Tidak puas dengan pembahasan, yang ia dapat dari gurunya di kelas, ia pergi ke perpustakaan untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa phi adalah irasional. Ellie yang kini duduk di bangku kelas 7, belakangan sering murung dan sedih karena ia kehilangan sosok ayah yang sekaligus menjadi sosok teladan baginya, Theodore, meninggal. Selang beberapa waktu kemudian, seorang pria bernama John Staughton menjadi ayah tirinya dan ia tidak menunjukkan banyak dukungan dan kasih sayang kepada dirinya. Ellie juga menolak untuk menerima dia sebagai anggota keluarga. Ia tidak mengerti mengapa ibunya mau menikah dengan John, Ellie menganggap ini sebagai suatu kesalahan yang dilakukan oleh ibunya dan ia tak ingin mengungkit-ungkitnya.
Setelah lulus dari Universitas Harvard, Ellie menerima gelar doktor dari Caltech diawasi oleh David Drumlin, seorang astronom radio terkenal. Dia akhirnya menjadi direktur "Proyek Argus", di New Mexico. Proyek ini diciptakan untuk membantu proyek lain yang lebih besar yang bekerja untuk mendeteksi kehidupan ekstraterestrial, SETI.
Dengan posisinya sebagai direktur Proyek Argus tersebut, kemudian menempatkan Ellie menjadi sosok yang lebih banyak bertentangan dengan sebagian besar komunitas ilmiah, termasuk Drumlin yang mencoba memangkasi dana untuk penelitian SETI.
Yang mengejutkan, dari proyek yang dipimpin oleh Ellie tersebut, mereka berhasil menangkap sebuah "pesan" dari luar angkasa. "Pesan" itu rangkaian dari 26 bilangan prima. Diduga bahwa "pesan" tersebut berasal dari sistem bintang Vega yang berjarak 25 tahun cahaya dari Bumi. Jelas, hal itu disambut baik oleh para ilmuwan, terutama Eleanor Arroway, yang sudah bertahun-tahun mendedikasikan diri untuk hal tersebut. Bersama teman-teman ilmuwan yang lain, mereka menyambut gembira hal tersebut.
Keberhasilan proyek Argus yang sukses menangkap "pesan" dari luar angkasa itupun seolah tak bisa dihentikan untuk menyebar bahkan hingga hampir ke seluruh pelosok di dunia. Secara khusus, Presiden Amerika Serikat saat itu menemui Ellie untuk membahas implikasi dari dikonfirmasinya komunikasi pertama dari makhluk luar angkasa itu.
Namun sayangnya, dari hasil analisis lebih lanjut terkait "pesan" misterius itu mengungkapkan informasi dalam modulasi polarisasi sinyal, dimana pesan tersebut hanya merupakan transmisi dari pidato Adolf Hitler pada pembukaan Olimpiade di Berlin tahun 1936. Ternyata sinyal televisi saat itu cukup kuat untuk "melemparkan" sinyal siaran hingga jauh melampaui lapisan ionosfer Bumi.
Setelah berkonsultasi dengan perwakilan pemerintah, Ken der Heer, dan dengan bantuan rekan Rusia-nya Vaygay Lunacharsky, Ellie mengatur pemantauan sinyal sehingga teleskop tetap menunjuk pada Vega setiap saat. Usahanya itu membuahkan hasil, mereka menangkap kembali sebuah "pesan" misterius lainnya. Dengan tertangkapnya kembali sebuah "pesan" misterius, mereka merencanakan untuk menciptakan sebuah mesin pengakap sinyal yang lebih canggih untuk menerjemahkan dan menjawab "pesan" itu.
Tidak sejalan dengan banyak orang biasa dan pemerintah banyak negara. Karena pesan tersebut diterima berbagai negara, akhirnya dibentukan World Message Consortium.
Orang-orang biasa, terutama mereka-mereka yang fanatik beragama, merasa terusika. Atas desakan presiden, Ellie dan perwakilan pemerintah, Ken de Heer, harus bertemu dengan pendeta Billy Jo Rankin, Palmer Joss. Setelah dibantu oleh S.R. Hadden, terpecahkan juga isi pesan itu. Kalau pesan itu berisi petunjuk pembuatan The Machine.
