Islam Is My Life
Must Read
Manfaat Oksigen Dalam Hidup Kita
October 30, 2012
Salah
satu kunci agar kita bisa semakin bertakwa kepada Allah SWT adalah
dengan cara merenungkan dan memikir-mikir nikmat-nikmat Allah SWT,
khususnya nikmat-nikmat yang sering terlupakan.
Memang kita tidak akan
mampu menghitung nikmat-nikmat Allah, sebagaimana ditegaskan Allah dalam
surat Ibrahim ayat 34:
...و إن تعدوا نعمة الله لا تحصوها..... (إبراهيم :34)
"Jika kalian menghitung nikmat Allah maka niscaya kalian tidak akan bisa menghitungnya"
Namun
begitu kita tetap diperintah untuk merenungkan nikmat-nikmat Allah,
sebab ini akan membawa faedah yang besar bagi diri kita sendiri sebagai
hamba-NYA. Setidaknya ada 2 faedah yang akan kita peroleh :
- Kita bisa membedakan antara nikmat yang betul-betul bermanfaat bagi hidup kita dan nikmat-nikmat semu yang cenderung merusak kualitas hidup kita.
- Mata hati dan pikiran kita menjadi tajam, tidak hanya melihat nikmat-nikmat yang besar yang kasat mata, tapi bisa dengan mudah melihat nikmat-nikmat yang sering tidak nampak, tersembunyi, dan terlupakan.
Jika ini bisa kita lakukan maka kita akan menjadi hamba-hamba yang syakuur (pandai
bersyukur).
Rasa syukur kita akan mendorong dan memperkuat ketulusan
kita dalam beribadah, dan akhirnya hidup kita akan penuh dengan
ketakwaan yang berkualitas terhadap Allah SWT.
Dalam
kesempatan ini, mari sejenak kitarenungkan sebuah nikmat yang sangat
penting tapi sering kali terlupakan. Tentu ini tidak satu-satunya tapi
hanya salah satunya saja. Nikmat yang dimaksud ini menjadi syarat
mutlak bagi berlangsungnya kehidupan di bumi. Sebuah zat berupa gas yang
tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak bisa dirasa oleh lidah.
Dalam
ilmu Kimia ia diwakili dengan simbol huruf O (o besar). Ditemukan pada
tahun 1774 oleh Joseph Priestley ahli Kimia asal Inggris dan Carl Scheel
ahli Kimia asal Swedia.
Ia adalah oksigen.
Kita tahu
bahwa tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak butuh
oksigen. Tanaman akan tumbuh baik jika tanahnya mengandung oksigen yang
cukup. Semua hewan dan manusia menghirup oksigen agar mereka bisa tetap
hidup. Ikan dan semua makhluk hidup di laut juga hidup karena oksigen.
Cacing, rayap, dan segala serangga yang di dalam tanah juga butuh
oksigen.
Sebuah
penemuan yang menarik menyebutkan bahwa 60% dari tubuh manusia adalah
oksigen. Oksigen terdapat dalam darah, daging, tulang, otot-otot, dan
semua komponen tubuh kita. Bahkan makanan dan minuman yang kita konsumsi
tidak luput dari oksigen.
Singkatnya, semua bagian tubuh kita tanpa
kecuali butuh oksigen agar tetap tumbuh sehat. Sehingga bisa dipastikan,
anggota tubuh manapun yang kekurangan oksigen akan menderita sakit.
Pasien rumah sakit yang sistem pernafasannya (respiratory system)
lemah akan dibantu dengan selang oksigen.
Itulah kiranya mengapa
orang-orang sufi selalu menganjurkan agar kita senantiasa mengingat atau
berdzikir pada Allah dalam setiap tarikan nafas. Bahkan sebenarnya
tidak hanya makhluk hidup saja yang perlu oksigen. Berbagai industri
yang berbahan dasar logam atau baja membutuhkan banyak oksigen dalam
proses pembakarannya.
Oksigen
yang menjadi kebutuhan pokok itu ternyata diciptakan Allah hanya untuk
menopang kehidupan di Bumi kita ini. Tidak di planet atau bintang lain.
Namun mengapa yang dipilih bumi? Sungguh Allah Maha Bijaksana dan Maha Tahu atas semua yang diciptakan-Nya ....
