Astronomy
FENOMENA BULAN BIRU
August 31, 2012
Bulan Biru atau Blue Moon didefinisikan sebagai purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama.
Ilustrasi Bulan Biru Credit : NASA |
Meski
fenomenanya bernama Bulan Biru, tak berarti saat itu Bulan berwarna
biru. Bulan Biru di sini hanyalah kiasan untuk menggambarkan jarangnya
kejadian itu.
Fenomena Bulan Biru adalah sebuah kejadian yang termasuk langka, karena muncul setiap 3 tahunan atau lebih tepatnya terjadi setiap 2,5 tahun dan hanya sekali dalam setahun. Ini disebabkan oleh lunasi
Bulan yang lamanya 29,5 hari sementara satu bulan dalam kalender masehi
ada yang 31 hari. Namun, dalam periode 19 tahun sekali, Bulan Biru bisa terjadi dua kali
dalam setahun. Pada 1999, misalnya, Bulan biru terjadi pada bulan
Januari dan Maret.
Terjadinya Bulan Biru berkaitan dengan lama penanggalan Masehi dan
Bulan. Satu tahun dalam kalender Masehi berjumlah 365 hari, sementara
dalam kalender Bulan 354 hari. Sisa hari akan diakumulasikan sehingga
pada tahun tertentu akan terjadi dua purnama dalam sebulan.
Penyebab
terjadinya dua kali Bulan Biru dalam setahun juga berkaitan dengan
penanggalan. Sejarah mencatat, biasanya dua Blue Moon dalam setahun
terjadi pada bulan Januari dan Maret.
Blue Moon dalam
bulan Januari terjadi menjelang akhir bulan. Karena Februari umumnya
berjumlah 28 hari, maka pada bulan itu tak ada purnama sama sekali.
Purnama selanjutnya baru terjadi pada awal Maret. Blue Moon pada Maret bisa terjadi karena Maret berjumlah 31 hari.
Langkanya fenomena tersebut melatarbelakangi munculnya ungkapan "once in a blue moon".
Bulan Biru Adalah Nyata
Bulan Biru biasanya dianggap
sebagai kiasan karena sebenarnya bulan memang tidak tanmpak berwarna
biru. Istilah Bulan Biru diberikan karena fenomena purnama dua kali
dalam sebulan jarang terjadi. Meski demikian, sejarah juga mencatat
bahwa Bulan Biru itu nyata. Artinya, Bulan memang tampak kebiruan.
Bulan yang berwarna biru pernah terjadi
pada tahun 1992, tepatnya saat terjadi gerhana Bulan 9 Desember 1992. Sebagian kecil cakram Bulan saat gerhana tampak
kebiruan. Adapun bagian lain tampak gelap, bukan kemerahan seperti
biasanya.
Fenomena tersebut berkaitan dengan
letusan Gunung Pinatubo.
Richard Keen, peneliti yang merekapitulasi
citra Gerhana Bulan Total sejak masa Gunung Agung, mengatakan bahwa saat
Gerhana Bulan total 1992 (bulan berwarna kebiruan) alasannya karena
hamburan Matahari oleh ozon.
Situs NASA
menyebutkan bahwa Bulan yang tampak biru disebabkan oleh adanya partikel
yang lebih besar dari panjang gelombang warna merah (0,7 mikron).
Partikel tersebut bisa bersumber dari abu letusan gunung berapi.
Bulan
Biru paling fenomenal yang tercatat sejarah terjadi saat letusan
Krakatau tahun 1883. Tidak hanya saat gerhana, Bulan juga tampak
kebiruan setiap malam, entah sabit, separuh, ataupun purnama.
Berdasarkan
penjelasan di situs NASA, Bulan berwarna biru tersebut terjadi selama
bertahun-tahun sesudah letusan. Debu letusan Krakatau mengotori atmosfer
dan menyebabkan sinar putih yang biasanya diperlihatkan Bulan tampak
biru.
Bulan Biru juga terjadi setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983.
Dan dengan demikian, fenomena Bulan yang tampak kebiruan bukan hanya kiasan, melainkan nyata terjadi.
Gerhana 10 Desember 2011 dan Bulan Biru
Contoh
terakhir bulan yang tampak kebiruan terjadi pada Sabtu, 10 Desember 2011
malam, saat Gerhana Bulan Total memasuki totalitas sekitar pukul 21.07 -
21.57 WIB.
Bulan yang
berwarna kebiruan teramati oleh dua teleskop berbeda. Warna kebiruan
cenderung menumpuk di satu titik. Berbeda dari gerhana Bulan total 1992,
warna kebiruan pada gerhana kali ini dihiasi oleh warna merah pada
bagian cakram Bulan yang lain.
Apa sebab Bulan yang tampak biru
kali ini? Beberapa waktu lalu Gunung Merapi di Yogyakarta memang sempat
meletus. Warna kebiruan yang tampak
tidak berkaitan dengan abu vulkanik Merapi. Buktinya, Bulan masih tampak
kemerahan semalam.
Bulan dengan kelir kebiruan yang terjadi
semalam tidak teramati di tempat selain Gombong. Oleh sebab itu, belum
diketahui apakah fenomena tersebut lokal atau ekstraterestrial.
Dengan
demikian, belum tahu pasti sebab munculnya warna kebiruan. Hipotesa saat ini, kemungkinan itu cahaya hasil hamburan ozon atau ada kebakaran yang menghasilkan asap sehingga Bulan saat itu berwarna biru.
Fenomena Bulan Biru 31 Agustus 2012
Fenomena unik bernama Bulan Biru ini, bisa disaksikan pada akhir pekan ini,
tepatnya 31 Agustus 2012 malam. Seperti pengamatan Bulan biasa, fenomena
ini bisa dilihat dengan mata telanjang.
Pada Jumat minggu ini, purnama kedua atau Bulan Biru akan bisa disaksikan
mulai pukul 20.59 WIB, dimana saat itu Bulan sedang berada pada fase atau titik penuhnya. EDT (1358 GMT). Namun, waktu terbaik untuk pengamatan adalah di langit
timur sekitar pukul 21.00 saat posisi bulan cukup nyaman untuk
dipandang.
Ini merupakan penampakan Bulan Biru yang kedua, setelah
sebelumnya fenomena ini terlihat pada 1 Agustus 2012. Fenomena langka
ini amat sayang untuk dilewatkan, sebab setelah tampilnya Bulan Biru
pekan ini, publik tidak akan dapat melihatnya kembali hingga Juli 2015.
Saat purnama merupakan
saat yang tepat untuk mengamati permukaan Bulan. Pasalnya, pada saat itu
seluruh permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi disinari oleh Matahari.
Pola gambar yang ada di permukaan Bulan bisa dilihat dengan mata
telanjang.
Ingin mengamati Bulan Biru?
Keluarlah pada Jumat malam dan cari lokasi yang tepat. Siapa tahu,
Bulan nanti akan berwarna biru karena suatu sebab, mewujudkan fantasi
tentang Bulan berwarna biru.
Fenomena Bulan Biru ini menampilkan Bulan dengan bulat penuh (bulan
purnama). Tidak seperti namanya, bulan yang terlihat di langit malam
pada hari Jumat, 31 Agustus 2012 ini tidak menampilkan warna biru. Akan tetapi, adanya
debu atau abu di atmosfer dikatakan mampu menciptakan rona tertentu dari
sudut pandang mata seseorang.
Pada Agustus ini, atau September, jika Anda bertempat tinggal di wilayah
Kamchatka (bagian timur Rusia) atau Selandia Baru, fenomena langka ini
terjadi setelah tengah malam pada Sabtu (1 September).
10 Comments