Al-Qur'an Dasar Tanya Jawab Ilmiah - Nazwar Syamsu (bagian 4)
February 12, 20126. Adakah ketentua dalam Al-Qur'an yang menyatakan bahwa bintang-bintang pada gal;xy lain dikitari juga oleh planet-planet?
Al-Qur'an memang ada menerangkan bahwa semua bintang dalam galaxy kita maupun yang berada dalam galaxy lain senantiasa dikitari oleh planet-planet seperti Bumi yang kita diami. Hal ini disebut pada ayat 37/6 yang memakai istilah KAWAKIB jama' dari KAWKAB yaitu istilah yang dipakai dalam menerangkan mimpi Nabi Yusuf tersebut pada ayat 12/4.
Dengan keterangan ayat 37/6 diatas nyatalah semua bintang dikitari oleh p[anet-planet yang sengaja diciptakan Allah untuk tempat kediaman dan untuk tempat berkembangnya masyarakat manusia ramai sebagai yang dimaksud pada ayat 11/7, 21/104, 55/10, terutama sekali tersebut pada ayat 2/29 dan 7/10.
Para ahli angkasa diakhir abad 14 Hijriyah telah mengirakan bahwa semua bintang itu atau sebagiannya memang dikitari planet yang sama dengan yang ada dalam Tatasurya kita, tetapi mereka belum dapat memastikan semuanya karena mereka belum dapat melihat wujud nyata adanya planet-planet itu dengan teleskop yang mereka pakai.
7. Berapakah banyak bintang-bintang di angkasa itu menurut keterangan Al-Qur'an?
Bintang-bintang di angkasa raya tidak terhitung jumlahnya, malah satu galaxy saja ada jutaan dan galaxy yang demikian itu jutaan pula banyaknya. Al-Qur'an tidak memberikan jumlah yang pasti tentang berapa banyak bintang di angkasa luas itu karena di samping tidak ada gunanya bagi manusia dalam kehidupan di dunia kini juga bintang-bintang lain itu tidak ada hubungannya dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan dal;am Tatasurya kita. Walaupun begitu sebagai bandingan Al-Qur'an memberikan permisalan bahwa bintang di angkasa itu sebanyak pohon di Bumi ini. Baik bintang maupun pohon sama-sama patuh hukum Allah. Keterangan ini termaktub pada ayat 55/6.
8. Betapakah luasnya semesta Raya ini ?
Manusia tidak mengetahui berapa luasnya semesta raya ini karena memang mereka ketiadaan alat untuk menentukan, sama keadaannya dengan cara menghitung jumlah bintang. Dalam pada itu manusia Bumi mempunyai dua macam pendapat. Di satu fihak disangkakan semesta ini tidak terbatas dengan istilah EXPANDING yaitu senantiasa meluas, dan ini didasarkan atas teori Eldwin Hubble. Di fihak lain disangkakan semesta raya ini mempunyai batas dengan istilah STATIC dalam daerah tertentu dimana jutaan galaxy bergerak melengkung 360 derajat. Hal ini didasarkan atas teori RELATIVITY Einstein.
Dalam pada itu Al-Qur'an pada ayat 16/12 menerangkan bahwa bintang di angkasa itu bergerak menurut ketentuan Allah. Dan ayat 70/4 sampai dengan 70/7 menjelaskan bahwa semesta raya itu berputar di sumbunya selama 50.000 tahun Qomariah. Kalau manusia ramai menganggap daerah itu sangat luas di mana jutaan milyar bintang bergerak pada satu jurusan dengan posisi masing-masingnya sangat berjauhan, tetapi oleh Allah hal demikian dekat saia denga arti bahwa disemua bintang itu berlaku hukum Allah yang setiap saat dapat melihat, mengatur dan mengetahui setiap gerak yang berlaku.
Satu hari di Bumji adalah 24 jam karena selama itulah Bumi ini berputar di sumbunya 360 derajat. Satu hari Tatasurya yaitu 1000 tahun menurut ayat 22/47 karena selama itu pula planet yang terjauh dari surya beredar 360 derajat. Jika orang dapat mengetahui berapa kecepatan gerak planet terjauh itu dalam satu jam maka dapatlah diperhitungkan betapa luasnya daerah Tatasurya kita ini. Begitu pula mengenai luas daerah semesta raya yang satu harinya selama 50.000 tahun itu. Hanya sayang sekali bahwa orang tidak dapat mengetahui bintang mana yang bertindak selaku bintang terpinggir dari semesta raya yang luas itu tentunya juga tidak dapat mengetahui kecepatan geraknya. Alhasil, orang tidak akan dapat mengukur betapa luasnya daerah semesta tersebut.
Walaupun begitu, masih ada faedah yang mungkin diambil dari ketentuan kedua ayat suci diatas tadi yaitu dalam hal yang menyangkut dengan jam atau hari. Istilah ini menyimpulkan bahwa seluruh gerak bintang di angkasa itu menuju pada satu arah, PARALEL, dari barat ke timur melengkung 360 derajat dan berkelanjutan. Keadaannya sama dengan gerak planet dalam Tatasurya kita, semuanya satu arah. Gerak melengkung 360 derajat ber kelanjutan dinamakan hari. itulah waktu yang di Bumi dibagi-bagi menjadi jam dan detik. Dari semua ini dapatlah dirumuskan bahwa Al-Qur'an mengajarkan teori PARALELisme atas gerak benda-benda angkasa.
