.M.I.M.P.I

Penyebab terjadinya Mimpi berlawanan dengan apa yang diyakini kebanyakan orang, mimpi TIDAK disebabkan karena memakan makanan tertentu s...


Penyebab terjadinya Mimpi berlawanan dengan apa yang diyakini kebanyakan orang, mimpi TIDAK disebabkan karena memakan makanan tertentu sebelum tidur, atau stimulus (rangsangan) tertentu dari lingkungan sekitarnya selama tidur.
Mimpi disebabkan oleh proses biologis internal dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel otak besar pada bagian belakang otak secara periodik pecah dalam selang waktu sekitar 90 menit, dan mengirimkan rangsangan (stimuli) yang bersifat acak (random) ke bagian korteks (cortex) pada otak.
Sebagai akibatnya, bagian memori, sensorik, kontrol saraf, dan kesadaran pada otak ter-stimulasi secara acak yang berdampak adanya rangsangan pada puncak bagian korteks pada otak.
Menurut penelitian ini, proses diatas mengakibatkan kita mengalami apa yang kita sebut sebagai mimpi.

Pada akhir-akhir ini, kontroveresi yang paling signifikan mengenai mimpi berkisar pada pertanyaan apakah mimpi memiliki kaitan langsung dengan pribadi seseorang ataukah tidak.

Sebagian psikoterapis berpendapat bahwa saat rangsangan neurologis dari otak memicu proses terjadinya mimpi, isi atau representasi dalam mimpi dapat berasal dari kebutuhan, keinginan, atau harapan dari alam bawah sadar dan kehidupan sehari-hari pada orang yang mengalami mimpi tersebut.
Karena itu sebagian psikoterapis beranggapan bahwa mimpi merupakan cetusan dari alam bawah sadar seseorang. Penjelasan ini dikenal sebagai penjelasan “phenomenological-clinical”, atau “top-down”.

Dilain pihak, penjelasan neourologis, atau “bottom-up”, menyatakan bahwa mimpi sama sekali tidak memiliki arti khusus.

Diantara keduanya terdapat pendekatan yang disebut “context analysis”, yang menjelaskan dan mengklasifikasikan representasi yang ditemukan seseorang dalam mimpinya, seperti manusia, rumah, kendaraan, pohon, kendaraan, tanpa interpretasi yang mendalam mengenai detil objek tersebut.
Perbedaan antara representasi telah ditemukan antara mimpi yang dialami pria dan wanita, serta mimpi yang dialami manusia dalam berbagai tingkatan pertumbuhan.

Mengenai arti perbedaan tersebut saat ini masih dalam penelitian.

Jiika berdasarkan teori dari Sigmun Freud maka semestinya mimpi yang terjadi pada kita berhubungan erat dengan keadaan emosi sebelum kita tidur.
Keadaan emosi ini sendiri bisa kita sadari, bisa juga tidak kita sadari dimana pada keadaan emosi yang tidak kita sadari, biasanya kejadian adalah kejadian yang kita anggap biasa tetapi sebenarnya luar biasa oleh karena sesuatu seperti penolakan, kelucuan, amarah, dan sebagainya.

Mimpi menurut Islam, bisa dilihat di :
1. QS. Yusuf : 4-5
2. QS. Yusuf : 36-37
3. QS. Yusuf : 41-49
4. QS. Yusuf : 100
5. QS. al Israa' : 60
6. QS. ash Shaaffa : 102 - 107
7. QS. al Fath : 27

Allah SWT berfirman :
" Dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan". (QS. ar Ruum :23)

"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat."
(QS. al Fath : 27)

Kebenaran Orang yang bermimpi :
1. Selalu berkata jujur, Nabi Muhammad saw bersabda "Orang yang paling benar ucapannya, maka paling benar pula mimpinya.
2. Tidur dengan punya wudhu
3. Posisi tidur mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw dan berdo'a kepada AllahSWT.

You Might Also Like

0 Comments