Bumi yang
menjadi rumah kita ini benar-benar tak ubahnya sebutir pasir di antara
pasir-pasir yang terhampar sepanjang pantai (seluruh pantai) di bumi
ini. Sebab bumi merupakan salah satu planet dari 9 planet yang
mengorbit/mengelilingi matahari (satu-satunya bintang yang berada dalam
Sistem Tata Surya). Sedangkan matahari hanyalah salah satu bintang dari
sekelompok yang sangat besar yang berisi setidaknya 400 milyar bintang.
Kelompok bintang ini biasa disebut galaksi. Dan galaksi kita, di mana
bumi dan segenap Sistem Tata Surya berada, dikenal dengan galaksi Milky
Way.
Bintang-bintang yang nampak oleh mata telanjang kita (tanpa bantuan
teleskop) di malam hari, semuanya masih tergolong ke dalam galaksi
Milky Way. Galaksi Milky Way tidak sendirian di alam raya ini. Menurut
para ilmuwan, setidaknya ada sekitar 125 milyar galaksi yang menghuni
alam raya ini.
Galaksi yang terdekat dari Milky Way bernama Andromeda,
yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari bumi. Ia merupakan satu-satunya
galaksi lain yang bisa dilihat dengan mata telanjang dari bumi.
Jadi
dengan kata lain, bisa dibilang bahwa kita ini adalah penghuni bumi,
penghuni Sistem Tata Surya, penghuni galaksi Milky Way, dan akhirnya
penghuni alam raya.
Itulah alam raya yang dalam bahasa Inggris disebut universe dan dalam bahasa Arab ālamīn (عالمين). Sebagaimana kita tahu kata ālamīn ini
terdapat dalam ayat pertama surat al-Fatihah. Kita mengulang-ulangnya
dalam sehari semalam setidaknya 17 x sejumlah reka’at salat yang kita
lakukan dalam 5 waktu.
Planet Bumi |
Kembali ke
bumi...
Mengapa di antara sekian milyar galaksi, dan bertrilyun-trilyun
bintang tersebut Allah memilih bumi untuk menjadi satu-satunya tempat
tinggal bagi seluruh makhluk hidupNYA termasuk manusia?
Tentu hanya
Allahlah yang tahu rahasia di balik semua itu. Wallaahu a’lam.
Dalam hal
ini, yang perlu kita ketahui dan lalu kita syukuri adalah, bahwa jika
Allah menciptakan sesuatu, maka diciptakannya sesuatu itu dengan
sebaik-baiknya.
Sebagaimana firman-NYA :
الذي أحسن كلَّ شيءٍ خلقه .....
(Allah) Yang menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya... (as-Sajdah:7)
Allah telah
menghendaki bumi menjadi tempat tinggal bagi segenap makhluk hidupnya,
maka lantas Dia melengkapinya dengan lapisan Atmosfer setebal 9.600 km
yang menyelimuti bumi.
Dengan adanya Atmosfer ini Allah menjamin proses
kehidupan di bumi berlangsung secara normal dan aman. Sebab di dalam
Atmosfer inilah terkandung oksigen (sebanyak 21 %) yang menjadi syarat
mutlak bagi berlangsungya kehidupan. Sisanya adalah nitrogen (78 %) dan
argon (1 %). Di dalam argon terdapat gas yang bernama ozon yang terdapat
di ketinggian antara 19 – 40 km.
Lapisan ozon ini berfungsi melindungi
bumi dari sinar ultraviolet matahari, yang jika seandainya sinar
tersebut tidak difilter oleh ozon lalu tembus mencapai bumi maka akan
banyak terjadi kerusakan di bumi.
Dan telah
menjadi kebijaksanaan Allah, bahwa oksigen disediakan secara melimpah
ruah di lapisan Atmosfer paling bawah, dari permukaan bumi sampai
ketinggian 3,9 km. Hal ini dikarenakan semua makhluk hidup di bumi
rata-rata berada di bawah ketinggian 3,9 km tersebut.