Al-Qur'an memang ada menerangkan bahwa semua bintang dalam galaxy kita maupun yang berada dalam galaxy lain senantiasa dikitari oleh planet-planet seperti Bumi yang kita diami. Hal ini disebut pada ayat 37/6 yang memakai istilah KAWAKIB jama' dari KAWKAB yaitu istilah yang dipakai dalam menerangkan mimpi Nabi Yusuf tersebut pada ayat 12/4.
Dengan keterangan ayat 37/6 diatas nyatalah semua bintang dikitari oleh p[anet-planet yang sengaja diciptakan Allah untuk tempat kediaman dan untuk tempat berkembangnya masyarakat manusia ramai sebagai yang dimaksud pada ayat 11/7, 21/104, 55/10, terutama sekali tersebut pada ayat 2/29 dan 7/10.
Para ahli angkasa diakhir abad 14 Hijriyah telah mengirakan bahwa semua bintang itu atau sebagiannya memang dikitari planet yang sama dengan yang ada dalam Tatasurya kita, tetapi mereka belum dapat memastikan semuanya karena mereka belum dapat melihat wujud nyata adanya planet-planet itu dengan teleskop yang mereka pakai.
7. Berapakah banyak bintang-bintang di angkasa itu menurut keterangan Al-Qur'an?
Bintang-bintang di angkasa raya tidak terhitung jumlahnya, malah satu galaxy saja ada jutaan dan galaxy yang demikian itu jutaan pula banyaknya. Al-Qur'an tidak memberikan jumlah yang pasti tentang berapa banyak bintang di angkasa luas itu karena di samping tidak ada gunanya bagi manusia dalam kehidupan di dunia kini juga bintang-bintang lain itu tidak ada hubungannya dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan dal;am Tatasurya kita. Walaupun begitu sebagai bandingan Al-Qur'an memberikan permisalan bahwa bintang di angkasa itu sebanyak pohon di Bumi ini. Baik bintang maupun pohon sama-sama patuh hukum Allah. Keterangan ini termaktub pada ayat 55/6.
8. Betapakah luasnya semesta Raya ini ?
Manusia tidak mengetahui berapa luasnya semesta raya ini karena memang mereka ketiadaan alat untuk menentukan, sama keadaannya dengan cara menghitung jumlah bintang. Dalam pada itu manusia Bumi mempunyai dua macam pendapat. Di satu fihak disangkakan semesta ini tidak terbatas dengan istilah EXPANDING yaitu senantiasa meluas, dan ini didasarkan atas teori Eldwin Hubble. Di fihak lain disangkakan semesta raya ini mempunyai batas dengan istilah STATIC dalam daerah tertentu dimana jutaan galaxy bergerak melengkung 360 derajat. Hal ini didasarkan atas teori RELATIVITY Einstein.
Dalam pada itu Al-Qur'an pada ayat 16/12 menerangkan bahwa bintang di angkasa itu bergerak menurut ketentuan Allah. Dan ayat 70/4 sampai dengan 70/7 menjelaskan bahwa semesta raya itu berputar di sumbunya selama 50.000 tahun Qomariah. Kalau manusia ramai menganggap daerah itu sangat luas di mana jutaan milyar bintang bergerak pada satu jurusan dengan posisi masing-masingnya sangat berjauhan, tetapi oleh Allah hal demikian dekat saia denga arti bahwa disemua bintang itu berlaku hukum Allah yang setiap saat dapat melihat, mengatur dan mengetahui setiap gerak yang berlaku.
Satu hari di Bumji adalah 24 jam karena selama itulah Bumi ini berputar di sumbunya 360 derajat. Satu hari Tatasurya yaitu 1000 tahun menurut ayat 22/47 karena selama itu pula planet yang terjauh dari surya beredar 360 derajat. Jika orang dapat mengetahui berapa kecepatan gerak planet terjauh itu dalam satu jam maka dapatlah diperhitungkan betapa luasnya daerah Tatasurya kita ini. Begitu pula mengenai luas daerah semesta raya yang satu harinya selama 50.000 tahun itu. Hanya sayang sekali bahwa orang tidak dapat mengetahui bintang mana yang bertindak selaku bintang terpinggir dari semesta raya yang luas itu tentunya juga tidak dapat mengetahui kecepatan geraknya. Alhasil, orang tidak akan dapat mengukur betapa luasnya daerah semesta tersebut.
Walaupun begitu, masih ada faedah yang mungkin diambil dari ketentuan kedua ayat suci diatas tadi yaitu dalam hal yang menyangkut dengan jam atau hari. Istilah ini menyimpulkan bahwa seluruh gerak bintang di angkasa itu menuju pada satu arah, PARALEL, dari barat ke timur melengkung 360 derajat dan berkelanjutan. Keadaannya sama dengan gerak planet dalam Tatasurya kita, semuanya satu arah. Gerak melengkung 360 derajat ber kelanjutan dinamakan hari. itulah waktu yang di Bumi dibagi-bagi menjadi jam dan detik. Dari semua ini dapatlah dirumuskan bahwa Al-Qur'an mengajarkan teori PARALELisme atas gerak benda-benda angkasa.
0 Comments