Bahan-Bahan kimia Berbahaya dalam Makanan
February 26, 2012
Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita  dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya  dalam waktu yang lama.
Dampak negatif yang bisa terjadi adalah  dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir, dan  lain-lain. Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahan-bahan kimia  itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita lakukan adalah  meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas yang  disarankan. Karena selain banyak tersedia di pasaran, bahan-bahan  tersebut juga harganya yang relatif sangat murah.
Berikut adalah contoh bahan-bahan yang bersifat racun yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari :
1. Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk kristal putih,  tidak berbau dan sangat manis, kira-kira 550 kali lebih manis dari pada  gula biasa. Oleh karena itu ia sangat populer dipakai sebagai bahan  pengganti gula. Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin  selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih  (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa  seumur hidup).
Sekalipun hasil penelitian  ini masih kontroversial, namun kebanyakan para epidemiolog dan peneliti  berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker  kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai,  khususnya pada kaum laki-laki.  Food and Drug Administation (FDA)  Amerika menganjurkan untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para  penderita kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar tidak melampaui 1  gram setiap harinya.’
2. Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih,  tidak berbau dan kira-kira 30 kali lebih mains dari pada gula tebu  (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan  dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit. Siklamat  dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel leukosit dan  monolayer manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom sel-sel  tersebut pecah. Tetapi hewan percobaan yang diberi sikiamat dalam jangka  lama tidak menunjukkan pertumbuhan ganda. Di Inggris penggunaan  siklamat untuk makanan dan minuman sudah dilarang, demikian pula di  beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.
3. Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal  yang tak berwama atau sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai  bubuk, butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat  digemari, antara lain untuk mempertahankan warna asli daging serta  memberikan aroma yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham,  dan lain-lain. Untuk pembuatan keju dianjurkan supaya kandungan sodium  nitrit tidak melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan  pemberi aroma yang khas bervariasi antara 150 – 500 ppm. Sodium nitrit  adalah precursor dari nitrosamines, dan nitrosammes sudah dibuktikan  bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan. Oleh karena  itu, pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melampaui  500 ppm. Makanan bayi sama sekali dilarang mengandung sodium nitrit.
4. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling  banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau  dan coklat.  Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning  adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk  golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit  dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit  mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna  favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan.
5. Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin  adalah penyedap masakan dan sangat populer di kalangan para ibu  rumahtangga, warung nasi dan rumah makan. Hampir setiap jenis makanan  masa kini dari mulai camilan untuk anak-anak seperti chiki dan  sejenisnya, mie bakso, masakan cina sampai makanan tradisional sayur  asam, lodeh dan bahkan sebagian masakan padang sudah dibubuhi MSG atau  vetsin. Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan  nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan  dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan  hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.
Bahaya di Masa Mendatang
Dari beberapa contoh bahan kimia beracun  yang sehari-hari dipergunakan sebagai zat tambahan dalam makanan dan  dipakai secara meluas di kalangan masyarakat, maka bahaya dalam jangka  panjang sudah dapat perkirakan. Untuk mencegah hal ini, pemerintah harus  sudah berani melakukan tindakan preventif mulai sekarang dan jangan  menunggu-nunggu kalau sudah ada korban.
Hal lain yang perlu diingatkan, cara  pemakaian MSG atau vetsin yang sudah sangat meluas dan berlebihan pada  saat ini perlu mendapat perhatian khusus, karena MSG sangat mutagenik  dan karsinogenik, khusus terhadap hati, kolon, ginjal, otak dan  lain-lain.
 
 
0 Comments