Di atas itu,
semakin tinggi sebuah ketinggian semakin berkurang oxigennya. Karena
itulah para pendaki gunung setelah berada di ketinggian lebih dari 4000 m
banyak yang mulai menderita hypoxia (gejala sakit karena kekurangan
oksigen). Siapapun yang mengadakan perjalanan udara di atas ketinggian
tsb harus membawa bekal oksigen yang cukup. Pesawat-pesawat transportasi
udara yang rata-rata terbang di ketinggian antara 6 – 11 km,
pesawat-pesawat militer yang mampu terbang sampai ketinggian 16 km, para
astronomy yang bekerja di Stasiun Antariksa Internasional di ketinggian
sekitar 360 km, dan astronot-astronot yang melakukan perjalanan ke
bulan, semuanya harus berbekal oksigen yang memadai.
Namun
walaupun oksigen telah disediakan Allah secara berlimpah-ruah di muka
bumi, ternyata di banyak tempat khususnya di kota-kota besar oksigennya
telah tercemari oleh gas-gas polutant yang membuat udara menjadi tidak
sehat dan berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.
Kita telah tahu di
zaman sekarang ini bermunculan beberapa jenis penyakit berbahaya (yang
dulunya jarang terjadi atau belum pernah ada) terutama jenis-jenis
kanker yang disebabkan buruknya kualitas oksigen. Semua itu tentu akibat
ulah manusia sendiri. Aktifitas industri, perusakan hutan (illegal logging), asap-asap kendaraan, semua itu merupakan faktor-faktor utama yang membuat buruknya kualitas oksigen.
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون (الروم: 41)
Telah
nyata kerusakan di darat dan laut karena ulah tangan manusia sehingga
Allah menimpakan siksa pada mereka agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).
Maka
marilah kita selalu berupaya menjaga dan memperbaiki kualitas oksigen
bumi. Bagaimana kita bisa melakukan hal itu? Salah satunya dan yang
utama adalah melakukan penghijauan lingkungan. Kita tahu bahwa salah
satu manfaat utama tanaman atau pepohonan adalah untuk membersihkan
udara. Karbondioksida yang mengotori udara diserap oleh tanaman dan
pepohonan di saat melakukan fotosintesis di siang hari, dan di saat itu
pula tanaman dan pepohonan melepaskan oksigen murni ke udara.
Dalam hal
ini bisa dikatakan tanaman dan pohon berfungsi seperti paru-paru. Hanya
saja sebaliknya paru-paru manusia menyerap udara yang berupa oksigen
lantas mengeluarkannya berupa karbondioksida. Dengan demikian terjadi
hubungan symbiosis mutualism, hubungan yang saling membutuhkan:
kita memberi karbondioksida pada pepohonan dan tanam-tanaman untuk
proses fotosintesis, dan mereka memberi kita oksigen murni yang baik
sekali untuk kesehatan.
Dulu, 15
abad yang lampau Rasulullah saw mengatakan bahwa menanam tanaman itu
bernilai sadaqah, khususnya tanaman atau pepohonan yang menghasilkan
buah atau apa saja yang bisa dimakan dan dimanfaatkan oleh makhluk hidup
lainnya.
ما من مسلم يغرس غرسا أو يزرع زرعا فيأكل منه طير أو إنسان أو بـهيمة إلا كان له به صدقة (رواه البخاري)
Tiada satu
pun orang Islam yang menanam tanaman, lalu bagian dari tanaman itu
dimakan oleh burung, manusia, atau hewan (lainnya), kecuali dia telah
mendapat pahala sadaqah.
Dari hadis ini kita mendapat setidaknya tiga pelajaran penting:
- Tanaman yang ditanam tidak dibatasi jenisnya. Baik yang bisa berbuah dan enak dimakan, atau hanya dimanfaatkan kayunya, atau daunnya, atau bahkan hanya kerindangannya saja untuk berteduh, atau keindahannya saja untuk menyejukkan mata, atau bahkan yang sebagian orang belum tahu apa manfaat dari tanaman itu.... semuanya tetap bisa bernilai sadaqah.Sebab, hakekatnya tidak ada tanaman yang tidak bisa dimanfaatkan, karena semua ta naman mengeluarkan oksigen, dan setelah matipun lalu membusuk bisa dimanfaatkan cacing atau organisme lainnya... setelah itu bisa menyuburkan tanaman... atau sebelum mati mungkin dimakan ternak lebih dulu, lalu jadi kotoran, kotoran bisa jadi pupuk... dst.. dst.. dan ujung-ujungnya kembali bermanfaat untuk kehidupan umat manusia.Itulah kiranya seperti yang telah ditegaskan Allah dalam ayatnya :ألم تروا أن الله سخر لكم ما في السماوات وما في الأرض وأسبغ عليكم نعمه ظاهرة وباطنة، ومن الناس من يجادل في الله بغير علم ولا هدى ولا كتاب منيرTidakkah kalian perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) kalian apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (Luqman: 20)Dengan ayat ini Allah memberi peringatan yang sangat tegas seakan-akan berkata: "Sudah demikian gamblangnya nikmat-nikmat itu terpaparkan... kok masih ada yang membantahnya.. membantah keesaanKU?"
