Carl Sagan : Ketakutan adanya kontak dengan makhluk luar bintang hanyalah proyeksi dari keterbelakangan kita
May 24, 2012Carl Sagan (1934-1996) adalah ahli eksobiologi yang meneliti kehidupan di luar bumi. |
Suatu tema utama dalam cerita-cerita fiksi ilmiah dan UFO menganggap makhluk luar bumi sehebat kita. Mungkin mereka memiliki pesawat angkasa atau senjata sinar yang berbeda, tetapi di dalam pertempuran-fiksi ilmiah suka menggambarkan pertempuran antara kebudayaan-kebudayaan mereka dan kita memiliki kemampuan yang agak setara.
Sebenarnya hampir tidak ada kemungkinan dua kebudayaan galaksi yang saling bertemu akan berinteraksi pada tingkat yang sama. Bila ada konfrontasi, yang satu akan selalu mendominasi yang lain. Sejuta tahun adalah waktu yang amat lama.
Jika sebuah kebudayaan yang lanjut tiba di tata surya kita, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Ilmu dan teknologi mereka akan jauh melebihi kita. Tidak ada gunanya merisaukan maksud-maksud jahat yang mungkin timbul dari sebuah kebudayaan yang sangat maju bila kita bertemu dengan mereka. Mungkin sekali mereka sudah hidup begitu lama sehingga mereka sudah belajar hidup berdampingan dengan mereka sendiri dan sesamanya.
Mungkin ketakutan kita akan adanya kontak dengan makhluk luar bintang hanyalah proyeksi dari keterbelakangan kita, ungkapan akan kesadaran atas rasa bersalah kita tentang sejarah masa lalu kita: kerusakan yang sampai pada kebudayaan yang hanya sedikit lebih terbelakang dari kita.
Kita ingat Columbus dan kaum Arawak, Cortes dan bangsa Aztec, bahkan nasib kaum Tlingit pada generasi-generasi sesudah La Perouse. Kita ingat akan hal itu dan kita takut. Tetapi jika sebuah armada antarbintang muncul di langit kita, saya ramalkan mereka akan sangat ramah.
Satu jenis kontak lain yang sangat berbeda tampaknya jauh lebih mungkin. Kita telah membahas bahwa kita menerima sebuah pesan yang kaya dan rumit, mungkin menggunakan radio, dari sebuah kebudayaan di angkasa.
Tetapi kita, paling tidak untuk sementara waktu, tidak melakukan kontak fisik dengan mereka. Dalam hal ini kebudayaan yang mengirimkan pesan sama sekali tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah kita sudah menerima pesan mereka.
Jika kita dapati isinya menakutkan atau menyerang kita, kita tidak perlu menjawabnya. Tetapi jika pesannya mengandung informasi yang sangat berharga, maka konsekuensinya untuk peradaban kita akan menjadi sangat
hebat, meliputi wawasan tentang ilmu dan teknologi peradaban asing, seni,
musik, politik, etika, filsafat dan agama. Yang paling penting adalah perluasan wawasan manusia.
hebat, meliputi wawasan tentang ilmu dan teknologi peradaban asing, seni,
musik, politik, etika, filsafat dan agama. Yang paling penting adalah perluasan wawasan manusia.
Kita akan tahu juga apa lagi yang mungkin.
Komentar di atas dikutip dari buku “Cosmos” (1980).
Semasa hidupnya, Carl Sagan mengabdikan diri di Laboratory for Planetary Studies, Cornell University dan NASA.
0 Comments