Hubungan Pelangi dengan Spektrum Cahaya
May 10, 2012
Pelangi merupakan fenomena optic dan meteorology yang
menghasilkan spectrum cahaya yang hamper bersambung di langit apabila matahari
bersinar setelah terjadi hujan.
Pelangi berupa lengkungan warna warni dengan
warna merah pada lekungan paling luar dan warna ungu pada lengkungan paling
dalam.
Warna-warna pelangi adalah merah oranye, kuning, hijau, biru, indigo dan
ungu.
Pelangi, selalu indah... |
Pelangi terjadi karena peristiwa pembiasan sinar matahari
oleh air hujan, oleh karena itu pelangi dapat dilihat setelah hujan turun.
Bentuk pelangi yang berupa lengkungan disebabkan tetes air hujan di udara yang
berbentuk bulat atau sfera.
Namun, bagian bawah pelangi biasanya terlindung oleh
bumi sehingga pelangi yang dapat dilihat hanya berupa lengkungan. Pelangi
secara utuh dapat dilihat jika sedang berada di pesawat terbang yang mengudara.
Seorang ilmuan fisika bernama Isaac Newton adalah orang yang
pertama kali menyelidiki mengapa cahaya putih bias menghasilkan spectrum warna
pelangi.
Newton
melakukan sebuah eksperimen untuk menyelidiki hal ini. Cahaya matahari
diarahkan pada suatu lubang sempit dalam sebuah ruang gelap.
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya matahari yang berwarna putih oleh prisma
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- Masing-masing warna bergerak dalam bentuk gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
- Cahaya merah memiliki panjang gelombang 700nm, sedangkan cahaya ungu memilki panjang gelombang 400nm.
- perambatan gelombang yang melalui prisma akan mengalami pembiasan karena gelombang melewati dua medium yang berbeda kerapatannya yaitu dari udara ke kaca
- warna yang memiliki panjang gelombang terpanjang (merah) dibiaskan paling sedikit, sedangkan warna yang memiliki panjang gelombang terpendek dibiaskan paling banyak.
Proses Terjadinya Pelangi.
Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya.
Cahaya
yang melewati dua medium yang berbeda
akan mengalami pembiasan dan berubah arahnya.
Pembelokan ini terjadi karena
cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda ketika melalui medium yang berlainan.
Hal ini dapat dijelaskan seperti peristiwa cahaya yang
melewati sebuah prisma kaca.
Saat memasuki prisma kaca cahaya akan dibelokan,
begitu juga saat cahaya keluar dari prisma kaca tersebut. Prisma juga
memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan
memiliki frekuensi yang berbeda sehingga kecepatan cahaya juga berbeda saat
memasuki suatu zat.
Cahaya yang memiliki kecepatan rendah akan mengalami
pembelokan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca.
Hal ini juga yang
menyebabkan cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya. Tetes air hujan berfungsi
seperti prisma ketika menyebarkan cahaya matahari sehingga terbentuk pelangi.
Jenis-Jenis Pelangi, diantaranya :
Pelangi primer
Pelangi primer adalah pelangi yang terjadi akibat satu
pantulan air hujan. Pelangi primer memiliki warna yang terkuat, dengan warna
merah pada bagian luar dan warna ungu pada bagian dalamnya.
Pelangi sekunder
Pelangi sekunder adalah terjadinya pantulan cahaya sebanyak
dua kali atau lebih. Pelangi sekunder yang dihasilkan oleh dua pemantulan akan terlihat di langit berada di atas pelangi primer. Susunan warna pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi primer.
Pada pelangi sekunder warna merah pada bagian dalam sedangkan warna ungu berada pada bagian luar. Warna yang dimiliki oleh pelangi sekunder lebih rendah jika dibandingkan dengan pelangi primer.
0 Comments