SEORANG PENGEMUDI BERJUMPA MAKHLUK LUAR ANGKASA (bagian 2)
April 17, 2012Pada tanggal 20 Agustus 1953 pukul 9 malam saya sedang menjalankan taxi di jalur yang biasa saya lalui di Mexico City. Pekerjaan ini telah saya lakukan sejak tahun 1931. Saya membawa dua orang penumpang dari Texas.
Mereka
sepasang suami istri. Sang suami berusia kira-kira 50 tahun. Rambutnya berwarna
kelabu dan bertubuh ramping dan tinggi. Istrinya agak lebih pendek tubuhnya
daribn suaminya dan berusia kira-kira 40 tahun. Saya menjemput mereka dari
Zolaco dan membawa mereka ke hotel Oxford. Dalam perjalanan ia meminta saya
mencarikanseorang sopiruntuk mengemudikan mobil mereka ke Laredo. Pada waktu
itu, mobil mereka sedang diperbaiki dan diperiksa di sebuah bengkel mobil,
karena mengalami kecelakaan.
Karena
saya tertarik pada pekerjaan demikian, saya kembali menjumpai mereka keesokan
harinya pada ukul 10 pagi. Kami mengambil mobil mereka yakni mobil Buiek buatan
tahun 1952. Kemudian sepanjang hari saya membawa mereka ke berbagai tempat yang
patut dikunjungi. Mereka membayar saya dan kemudian mempekerjakan saya untuk
mengmudikan mobil mereka ke Laredo. Yang dimulai sejak pukul 9 pagi keesokan
harinya.
Keesokan
harinya setelah mereka selesai berbelanja, kami berangkat ke Laredo dengan
kecepatan 60 – 70 mil/jam. Setelah lewat kota Valles, koplingnya mengalami
kerusakan. Sehingga mobil harus berhenti di tepi jalan. Ketika itu telah
memasuki sore hari. Orang-orang Amerika itu memutuskan untuk kembali ke kota
untuk mencari montir. Mereka saat itu menghentikan mobil yang sedang lewat dan memesan
kepada saya untuk menunggu mereka kembali dan menjaga mobil mereka. Saya
memutuskan untuk meninggikan mobil dengan sebuah dongkrak, sehingga saya
berniat mencoba kalau-kalau dapat memperbaikinya sebelum mereka tiba. Hari
telah mulai menjadi gelap. Hanya ada dua atau tiga mobil saja yang lewat. Saya
merasa sangat kesepiaan.
Tiba-tiba
saya mendengar ada orang yang menghampiri saya. Saya mendengar langkah-langkah
kaki dengan jelas. Wah… Siapa ini? Saya
menjadi khawatir. Apakah ia perampok? Saya mengintip dari bawah mobil. Dan apa
yang saya lihat?
Saya
melihat ada sepasang kaki di muka saya. Aki itu mengenakan celana dari bahan
yang serupa dengan Corduroy. Saya merasa takut sekali dank e luar dari bawah
mobil.
Seorang
pria yang berwajah sangat putih berdiri didepan muka saya. Ia mengenakan
pakaian dari bahan Corduroy yang agak aneh
bentuknya. Kemeja dan celananya dijahit jadi satu seperti pakaian yang
dikenakan seorang montir ketika sedang bekerja. Pakaian itu ketat jahitannya
pada bagian lutut, siku, pergelangan tangan dan lehernya, tetapi longgar di
bagian-bagian lainnya. Sehingga tampaknya elastic. Di sekeliling pinggangnya ia
mengenakan sabuk tebal kira-kira 7,5 cm dan berwarna kebiru-biruan. Yang aneh
pada sabuk itu berlubang-lubang dan lubang-lubangnya itu sebentar-sebentar
mengeluarkan cahaya seolah-olah ada listrik di dalamnya. Ia mengepit sebuah
helm, rupa helm itu seperti helm yang digunakan para pemain Rugby. Namun
bedanya, pada bagian telinga ada kawat-kawat halus. Ia memilii tubuh tegap
seperti atlet dan berwajah tampan, pandangan matanya sangat tajam. Ia tidak
berjanggut, rambutnya bagus, berombak,
berwarna kelabu dan terurai hingga ke bahunya. Tinggi badan kira-kira 4
kaki dan beratnya kira-kira 110 pon.
Saya
merasa sangat takut dan gemetaran Hingga dua kali ia bertanya kepada saya
dengan bahasa Spanyol yang baik tentang apa yang dialami oleh mobil saya. Saya
tak dapat menjawab pertanyaan itu, karena saya merasa gentar dan hanya melihat
saja kepadanya dengan pandanga menyelidik. Hati saya gedebak-gedebuk tak
karuan. Rasanya ingin saya lari tetapi kaki saya menjadi lemas.
“Tak
dapatkah anda berbicara?” orang asing itu kemudian bertanya karena saya membisu
saja.
“Ya,
ya, ya”, Saya akhirnya menjawab. Kemudian saya memberanikan diri dan bertanya
kepadanya.
“Apakah
anda seorang penerbang?”. Hanya itulah kata-kata yang terpikir dan terucapkan
oleh saya.
“Ya”,
ia menjawab. “Pesawat saya yang oleh anda sekalian biasa disebut pesawat
terbang ada disana –“ dan ia menunjukkan
kea rah sebuah bukit kecil di depan kami.
