BOOK REVIEW : MURMURS OF EARTH - THE VOYAGER INSTERSTELLAR RECORD BY CARL SAGAN

"No one sends such a message on such a journey without a positive passion for the future. For all the possible vagaries of the message,...

"No one sends such a message on such a journey without a positive passion for the future. For all the possible vagaries of the message, any resipient could be sure that we were a species endowed with hope & perseverance, at least a little intelligence, substantial generosity & a palpable zest to make contact with the cosmos."— Carl Sagan

@ade_reads

Identitas Buku:
Judul : Murmurs of Earth - The Voyager Interstellar Record 
Penulis : Carl Sagan, F.D. Drake, Ann Druyan, Timothy Ferris, Jon Lombergh, Linda Salzman Sagan 
Genre : Nonfiction, Science, Astronomy 
Bahasa : Inggris 
Tebal : 273 
Random House, February 1978

Review
Buku ini berisi essai dan dokumentasi dari The Voyager Interstellar Mission yang merupakan rangkaian misi luar angkasa milik Amerika Serikat yang diluncurkan pada tahun 1977. Misi ini meliputi peluncuran dua pesawat antariksa nirawak, yaitu Voyager 1 (diluncurkan 5 September 1977) dan Voyager 2 (diluncurkan 20 Agustus 1977). Keduanya dibuat dan dioperasikan oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) Caltech, sebuah laboratorium yang membuat & mengoperasikan pesawat luar angkasa nirawak untuk NASA. Tujuan utama dari peluncuran misi ini adalah untuk mempelajari planet Jupiter dan Saturnus.

Melalui Voyager 1, dikirimkan pula Piringan Emas yang berisi diantaranya: 118 gambar, pesan tertulis dari Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter dan Sekjen PBB saat itu Kurt Waldheim, ucapan salam dalam 54 bahasa (termasuk bahasa Indonesia), suara-suara alam (ombak, angin, petir, dll), suara dari beberapa hewan & musik-musik pilihan dari berbagai kebudayaan dan zaman. Salah satunya adalah gending Jawa "Ketawang Puspawarna" (Cipt: Mangkunegara IV, 1899) yang dalam buku ini judulnya diubah menjadi "Kinds of Flower". 


Saat direkam untuk dimasukkan ke dalam Voyager's Golden Record, gending ini dimainkan langsung oleh gamelan kraton Paku Alaman Yogyakarta. Keren dan bikin bangga banget ya, salah satu gending Jawa ini berada dalam piringan emas yang dibawa oleh Voyager 1.

Nah, berkas-berkas tersebut dipilihkan untuk NASA oleh tim yang diketuai oleh Carl Sagan dengan tujuan untuk menggambarkan keanekaragaman makhluk hidup dan budaya di Planet Bumi kepada bentuk kehidupan luar angkasa yang cerdas atau manusia Bumi di masa depan yang mungkin akan menemukannya.
***

Seperti biasa, membaca buku Sagan seringnya tidak akan cukup hanya dengan membaca bukunya itu sendiri. Karena penasaran dengan informasi terbaru mengenai dua pesawat nirawak ini, dari situs NASA dan situs Jet Propulsion Laboratory, hingga April 2020 Voyager 1 dan Voyager 2 diketahui masing-masing berjarak 22,3 miliar km dan 18,5 miliar km dari Matahari.

Ternyata setelah menyelesaikan misi utamanya dengan terbang melintasi Saturnus pada 12 November 1980, Voyager 1 menjadi yang ketiga dari lima objek buatan yang mencapai kecepatan lepas yang dibutuhkan untuk dapat meninggalkan Tata Surya. Pada 25 Agustus 2012, Voyager 1 menjadi wahana antariksa pertama yang melewati heliosfer dan memasuki medium antarbintang. Dan setelah beroperasi selama 45 tahun, 5 bulan dan 18 hari per 24 Februari 2023, wahana ini masih berkomunikasi dengan Deep Space Network untuk menerima perintah rutin dan untuk mengirimkan data ke Bumi. Dengan jarak 14.861 AU (2.220 miliar km) dari Bumi pada per 12 Maret 2020, wahana ini menjadi objek buatan manusia terjauh dari Bumi.

Kenapa bisa begitu? Lagi-lagi, dari informasi yang aku dapat dari internet, diketahui Voyager 2 mengikuti lintasan yang lambat sehingga dapat bertahan pada jalur ekliptik. Sedangkan Voyager 1 dengan lintasan-lintasannya yang lebih pendek dan lebih cepat (karena dirancang untuk memberikan terbang optimal dari Titan (bulan Saturnus), yang dikenal cukup besar dan memiliki atmosfer yang padat) yang kemudian keadaan tersebut menyebabkan Voyager 1 keluar dari bidang ekliptika dan terus menjauh dari Bumi. Voyager 2 berada di ruang antarbintang, lebih dari 13,5 miliar kilometer dari Bumi.
***

This is positively the most fascinating thing I've ever read. It might be on of my favorite ever! Highly recommended!

You Might Also Like

0 Comments