Tak lama setelah itu, Ellie berangkat ke Paris untuk membahas World Message Consortium yang belum lama dibentuk. Para peserta sepakat bahwa, mesin tersebut berwujud dodecahedron dengan lima kursi.
Dalam konferensi tersebut, Ellie bertemu dengan Devi Sukhavati, seorang dokter yang meninggalkan India untuk menikah dengan pria yang dicintainya, yang setahun setelah mereka menikah, suaminya meninggal karena sakit. Ellie dan Devi kemudian menjadi sahabat yang selalu saling mendukung.
Dari hasil konferensi itu juga, dicapai kesepakatan bahwa pembangunan mesin harus segera memulai. Disaat-saat itu pula, pemerintah Amerika dan Soviet memasuki perlombaan untuk membangun salinan identik dari mesin. Karena ditemukan adanya kesalahan dalam proyek Rusia, maka Amerika menjadi satu-satunya pilihan. Setelah mesin itu tercipta, Ellie menjadi salah satu dari lima penumpang tapi kemudian tempatnya diberikan kepada David Drumlin.
Sistem keamanan mesin yang belum maksimal, memberikan kemudahan bagi sekelompok ekstremis yang kemudian berhasil meledakkan mesin tersebut. Drumlin dan astronot lainnya tewas. Mesin yang telah dibuat dengan susah payah dan kerja keras para ilmuwan itu, rusak dan perbaikannyapun ditunda sampai batas waktu yang belum diketahui. Ellie sangat terpukul dengan keadaan tersebut, ditambah saat itu Ellie mendengar kabar bahwa ibunya tengah sakit keras, ia menderita stroke yang menyebabkannya lumpuh. Ellie semakin sedih ketika ia juga terus disalahkan ayah tirinya. Menurut John Staughton, selama bertahun-tahun ini Ellie telah mengabaikannya dan ibunya. Meskipun sangat sedih dengan tuduhan John, Ellie sadar bahwa apa yang dikatakan John adalah benar, selama ini ia tidak pernah menemui John dan ibunya, menghubungi merekapun tidak.
Ditengah kekalutannya, Ellie terkejut sekaligus senang ketika SR Hadden, rekannya World Message Consortium mengaku bahwa perusahaannya telah diam-diam membangun salinan ketiga mesin tersebut di Hokkaido, Jepang.
Setelah mesin itu tercipta kembali, tanggal 31 Desember 1999 dan Ellie, Vaygay, Devi dan Abonnema Eda, seorang ahli fisika Nigeria serta Xi Qiaomu, arkeolog dan ahli Cina pada dinasti Qin. Melalui serangkaian lubang cacing, kelimanya diangkut dodecahedron, ke tempat dekat pusat Bima Sakti, mempertaruhkan nyawa mereka.
Lalu, adakah kehidupan lain di luar Bumi? Berhasilkah Ellie dan kelima teman ilmuwannya itu menemukan bukti dan menjawab pertanyaan tersebut?
Setelah lulus dari Universitas Harvard, Ellie menerima gelar doktor dari Caltech diawasi oleh David Drumlin, seorang astronom radio terkenal. Dia akhirnya menjadi direktur "Proyek Argus", di New Mexico. Proyek ini diciptakan untuk membantu proyek lain yang lebih besar yang bekerja untuk mendeteksi kehidupan ekstraterestrial, SETI.
Dengan posisinya sebagai direktur Proyek Argus tersebut, kemudian menempatkan Ellie menjadi sosok yang lebih banyak bertentangan dengan sebagian besar komunitas ilmiah, termasuk Drumlin yang mencoba memangkasi dana untuk penelitian SETI.
