Fakta Ilmiah Kaabah sebagai Pusat Bumi dan Prototipe Alam Semesta
May 26, 2012Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia. Qs.5 Maa’idah: 97.
AL HAKEEM (Yang Menetapkan Hukum-hukum Makhluk NYA) |
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke
luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata :
“Planet
Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang
menggantungnya?”
Para Astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada masalah tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut
berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan
adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini
terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut
masih berlanjut terus.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki
karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan
Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area
yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita
mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak
akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara
kedua kutub.
Itulah sebabnya kenapa jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Prof. Hussain Kamel, menemukan suatu fakta mengejutkan bahawa Mekah
adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan
arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan itu, ia menarik garis-garis pada peta, dan setelah itu
ia mengamati dengan saksama posisi ketujuh benua terhadap Mekah dan
jarak masing-masing.
Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk
memudahkan projek garis bujur dan garis lintang. Ia kagum dengan apa
yang ditemukan, bahawa Mekah merupakan pusat bumi atau dunia. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Ogos, 1978).
Gambar-gambar satelit yang muncul kemudian pada tahun 90-an
menekankan hasil dan natijah yang sama, ketika kajian-kajian lebih
lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu
daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahawa
lempengan-lempengan bumi terbentuk selama masa geologi yang panjang,
bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan
itu terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke arah
Makkah.
Allah berfirman maksud-Nya: Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri di sekelilingnya). (asy-Syura: 7).
Kata Ummul Qura berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di
sekelilingnya, menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan
yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang cukup penting dan
luas di dalam peradaban Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber
dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain
serta keunggulan di atas semua kota.
Ada beberapa ayat dan hadis nabawi yang memperkuatkan fakta ini.
Allah berfirman maksud-nya: Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).
(ar-Rahman: 33).
Berdasarkan ayat ini dan beberapa hadis dapat difahamkan bahwa
diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh
lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu
bererti bahawa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan langit.
Selain itu ada hadis yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekah,
tempat kaabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan
tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi SAW bersabda maksudnya: “Wahai orang-orang Mekah, wahai
orang-orang Quraisy , sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan
langit”.
Berdasarkan kajian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah
bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah,
bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.
Hal ini akan mengakhiri kontroversi yang timbul pada empat dekade yang lalu oleh kalangan Barat.
Ada banyak perdebatan ilmiah untuk membuktikan bahawa Mekah merupakan
wilayah kosong bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut. Jika
waktu Mekah diterapkan, maka mudah bagi setiap orang mengetahui waktu
shalat.
sumber : Cahya Iman's Blog
0 Comments