KENAPA PARA NABI SEMUANYA BERASAL DARI JAZIRAH ARAB?
February 15, 2012
Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, NABI adalah pemimpin umat yang dipanggil Allah untuk memperingati mereka agar tidak menyimpang dari perintah-perintah Allah.
Sebagian aliran Kristen memahami "nabi" sebagai orang yang meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang jauh ke depan. Kitab Daniel, misalnya, sering ditafsirkan dalam cara ini dan seringkali dihubungkan dengan ramalan-ramalan tentang kiamat atau akhir zaman.
Nabi dalam agama Islam merupakan orang yang diberi wahyu oleh Allah sebagai panduan hidup.Al-Qur'an menyebut beberapa orang sebagai nabi.
Nabi pertama adalah Adam, sedangkan nabi sekaligus Rasul terakhir ialah Nabi Muhammad.
Terdapat 124.000 Nabi dalam kepercayaan Islam, 25 yang wajib diketahui.
Namun dari seluruh Nabi dan Rosul tersebut semuanya berasal dari geografis yang sama yaitu di Jazirah Arab.
Semenanjung Arab |
Mungkin masih ada diantara pembaca yang penasaran, kenapa Nabi dan Rosul yang dipilih oleh Tuhan adalah Orang dari Jazirah Arab semua?
Kenapa Tuhan tidak memilih Nabi dan Rosul dari tempat lain, Asia, Eropa atau Afrika?
Padahal kebaikan ini (Islam) harus disampaikan kepada semua orang diseluruh dunia.
Bagaimana nasibnya bagi mereka yang tidak seberuntung kita dan tidak memiliki kesempatan untuk mengenai Islam?
Kali ini, dengan berbekal dari beberapa sumber yang pernah saya baca... saya akan menjelaskan sedikit tentang perihal ini.
Nabi dan rasul yang kita kenal itu sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah mereka sesungguhnya.
Dan 25 nabi dan rasul itu hanyalah mereka yang namanya disebutkan di dalam Al-Quran Al-Karim secara jelas.
Meski di dalam Al-Quran Al-Karim, Allah SWT menyebutkan beberapa orang yang sebenarnya nabi tapi tidak disebutkan siapa nama mereka.
Misalnya di dalam surat Al-Kahfi, orang itu hanya disebutkan sebagai hamba yang shalih tanpa disebutkan identitasnya atau namanya. Para mufassir mengatakan bahwa hamba yang shalih itu adalah nabi Khidhr 'alaihissalam.
Begitu juga nabi untuk Bani Israil yang menyebutkan bahwa mereka akan dipimpin oleh seorang raja baru yang namanya Thalut. Nabi itu diceritakan dalam Al-Quran Al-Karim tapi tidak disebutkan namanya.
Allah SWT berfirman:
Dan rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu....(QS. An-Nisa: 164).
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada yang tidak Kami ceritakan kepadamu..(QS. Al-Mu'min: 78).
Jadi, karena jumlah yang kita ketahui itu sangat sedikit itu, kita tidak bisa mengatakan bahwa selain di Timur Tengah tidak ada nabi.
Yang benar adalah bahwa riyawat nabi-nabi yang kita kenal memang umumnya yang tinggal di Timur Tengah.
Terutama di wilayah Syam, karena itu, negeri itu disebut dengan Ardhul Anibya' atau negeri para nabi.
Tapi bukan berarti tertutup kemungkinan sama sekali di belahan bumi lainnya pernah ada nabi. Karena logika Al-Quran Al-Karim menyebutkan bahwa tidak mungkin ada suatu ummat atau kaum, kecuali Allah SWT telah mengirim kepada mereka nabi/ rasul. Sebagaimana firman Allah SWT:
Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
(QS. Faathir: 24).
Sedangkan sunnah nabawiyah memberi informasi lebih detail tentang jumlah nabi dan rasul.
Abu Zar bertanya kepada Rasulullah SAW, "Berapakah jumlah para nabi." Beliau SAW menjawab, "Mereka berjumlah 124.000 orang, sebanyak 315 dari mereka adalah Rasul."
(HR Ahmad dalam musnadnya dan Al-Bani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dengan demikian, bisa kita gambarkan bahwa kalau yang kita kenal ini baru sekitar 25 orang Nabi, maka selain mereka itu, ternyata masih ada begitu banyak nabi dan rasul sepanjang zaman. Jumlah yang sampai 124.000 itu tentu saja sangat banyak untuk bisa mengcover seluruh komunitas umat manusia, di mana pun mereka berada.
Sebab kita tahu bahwa setiap peradaban manusia itu datang ke dunia ini silih berganti. Terkadang sebuah peradaban bisa maju dan berkuasa di muka bumi, namun ada gilirannya peradaban itu runtuh tanpa meninggalkan jejak apapun. Sehingga orang-orang yang hidup sesudahnya sama sekali tidak pernah mengetahui keberadaan peradaban itu sebelumnya.
Wallahu A`lam Bish-shawab...
7 Comments