Yang mengejutkan, dari proyek yang dipimpin oleh Ellie tersebut, mereka berhasil menangkap sebuah "pesan" dari luar angkasa. "Pesan" itu rangkaian dari 26 bilangan prima. Diduga bahwa "pesan" tersebut berasal dari sistem bintang Vega yang berjarak 25 tahun cahaya dari Bumi. Jelas, hal itu disambut baik oleh para ilmuwan, terutama Eleanor Arroway, yang sudah bertahun-tahun mendedikasikan diri untuk hal tersebut. Bersama teman-teman ilmuwan yang lain, mereka menyambut gembira hal tersebut.
Keberhasilan proyek Argus yang sukses menangkap "pesan" dari luar angkasa itupun seolah tak bisa dihentikan untuk menyebar bahkan hingga hampir ke seluruh pelosok di dunia. Secara khusus, Presiden Amerika Serikat saat itu menemui Ellie untuk membahas implikasi dari dikonfirmasinya komunikasi pertama dari makhluk luar angkasa itu.
Namun sayangnya, dari hasil analisis lebih lanjut terkait "pesan" misterius itu mengungkapkan informasi dalam modulasi polarisasi sinyal, dimana pesan tersebut hanya merupakan transmisi dari pidato Adolf Hitler pada pembukaan Olimpiade di Berlin tahun 1936. Ternyata sinyal televisi saat itu cukup kuat untuk "melemparkan" sinyal siaran hingga jauh melampaui lapisan ionosfer Bumi.
Setelah berkonsultasi dengan perwakilan pemerintah, Ken der Heer, dan dengan bantuan rekan Rusia-nya Vaygay Lunacharsky, Ellie mengatur pemantauan sinyal sehingga teleskop tetap menunjuk pada Vega setiap saat. Usahanya itu membuahkan hasil, mereka menangkap kembali sebuah "pesan" misterius lainnya. Dengan tertangkapnya kembali sebuah "pesan" misterius, mereka merencanakan untuk menciptakan sebuah mesin pengakap sinyal yang lebih canggih untuk menerjemahkan dan menjawab "pesan" itu.
Tidak sejalan dengan banyak orang biasa dan pemerintah banyak negara. Karena pesan tersebut diterima berbagai negara, akhirnya dibentukan World Message Consortium.
Orang-orang biasa, terutama mereka-mereka yang fanatik beragama, merasa terusika. Atas desakan presiden, Ellie dan perwakilan pemerintah, Ken de Heer, harus bertemu dengan pendeta Billy Jo Rankin, Palmer Joss. Setelah dibantu oleh S.R. Hadden, terpecahkan juga isi pesan itu. Kalau pesan itu berisi petunjuk pembuatan The Machine.
Tak lama setelah itu, Ellie berangkat ke Paris untuk membahas World Message Consortium yang belum lama dibentuk. Para peserta sepakat bahwa, mesin tersebut berwujud dodecahedron dengan lima kursi.
Dalam konferensi tersebut, Ellie bertemu dengan Devi Sukhavati, seorang dokter yang meninggalkan India untuk menikah dengan pria yang dicintainya, yang setahun setelah mereka menikah, suaminya meninggal karena sakit. Ellie dan Devi kemudian menjadi sahabat yang selalu saling mendukung.
Dari hasil konferensi itu juga, dicapai kesepakatan bahwa pembangunan mesin harus segera memulai. Disaat-saat itu pula, pemerintah Amerika dan Soviet memasuki perlombaan untuk membangun salinan identik dari mesin. Karena ditemukan adanya kesalahan dalam proyek Rusia, maka Amerika menjadi satu-satunya pilihan. Setelah mesin itu tercipta, Ellie menjadi salah satu dari lima penumpang tapi kemudian tempatnya diberikan kepada David Drumlin.
Sistem keamanan mesin yang belum maksimal, memberikan kemudahan bagi sekelompok ekstremis yang kemudian berhasil meledakkan mesin tersebut. Drumlin dan astronot lainnya tewas. Mesin yang telah dibuat dengan susah payah dan kerja keras para ilmuwan itu, rusak dan perbaikannyapun ditunda sampai batas waktu yang belum diketahui. Ellie sangat terpukul dengan keadaan tersebut, ditambah saat itu Ellie mendengar kabar bahwa ibunya tengah sakit keras, ia menderita stroke yang menyebabkannya lumpuh. Ellie semakin sedih ketika ia juga terus disalahkan ayah tirinya. Menurut John Staughton, selama bertahun-tahun ini Ellie telah mengabaikannya dan ibunya. Meskipun sangat sedih dengan tuduhan John, Ellie sadar bahwa apa yang dikatakan John adalah benar, selama ini ia tidak pernah menemui John dan ibunya, menghubungi merekapun tidak.