“Apakah
anda bukan dari Mexico?”. Kemudian saya
bertanya lagi. Rasa takut saya sudah agak mulai berkurang setelah tahu ternyata
ia seorang yang ramah menurut saya.
“Bukan…” ia
menjawab. “Saya datang dari tempat yang sangat jauh. Dari luar angkasa sana”, tambahnya.
Kata
“luar angkasa” menarik perhatian saya, namun pada waktu itu tak terpikir oleh
saya tentang planet lain.
Saya
mempersilahkan dia masuk ke dalam mobil karena hari ketika itu sudah mulai
gelap, namun sabuknya mulai memancarkan
sinar terang sekali dan saya memperhatikan adanya suara yang mendesis ke luar
dari sabuk itu. Ia mengenakan helmna, mengangkat tangannya sebagai tanda
meminta diri dan lalu berjalan pergi kea rah bukit meninggalkan saya sendirian. Kira-kira 200
meter jaraknya, saya masih dapat melihat sabuknya gemerlapan seperti
kunang-kunang. Saya berdiri di samping mobil menyaksikannya hingga dia hilang
dari pandangan.
Saya
memindahkan dongkrak dari bawah mobil. Dua orang polisi lalu lintas menghampiri
saya dan menyuruh saya memindahkan mobil dari dari tepi jalan. Setelah itu,
kemudian saya mencoba untuk tidur. Saya memejamkan mata, namun ingat an akan
pertemuan dengan orang yang aneh tadi menyebabkan saya sukar tidur. Rasanya
seperti bermimpi. Tetapi itu memang benar terjadi. Akhirnya saya terlelap.
Adanya
mobil yang lewat sekali-sekali membangunkan saya. Kemudian saya dibangunkan
oleh adanya ketukan yang kuat pada kaca mobil. Saya melihat ada dua orang yang
sedang berdiri di dekat mobil dan mengira mereka adalah pemilik mobil. Saya
sangat tercengang ketika melihat bahwa ia adalah si penerbang tadi, namun kali
ini ia disertai oleh orang yang lebih tinggi namun mengenakan pakaian seragam
yang sama.
Tanpa
kesangsian sedikitpun, saya mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam mobil.
Mereka menerima ajakan saya. Penerbang yang lebih kecil tubuhnya duduk di
sebelah saya,sedangkan temannya yang lebih tinggi tubuhnya duduk di sebelahnya.
Saya duduk dengan membelakangi pintu, agar dapat mengamati mereka ketika ada
sorotan lampu dari mobil yang lewat. Cahay lampu mobil menerangi wajah mereka.
Kemudian terpikir oleh saya untuk menyalakan lampu yang ada pada langit-langit
mobil. Dengan segera saya nyalakan lampu itu dan saya dapat melihat bahwa orang
yang lebih tinggi menjadi tertarik perhatiannya dan mengamati tingkah laku
saya. Kulitnya pun sangat putih.
Saya
jadi gemetar lagi dan berusaha mencairkan suasana saat itu dengan bertanya,
“Apakah anda orang Eropa?”
“Tempat
kami”, ia berkata, “jauh lebih banyak dihuni dari pada tempat ini. Di sana tak
terdapat banyak ruangan kosong di antara tempat tinggal orang yang satu dengan
orang yang lain. Padat sekali”.
Kemudian
ia berbicara dengan sangat bebas, namun orang yang lebih tinggi tubuhnya
membatasi dirinya dalam berbicara. Ia hanya mengangguka kepalanya tanda sepakat
mengenai apa yang dikatakan temannya. Penerbang yang lebih pendek itu
mengatakan bahwa di negaranya, kota-kota penuh sesak. Tak ada daerah yang tidak
dihuni, dan semua jalan sambung menyambung. Tak ada jalan yang terputus atau
buntu. Orang tidaklah berjalan diatas jalan raya, karena semua jalan dibuat
dari logam dan dari logam itulah kendaraan mereka mendapatkan sumber tenaga.
Ada banyak sekali kendaraan, beraneka ragam.
Tetapi semua kendaraan itu tidak menggunakan bahan bakar. Semua jalan tak pernah saling meyilang pada
dataran yang sama.
Saya
kemudian bertanya tentang mekanan, tentang sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman padi-padian apa yang
mereka makan. Ia menjawab bahwa semua rumah mempunyai pekarangan kecil fi
tengah-tengah rumah mereka, dimana disitu terdapat sebuah taman dan sebuah
sumur. Mereka menanam sendiri semua bahan makanan yang mereka perlukan –
semuanya ditanam di pekarangan dalam rumah masing-masing. Makanan yang mereka
makan jumlahnya lebih banyak dari yang kita makan, ia juga menambahkan bahwa
disana tidak ada pepohonan besar. Mereka tidak mempunyai gedung-gedung yang
tinggi, dalam sebuahblok jalan terdapat gedung-gedung yang berdempetan.
Saya
juga bertanya, apakah di planetnya ada samudera atau laut. Ia menjawab, “Ya,
ada.”, dan menerangkan bahwa semua tempat dihuni. Karena ingin tahu, saya
bertanya lagi kepadanya tentang bagaimana dibangkitkannya sumber tenaga, jika
bahan bakar tidak dipergunakan disana. Ia mengatakan kepada saya bahwa, energy
diperoleh dari pusat-pusat pembangkitan
tenaga dengan menggunakan sinar matahari yang tak ada habis-habisnya.
(bersambung)
0 Comments