Fenomena Hujan-Hujan Aneh
June 10, 2012
Hujan
yang lazim kita lihat dan kita kenal tentu hujan air dari langit dengan
tahapan-tahapan prosesnya yang telah diketahui bersama melalui
penelitian ilmiah.
Tetapi tahukah Anda bahwa ada hujan-hujan lain yang sungguh aneh
tetapi nyata pernah terjadi di muka bumi ini.
Bahkan para ilmuwan pun
dibuat bingung. Ini bukan lelucon, tetapi benar-benar nyata.
1. Hujan darah di India
Tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, Pada saat itu, 25
Juli 2001, hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani negara
bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001.
Lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke
bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu
disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu
yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup,
sel yang bukan berasal dari bumi.
Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah
selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama
dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam.
Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September.
Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya
hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal
menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti
darah.
Penduduk lokal juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya
terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan
meteor.
Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh
pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang
menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas
Mahatma Gandhi.
Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan
mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km.
Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah
partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab.
Hal
ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara
terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka
menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran
pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Komposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5%
unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel
biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel itu memiliki
diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan
memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya.
Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik
sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila
dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel
merah yang tercurah ke Bumi.
Di
Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama
Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut
adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil
menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum
berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan
mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut
mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai
sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak
adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh
ke bumi.
Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului
hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut
adalah makhluk ekstra terestrial. Louis menyimpulkan bahwa materi
merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi
dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas
Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan
sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor.
McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan
air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan
hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit.
36
persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas
meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari
Romawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan
Kalifornia abad ke-19.
McCafferty mengatakan, “kelihatannya ada hubungan yang kuat antara
laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala
cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu
saja.”
Jadi,
apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi?
Sebagian
ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian
ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali
ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle
dan Dr Chandra Wickramasinghe, teori yang disebut Panspermia, yaitu
sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari
luar angkasa.
Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat
awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu
mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri
yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet.
Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan
permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu
ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen
Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis
“luar bumi”.
Mungkinkah mereka benar?
2. Hujan Laba-Laba di Argentina
Pada tanggal 6 April 2007, laba-laba dalam jumlah yang sangat banyak berjatuhan dari langit propinsi Salta, Argentina.
Pada tanggal 6 April 2007, laba-laba dalam jumlah yang sangat banyak berjatuhan dari langit propinsi Salta, Argentina.
Pada waktu itu,
Christian Oneto Gaona dan teman-temannya memutuskan untuk bepergian
ke Propinsi Salta selama liburan. Mereka mulai mendaki Gunung San
Bernardo dan dua jam kemudian, mereka menemukan tanah di sekitar
mereka diselimuti oleh laba-laba dengan berbagai warna, dengan
panjang sekitar 4 inci.
Semakin naik ke puncak gunung semakin banyak
laba-laba yang mereka temukan. Mereka mencari sumber laba-laba
tersebut dan alangkah terkejutnya mereka melihat begitu banyak laba-laba
yang berjatuhan dari langit.
3. Hujan darah di Kolombia
Pada tahun 2008, hujan berwarna merah yang dipastikan oleh bakteriolog
setempat sebagai darah jatuh pada sebuah komunitas kecil di La
Sierra, Choco.
Sebagian sampel diambil dan analisis, dan hasilnya
menunjukkan bahwa air itu darah.
Orang yagn dituakan di dusun
tersebut mengatakan bahwa ini merupakan tanda dari Tuhan bahwa
manusia harus menghentikan perbuatan-perbuatan dosa yang mereka
lakukan.
4. Hujan Star Jelly di Skotlandia
Pada tahun 2009, hujan jelly terjadi di Skotlandia.
Para ilmuwan yang
tergabung dalam National Geographic melakukan tes pada benda
tersebut, tetapi mereka tidak menemukan adanya DNA di dalamnya.