Ditengah kekalutannya, Ellie terkejut sekaligus senang ketika SR Hadden, rekannya World Message Consortium mengaku bahwa perusahaannya telah diam-diam membangun salinan ketiga mesin tersebut di Hokkaido, Jepang.
Setelah mesin itu tercipta kembali, tanggal 31 Desember 1999 dan Ellie, Vaygay, Devi dan Abonnema Eda, seorang ahli fisika Nigeria serta Xi Qiaomu, arkeolog dan ahli Cina pada dinasti Qin. Melalui serangkaian lubang cacing, kelimanya diangkut dodecahedron, ke tempat dekat pusat Bima Sakti, mempertaruhkan nyawa mereka.
Lalu, adakah kehidupan lain di luar Bumi? Berhasilkah Ellie dan kelima teman ilmuwannya itu menemukan bukti dan menjawab pertanyaan tersebut?
===========
Memang tidak dipungkiri, bahwa pertanyaan : "Adakah kehidupan lain di luar Bumi?", tidak hanya saja menarik bagi para ilmuwan tapi juga orang awam. Begitu menariknya topik ini tidak jarang melahirkan inspirasi bagi beberapa orang untuk mengekspresikannya dalam bentuk karya seni. Carl sagan, seorang fisikawan dan astronomer terkenal, adalah salah satunya. Menjelang wafatnya, Sagan sempat menyusun novel ini. Didalamnya, Sagan juga memperlihatkan sikap kritisnya terhadap sistem pembelajaran, pandangan serta kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan khususnya fisika yang mungkin sedikit mengganggu awam yang membacanya. Tapi, bagi yang ingin mengetahui artinya, tak perlu khawatir, karena Sagan mencantumkan pengertiannya dalam bentuk catatan kaki.
Hal lain yang membuat novel ini menarik adalah konflik seputar tumbuhnya kesadaran spiritual dalam diri Ellie setelah berakhirnya upaya menemui sang "saudara baru". Sebelumnya Ellie digambarkan sebagai seorang ilmuwan yang memiliki kecenderungan atheis. Ia bersinggungan dengan rohaniwan yang terus mengejarnya dengan keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan. Namun begitu, Sagan tidak menggiring pembaca untuk berpihak pada si rohaniwan, Mr. Rankin. Sagan justru melalui karakter Ellie, dengan lugas menyikapi keyakinan-keyakinan terhadap agama yang merugikan ilmu pengetahuan.
Tak hanya sebagai novel yang bernuansa sains, Contact juga dibumbui dengan konflik kemanusiaan yang tersaji mengandung banyak sekali hikmah. Diantaranya adalah, jika benar-benar terbukti ada kehidupan cerdas di luar Bumi, tentunya ini akan mengubah konsepsi tentang siapa diri kita yang selama ini mungkin terlalu percaya diri bahwa hanya kita di Bumi lah satu-satunya penghuni alam semesta. Penemuan itu juga tentunya akan lebih memperteguh keyakinann kita akan kekuasaan Tuhan yang ternyata telah menciptakan kehidupan kecerdasan di banyak tempat yang kemudian diharapkan hal tersebut juga akan semakin meningkatkan rasa saling pengertian di antara umat manusia.
Hal lain yang membuat novel ini menarik adalah konflik seputar tumbuhnya kesadaran spiritual dalam diri Ellie setelah berakhirnya upaya menemui sang "saudara baru". Sebelumnya Ellie digambarkan sebagai seorang ilmuwan yang memiliki kecenderungan atheis. Ia bersinggungan dengan rohaniwan yang terus mengejarnya dengan keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan. Namun begitu, Sagan tidak menggiring pembaca untuk berpihak pada si rohaniwan, Mr. Rankin. Sagan justru melalui karakter Ellie, dengan lugas menyikapi keyakinan-keyakinan terhadap agama yang merugikan ilmu pengetahuan.