- Walaupun Rasulullah dalam hadis itu menggunakan kata أكل – يأكل (makan), tidak lain karena menyesuaikan masa atau zaman, yakni untuk mempermudah pemahaman masyarakat arab ketika itu yang hanya memiliki pengertian bahwa tanaman atau pohon hanya bisa dimanfaatkan dari buahnya.Andaikata Rasulullah hidup pada zaman seperti sekarang ini, di mana warga bumi telah berkesadaran bahwa tanaman dan pepohonan juga punya banyak manfaat lain selain untuk dimakan, seperti menjaga kebersihan udara, menahan erosi, menyimpan air dalam tanah, untuk obat, dll, pasti Rasulullah akan menggunakan bahasa yang lebih dari sekedar “makan”.
- Bahwa nilai sadaqah itu tidak hanya karena kita memberi manfaat pada sesama manusia saja, tapi seluruh makhluk hidup tanpa kecuali.
Terlebih
lagi kita harus lebih bersyukur karena hidup Indonesia, sebuah negeri
katulistiwa yang subur bak permadani hijau, di mana ibarat sebuah kayu
bisa tumbuh jadi tanaman.
Dan benar.. kita dikaruniai kekayaan hutan
tropis lebih dari 120 juta hektar (menteri kehutanan mengklaim 138 juta
ha) dan merupakan terluas ketiga setelah hutan tropis Brazil dan Zaire
di Afrika. Ini ibaratnya kita mempunyai paru-paru alam seluas hutan tsb,
yang selalu menyediakan oksigen-oksigen murni yang sangat baik bagi
kesehatan kita. Ini selain lahan-lahan milik warga yang relatif masih
banyak melestarikan pepohonan.
Hanya memang sangat disayangkan, laju
kerusakan hutan di Indonesia juga sangat tinggi bahkan tertinggi, dan
tercacat dalam buku rekor dunia Guinness 2008 sebagai negara yang
hutannya paling cepat mengalami kerusakan (deforestasi).
Bandingkan
dengan bangsa-bangsa yang hidup di tandusnya padang pasir. Seperti
bangsa Israel, (dan harus saya katakan, dalam hal ini kita harus belajar
banyak dari mereka) misalnya, karena tingginya hasrat memiliki hutan,
mereka harus dengan susah payah menghijaukan padang pasir. Harus
hati-hati memilih jenis tanaman yang paling sedikit butuh air. Kini
kerja keras mereka telah menunjukkan hasil, menghutankan ratusan bahkan
ribuan hektar padang pasir yang kering-kerontang.
Maka
marilah kita bersama-sama memulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang
terkecil yang kita mampu, dan mulai dari sekarang… melakukan
langkah-langkah perbaikan. Seperti mengurangi penggunaan plastik, tidak
membuang sampah sembarangan, menanam pohon, dan ikut melestarikan hutan.
Semoga kita semua terpanggil untuk andil melestarikannya demi kebaikan
kita semua dan lingkungan... sampai ke anak cucu-kita.
Kita lakukan
semua itu sehingga kita bisa menepati apa yang difirmankan Allah dalam
surah al-A’raf: 56.
ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها، وادعوه خوفا وطمعا، إن رحمت الله قريب من المحسنين.
Dan
janganlah kalian membuat kerusakan di bumi setelah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah pada Allah dengan perasaan takut dan penuh
harap. Sesungguhnya rahmat Allah dekat dari orang-orang yang berbuat
baik.
نفعني الله وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم واستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.
2 Comments