Teori
pun bermuncul tentang asal usul star jelly ini termasuk yang
mengatakan bahwa itu merupakan ovarium katak yang dimuntahkan oleh
elang karena tidak dapat dicerna. Tetapi jumlahnya sangat banyak.
5. Hujan cacing yang jatuh dari langit di USA
Salah seorang pegawai kepolisian, Eleanor Beal baru saja melintasi
jalan untuk pergi bekerja ketika sesuatu terjatuh dari langit.
Bukan
langit yang runtuh, tetapi yang jatuh itu cacing, kata dia.
Dari mana
asalnya masih menjadi misteri, tetapi ada yang meyakini bahwa
semburan air yang berjarak kurang dari lima mil pada saat yagn sama
di dekat Lacassine Bayou bisa menjadi penyebabnya.
6. Salju berwarna-warni jatuh di Siberia
Di daerah Omsk, 1400 mil ke timur Moskow, salju berwarna orange, kuning, dan hijauh jatuh disana pada tahun 2007.
7. Hujan ikan di Australia
Kejadian ini belum berselang. Dari langit di Lajamanu Australia,
ribuan ikan terjatuh dari langit selama badai hujan hebat di kawasan
itu.
Penduduk setempat cukup terkejut akan fenomena ini, bahkan ada
yang menyebut itu ikan-ikan yang aneh, beberapa diantaranya masih
hidup bahkan setelah jatuh ke tanah atau genangan air.
8. Hujan Kecebong di Ishikawa, Jepang
Pada bulan Juni 2009, menjelang musim hujan, daerah Ishikawa Jepang
kejatuhan kecebong dari langit dalam jumlah yang sangat banyak. Yang
membuat heran adalah di daerah ini tidak terjadi angin puting beliung
ataukah angin kencang yang dapat mengangkat ikan dan benda di air
lainnya ke darat. Cuaca juga bagus.
Seorang pria 55-tahun di kota
Nano tertimpa hujan kecebong yang menutupi luas area sampai radius 10
meter.
9. Hujan Burung Jalak di Inggris
Di kampung Somerset, Coxley, dekat Wells, ratusan burung jalak
berjatuhan dari langit tepat di kebun Julie Knight pada Maret 2010.
10. Sapi yang Jatuh dari Langit di Laut Jepang
Pada tahun 1997 sebuah kapal nelayan Jepang diselamatkan di Laut
Jepang. Mereka mengklaim bahwa seekor sapi jatuh dari langit dan
menimpa perahu mereka sehingga menyebabkannya tenggelam.
Para anggota
kru itu langsung dipenjarakan karena dikira mengada-ada.
Sekitar 2
pekan kemudian, Angkatan Udara Rusia menginformasikan Pemerintah
Jepang bahwa kru dari salah satu kapal kargonya telah mencuri seekor
sapi dan menempatkannya bukan di tempat khususnya di pesawat. Karena
itu si Sapi mengamuk saat kapal sedang terbang sehingga membuat
pesawat oleng tak terkendali.
Untuk menyelamatkan pesawat dan diri
mereka, pada ketinggi sekitar 30.000 kaki, kru tersebut terpaksa
mendorong jatuh sapi tersebut saat melintasi laut Jepang.
Wah…
ternyata sapi dari pesawat.
Tetapi ada daging beneran yang jatuh dari
langit pada waktu yang lain (lihat nomor 11).
11. Hujan daging segar di USA
Pada tanggal 9 Maret 1876, serpihan-serpihan daging jatuh di dekat
rumah Allen Coruch, yang tinggal di dekat Olympian Springs.
Daging-daging ini sampai menutupi tanah seluas 100 x 50 yard. Langit
dalam keadaan cerah pada waktu itu, dan Allen mengatakan
daging-daging ini terjatuh seperti kepingan salju.
Dua lelaki yang
mencicipi daging itu mengatakan bahwa daging itu bukan daging domba
ataupun daging rusa.
0 Comments