Tak hanya sebagai novel yang bernuansa sains, Contact juga dibumbui dengan konflik kemanusiaan yang tersaji mengandung banyak sekali hikmah. Diantaranya adalah, jika benar-benar terbukti ada kehidupan cerdas di luar Bumi, tentunya ini akan mengubah konsepsi tentang siapa diri kita yang selama ini mungkin terlalu percaya diri bahwa hanya kita di Bumi lah satu-satunya penghuni alam semesta. Penemuan itu juga tentunya akan lebih memperteguh keyakinann kita akan kekuasaan Tuhan yang ternyata telah menciptakan kehidupan kecerdasan di banyak tempat yang kemudian diharapkan hal tersebut juga akan semakin meningkatkan rasa saling pengertian di antara umat manusia.
Kutipan-Kutipan Favorit
1. "Kalau mereka ingin berkomunikasi dengan kita, mereka akan memudahkan kita" (halaman 86)
2. "Kalau tidak sungguh-sungguh jatuh cinta, kau takkan merasa kehilangan" (halaman 210)
3. "Aku tahu banyak orang menanggapku terlalu dingin, terlalu menyendiri. Tapi kalau kalian betul-beul ingin memahami makhluk luar bumi, kalian harus mengirimkan aku. Aku lebih mirip mereka divandingkan orang lain manapun" (halaman 339)
4. "... dua bintang saling mencintai, tapi mereka terpisah oleh keluasan Bima Sakti" (halaman 433)
5. "Semua benda di alam ini adalah karya seni, karena alam itu sendiri karya seni Tuhan" (halaman 470)
Rating Time!!!
Ini adalah kali kedua saya membaca buku ini, lebih fokus sama detail-detail kecil, terutama tentang sains dan filosofinya. Meskipun telah mengetahui bagaimana cerita, alur dan akhir dari kisah pada buku ini, saya tetap asyik membacanya. Mungkin nanti saya akan membaca ulang lagi buku ini :)
Saya persembahkan 4/5 bintang untuk buku ini,
Dengan dialog-dialog antar tokoh yang disajikan dengan cerdas serta karakter-karakter yang mewakili sebagian dari berbagai macam tipe manusia dan ras, mulai dari yang ilmuwan sejati, orang-orang yang bekerja untuk pemerintah dengan segala kapatuhannya meskipun kadang hal itu bertentangan dengan dirinya, lalu orang-orang yang fanatik dengan agama, juga orang-orang yang agamis namun berpikiran terbuka, bagi sebagian orang, mungkin novel ini akan terasa bertele-tele. Tapi aku, yakin, kalau kamu sudah membacanya sampai selesai, kamu akan setuju sama pendapat aku bahwa, buku ini sangat asyik dan menyenangkan untuk dibaca.
Ini adalah kali kedua saya membaca buku ini, lebih fokus sama detail-detail kecil, terutama tentang sains dan filosofinya. Meskipun telah mengetahui bagaimana cerita, alur dan akhir dari kisah pada buku ini, saya tetap asyik membacanya. Mungkin nanti saya akan membaca ulang lagi buku ini :)
Saya persembahkan 4/5 bintang untuk buku ini,
Dengan dialog-dialog antar tokoh yang disajikan dengan cerdas serta karakter-karakter yang mewakili sebagian dari berbagai macam tipe manusia dan ras, mulai dari yang ilmuwan sejati, orang-orang yang bekerja untuk pemerintah dengan segala kapatuhannya meskipun kadang hal itu bertentangan dengan dirinya, lalu orang-orang yang fanatik dengan agama, juga orang-orang yang agamis namun berpikiran terbuka, bagi sebagian orang, mungkin novel ini akan terasa bertele-tele. Tapi aku, yakin, kalau kamu sudah membacanya sampai selesai, kamu akan setuju sama pendapat aku bahwa, buku ini sangat asyik dan menyenangkan untuk dibaca.
0 Comments