Anak Cerdas yang Mengaku tidak Jenius
April 17, 2012Moshe Kai Cavalin |
Moshe Kai Cavalin menegaskan bahwa dia bukan seorang
"jenius" - meskipun dia meraih gelar sarjana ketika berusia 11 tahun,
dan akan segera lulus dari University of California, Los Angeles (UCLA),
pada usia 14 tahun.
Remaja muda, yang memiliki ibu keturunan China dan ayah dari Brasil
tersebut, mulai belajar pada usia dua tahun dan sama sekali tidak
membuang-buang waktu - jadi menyebutnya jenius adalah tidak adil karena
dia memang berusaha dari awal.
"'Jenius' hanyalah sebuah kata, seperti IQ, itu istilah yang dibuat
oleh orang yang hanya mengklasifikasikan satu hal, dan mereka
mengabaikan segala sesuatu yang lain yang membentuk seorang individu,"
katanya kepada AFP di kantin UCLA.
"Saya tidak suka disebut jenius dan saya tidak ingin disebut seperti
itu ... Yang saya lakukan adalah mencoba untuk mendapatkan kebijaksanaan
melalui pengetahuan dan saya pikir melatih kebijaksanaan jauh lebih
baik daripada menjadi jenius," tambahnya.
Itu sebabnya Moshe Kai menulis buku "We Can Do" - yang pertama kali
dirilis dalam bahasa Mandarin di Singapura, Malaysia dan Taiwan, dan
bukunya menjadi buku yang laris - dan sekarang diadaptasi ke dalam
bahasa Inggris – “Untuk membantu orang tua mendorong anak-anak mereka
untuk meraih cita-cita"
"Saya mencapai titik di mana banyak orang menganggap tidak mungkin
pada usia saya (...). Saya mencapai setinggi Bulan, tapi siapa saja yang
benar-benar mencoba, bisa mencapai di atas galaksi Bima Sakti,"
tulisnya dalam buku tersebut.
Lahir di Los Angeles, Moshe Kai sudah berlatih matematika sederhana
pada usia empat tahun, ketika orangtuanya memasukkannya pada program
belajar intensif termasuk matematika, musik, seni bela diri dan membaca.
Setelah ditolak oleh sejumlah sekolah yang khawatir ia akan
mengalihkan perhatian siswa lain, ibunya Shu Chen Chien dan ayah Yusuf
Cavalin memutuskan untuk memberikan dia program home-schooling.
Dengan pengurangan untuk melihat televisi dan bermain
videogame,perkembangannya mulai pesat, dia mulai memenangkan kontes
internasional seni bela diri, belajar untuk menyelam dan mendaftar di
universitas pada usia delapan tahun.
"Saya hanya mengambil keuntungan dari apa yang saya miliki. Semua
orang memiliki potensi untuk menjadi istimewa, namun anda harus
mengambil keuntungan dari potensi itu," kata Moshe Kai, yang mengingat
semua hadiah ulang tahunnya dan mengatakan film favoritnya adalah
"Wall-E".
"Dan saya pikir semua orang dapat memiliki potensi untuk menjadi
seperti saya. Namun mereka tidak mengambil kesempatan itu. Itu sebabnya
orang menganggap saya spesial. Saya bekerja keras, saya merencanakan ke
depan untuk mencapai tujuan saya untuk kehidupan yang lebih baik. "
Ibunya menampik kritik yang menyebut dirinya "Tiger Mom," yang memberikan tekanan besar pada anaknya tersebut untuk berhasil.
Sumber : Yahoo! News
0 Comments